Berita Flores Timur
Pemakaman Bocah Tersengat Listrik Dihadiri PT PLN ULP Adonara
Managemen PT PLN ULP Adonara turut menghadiri prosesi pemakaman bocah Khailas Ola (4) tersengat listrik di Desa Lambunga, Kecamatan Kelubagolit.
Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM, Amar Ola Keda
TRIBUN FLORES.COM,LARANTUKA-Manajemen PT PLN ULP Adonara, menghadiri pemakaman bocah empat tahun, Khailas Ola, meninggal tersengat arus listrik di Desa Lambunga, Kecamatan Kelubagolit, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Kamis 25 November 2021 sekitar pukul 14.00 Wita.
"Atas nama PLN, saya ucapkan turut berbelasungkawa atas kejadian tersebut. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran," kata Manager PT PLN ULP Adonara, Theo Aji Caraka, kepada wartawan, Sabtu 27 November 2021.
Theo Aji mengaku sudah bertemu dan menghadiri prosesi pemakaman sebagai dukungan moril. Selain juga menyerahkan bantuan sosial kepada keluarga korban.
"Keluarga sudah menerima kejadian itu sebagai musibah dan memahami penyebabnya dari sisi instalasi. PLN tetap memberikan dukungan moril dan hadir dalam proses pemakaman korban," ujar Theo Aji.
Baca juga: UMK Flores Timur Naik Rp 21 Ribu, UMP NTT Naik Rp 25 Ribu
Dari penjelasan keluarga, kata Theo Aji, korban tergeletak di bawah kabel arde (grounding instalasi) milik pelanggan dibawah kWH meter yang secara fungsi grounding ini berfungsi sebagai pengaman instalasi saat terjadi petir, sehingga imbas petir langsung disalurkan ke tanah. Hal ini berkaitan dengan kualitas instalasi milik pelanggan perlu adanya perbaikan.
"Awalnya bocah ini bersama dua temannya berada di dalam rumah namun tiba-tiba keluar rumah. Sempat bermain genangan air di lokasi kabel grounding atau engaman petir berada," Theo Aji menirukan penjelasan keluarga.
Pengalaman dari kejadian ini, Theo Aji mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada akan bahaya listrik di musim hujan dengan tidak membuat bangunan di dekat saluran 20 kV, tidak mendekati jaringan listrik saat terjadi petir sehingga terhindar dari bahaya listrik
Sebelumnya keluarga korban, Agel Riangitobi mengatakan, korsleting di rumah itu terjadi akibat kesalahan sambungan kabel oleh petugas PLN saat melakukan instalasi. Pemilik rumah sudah melakukan pengaduan ke PLN, namun tak digubris.
Baca juga: 12 Kasus Pencabulan Anak di Flores Timur Diajukan ke Pengadilan
"Pernah ada yang mau kesetrum. Sejak itu langsung dilaporkan, tapi diabadikan," katanya.
Keluarga korban lainnya, Thomas Dosi Wara membenarkan jika korsleting itu diduga karena salah sambung kabel oleh petugas PLN beberapa waktu lalu.
Sesaat setelah diinstalasi petugas PLN, ia sempat mencoba menghidupkan MCB. Ternyata ada kesetrum di dinding rumah. Mengetahui itu, ia langsung meminta keluarga mengadukan hal itu ke PLN.
"Saya coba hidupkan MCB dan ada strum. Ternyata ada kabel yang terpasang terbalik. Kabel arde (masa) sebenarnya tidak ada arus, tapi karena salah sambung, makanya ada strum. Saya berharap pihak PLN bertanggungjawab atas kejadian ini," tegasnya.