Berita NTT

NTT Pasti Bisa

Keputusan perayaan Hari Pers Nasional 2011 di Kupang dihadiri 1000-an tamu tak bisa dipisahkan dengan mantan Gubernur NTT,Frans Lebu Raya.

Editor: Egy Moa
zoom-inlihat foto NTT Pasti Bisa
ISTIMEWA
Mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, meninggal dunia, Minggu 19 Desember 2021.

Oleh Dion DB Putra, wartawan Pos Kupang

JELANG senja di penghujung April 2010, ponsel Nokia-ku berdering.  Telepon masuk dari Hendry Ch Bangun, wartawan senior Harian Kompas yang sehari-hari menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

"Dion, kami baru selesai rapat pleno pengurus harian PWI Pusat. Dalam rapat tadi pimpinan PWI setuju kalau peringatan Hari Pers Nasional tahun 2011 berlangsung di Kupang sebagaimana permintaan PWI Cabang NTT
tahun yang lalu. Apakah NTT siap?"

"Tugasmu diskusikan segera dengan gubernur dan wakil gubernur serta pimpinan Dewan. Kami tunggu jawaban secepatnya. Kalau NTT tidak siap, PWI akan alihkan ke daerah lain yang mau. Ini sudah antre Sulsel,
Sulut dan Jambi bahkan Jatim. Saya tunggu kabar balik ya..."

Klik! Sambungan telepon terputus.

Galau bergelayut. Sebagai Ketua PWI Privinsi NTT kala itu, perasaaanku campur aduk. Provinsi NTT menjadi tuan rumah HPN, sebuah event akbar berskala nasional dengan tamu undangan lebih dari 1.500 orang? Apakah mungkin?

Baca juga: Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya Dimakamkan di TMP Dharma Loka

Saya ingat tahun 2003 ketika mengikuti Kongres PWI di Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah untuk memilih kembali Drs. Tarman Azzam sebagai ketua umum PWI Pusat. Akomodasi hotel di Palangkaraya minim amat, tetapi PWI Kalimantan Tengah berani ambil tanggung jawab sebagai tuan rumah.

Saya bersama Bernard Tokan dan Aser Rihi Tugu, delegasi PWI NTT kala itu, bahkan nginap di rumah penduduk karena keterbatasan hotel. Selama tiga hari kami merepotkan mantan kepala stasiun RRI Kupang
sekeluarga di Palangkaraya.

Senja itu fokus pikiran saya langsung tertuju ke Gubernur Drs. Frans Lebu Raya, Wakil Gubernur Ir. Esthon L Foenay, dan pimpinan DPRD NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah.

 Keputusan pertama harus datang dari gubernur. Malam itu juga bersama anggota Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Cabang NTT, Om Damyan Godho serta Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Cabang NTT, Bernard Tokan, kami bertemu Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur, Ir. Esthon L Foenay, MSi di rumah jabatan gubernur, Jalan El Tari Kupang.

Saat itu gubernur dan wakil gubernur akan mengikuti acara dengan para tokoh agama. "Ade tolong beritahu Pak Gub kami bertemu tak lama. Mau sampaikan hal yang sangat penting dan mendesak," kataku kepada Ary, ajudan Pak Frans Lebu Raya.

Sebelum menuju tempat acara di aula rumah jabatan, kami bersua duet pemimpin tersebut kira-kira 20 menit.

Baca juga: Pesan Megawati; Kader PDIP Berikan Penghormatan Terbaik Almahrum Frans Lebu Raya

Gubernur Frans Lebu Raya sempat terdiam sesaat setelah menyimak penjelasan saya soal keputusan PWI Pusat memilih NTT sebagai tuan rumah Hari Pers Nasional tahun 2011. Suasana di ruangan itu hening. Tak lama berselang, sambil menatap saya, Frans Lebu Raya berkata, "Kita harus siap. Kalau tidak sekarang
kapan lagi. NTT pasti bisa." Jawaban singkat dan meyakinkan.

"Kita memang banyak keterbatasan, tetapi kalau terus berpikir soal keketerbatasan kita tidak akan pernah jadi tuan rumah event nasional. Saya setuju dengan Pak Gub. Kita pasti bisa jadi tuan rumah yang
baik," kata Wagub Esthon Foenay. Plong sudah perasaan saya.

Kurang lebih 10 menit meninggalkan rumah jabatan gubernur malam itu di tengah hujan lebat disertai sedikit gemuruh halilintar, saya angkat ponsel.

Baca juga: Wagub NTT Josef Nae Soi; Saya Selalu Panggil Ade Frans, Ade Mantan Gubernur NTT

Memencet nomor Hendry Ch Bangun dan mengabarkan kepastian NTT siap jadi tuan rumah.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved