Berita Sikka

Pentahelix Tak Keberatan Pembelajaran Tatap Muka di Sikka Tapi Protokol Kesehatan Diperketat

Pembukaan pembelajaran tatap muka sekolah di Kabupaten Sikka disambut sukacita,meskipun juga memunculkan kecemasan penularan Covid-19 di sekolah.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/EGY MO'A
Peserta lokakarya program Usaha Berubah Perilaku Hadapi Covid-19 (UBAH) melakukan diskusi kelompok,Jumat 7 Januari 2022 di Aula Dinas PKO Sikka. 

Laporan wartawan TRIBUN FLORES.COM, Egy Mo'a

TRIBUN FLORES.COM,MAUMERE-Pembukaan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) pada sekolah-sekolah di Kabupaten Sikka direspon sukacita oleh para peserta didik dan para orang tua, meskipun juga menciptakan kecemasan munculnya kluster penularan virus Covid-19.

Pemangku kepentingan bersama multipihak (pentehelix) turut memberi dukungan dan kontribusi pelaksanaan PTM, sehingga anak aman sekolah.

PTM berlangsung Senin, 10 Januari 2022 berselang empat hari setelah Lokakarya Kajian Resiko dan Kebijakan Pandemi Covid-19 pada Sektor Pendidikan untuk Pemangku Kepentingan di Sikka dalam program Usaha Berubah Perilaku Hadapi Covid-19 (UBAH), Kamis-Jumat 6-7 Januari 2022 di Aula Dinas PKO Sikka.

Hal paling urgen dari PTM normal mensyaratkan tersedianya SOP, kesiapan Satgas dan Sarpas, sehingga tidak memunculkan penularan virus Covid-19 di lembaga pendidikan. Bahkan ketika terjadi gejala dialami peserta didik, mudah mengakses layanan kesehatan.

Baca juga: Tekad Tanpa Covid-19 di Sekolah, Sikka Gelar Sekolah Tatap Muka 10 Januari

"Kesenjangan terjadi di antara SOP, Satgas dan Sarpas harus didukung dengan partipasi multipihak, sehingga tatap muka normal jalan nyaman. Meski memang kesiapan di semua lembga pendidikan berbeda-beda,"urai fasilitator nasional Muhammadyah Disaster Management Center (MDMC), Khairul Anas,pada hari kedua lokakarya.

Peserta lokakarya menyepakati lokakarya lanjutan dalam bulan Januari 2022 dan membentuk forum multipihak. Forum ini tak membatasi diri dalam kasus Covid-19, juga berpartisipasi bila terjadi bencana lainnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadyah Kabupaten Sikka, Iksan Wahab, mengaku senang menyaksikan semangat peserta aktif diskusi dalam dua hari lokakarya diharapkan akan berlanjut pada lokakarya selanjutnya.

Isksan Wahab, tak keberatan PTM normal dibuka 100 persen, meskipun kewaspadaan harus ditingkatkan agar tidak muncul kasus penularan dari sekolah-sekolah.

Baca juga: Dua Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa Ditangani Polres Sikka

"PTM layak dibuka,tapi vaksinasi anak usia 6-12 tahun harus dilaksanakan. Kita semua harus bersama-sama mengambil peran untuk mencari jalan keluar, anak-anak bersekolah aman dan kita juga aman,"tandas Iksan.

Manajer Area MDMC Sikka, Darman Eldin, mengaku puas dengan partisipasi peserta multipihak dalam dua hari lokakarya. Diharapkan adalah peserta multipihak (penthelix) menyatukan persepsi bahwa sekolah harus dibuka, anak-anak aman di sekolah.

Ia mengatakan, target keikutserataan kaum perempuan, memberi pikiran dalam diskusi sangat aktif. Kaum perempuan harus bersuara menyumbang gagasan dalam PTM.

"Kalau hanya dua sekolah dampingan (SMA Muhamadyah dan SMA Frater Maumere), kami akan kewalahan. Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang lain, maka keterlibatan multipihak dibutuhkan," ujar Darman Eldin.

Baca juga: Perayaan HAB ke-76 di Sikka, Menteri Agama Tegaskan Perubahan Sikap dan Perilaku

Ia juga tak keberatan sekolah normal dibuka kembali mulai Senin, 10 Januari 2022 dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Multipihak harus bersinergi agar anak-anak aman ke sekolah. Abai Prokes membuka ruang akan memunculkan penularan.

Berita Sikka lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved