Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini, Dibalik Penderitaan Demi Kristus Selalu Ada Sukacita
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan.
Oleh: Pater Fredy Jehadin,SVD
TRIBUNFLORES.COM - Simak renungan Katolik hari ini pekan biasa VI, Sabtu, 19 Februari 2022.
Bacaan pertama, Yakobus 3: 1 - 10.
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Yesus Kristus Adalah Pemimpin yang Transparan
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Kerjasama dengan Orang Sakit Mendatangkan Kebahagiaan dan Keselamatan
INJIL MARKUS 9: 2 - 23
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaianNya sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati.
" Lalu mereka bertanya kepadaNya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu.
Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."
Demikianlah Sabda Tuhan
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Hidup Jujur dan Berpegang Teguh pada Perintah Tuhan
U: Syukur kepada Allah
===============
SIRAMAN ROHANI
Tema:
Di Balik Penderitaan Demi Kristus Selalu Ada Sukacita!
Markus 9: 2 - 13
Saudara-saudari, Injil hari ini menceriterakan kepada kita akan kemuliaan Yesus Kristus di atas Gunung. Kemuliaan Yesus Kristus disaksikan oleh para rasul, bahwa Yesus berubah rupa di depan mata mereka: pakaian Yesus sangat putih berkilat-kilat.
Nampak kepada mereka, Elia bersama Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Pengalaman sukacita itu sepertinya mau dialami terus, dan tidak mau hilang. Para rasul sepertinya mau tinggal terus di atas gunung itu. Karena itu dengan polos, mengatas namai para Rasul, Petrus berkata kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Satu ungkapan bathin yang tulus sesudah mengalami Tuhan secara riil. Sungguh, ketiga murid Kristus sudah menyaksikan sendiri, bahwa Yesus adalah Mesias.
Kini, terkonfirmasilah apa yang sudah dikatakan Petrus, ketika Yesus bertanya kepada mereka, “menurut kamu, siapakah Aku ini?, Petrus berkata: Engkau adalah Mesias!” Di atas gunung ini, Petrus dan kedua murid yang lain, sudah mendengar secara langsung apa yang dikatakan Tuhan siapakah Yesus itu: Dari dalam awan ada suara yang berbunyi: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Jadi Yesus Kristus adalah Anak Allah, Mesias, yang sudah dijanjikan Allah dan kini hadir di tengah manusia, menyelamatkan manusia.
Kemudian sewaktu turun dari gunung, Yesus mengingatkan supaya jangan menceriterakan kepada orang apa yang mereka lihat itu, sebelum Anak manusia bangkit dari antara orang mati.
Peringatan ini secara tidak langsung Yesus mau ingatkan para Rasul, bahwa sebentar lagi Ia akan menghadapi penderitaan. Ia akan disengsarakan, disalibkan dan dibunuh lalu mati di kayu salib.
Mesias harus menderita. Mesias menyelamatkan manusia lewat penderitaan. Jadi penderitaan dan kemuliaan menyatu dalam diri Yesus Kristus selama hidup di dunia ini.
Saudara-saudari, sebagai pengikut Kristus, kepada kita sudah diingatkan oleh Yesus. Kata-Nya: “Barangsiapa mau mengikuti Aku, dia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya lalu mengikuti Aku.” Itu berarti kita juga harus selalu siap sedia untuk menderita demi Kristus. Menderita demi Kristus pasti selalu membuahkan keselamatan dan sukacita.
Karena itu, janganlah merasa takut kalau kita ditantang dan alami penderitaan demi Kristus. Ingatlah para Rasul dan para martir. Mereka menderita demi Kristus. Pengorbanan mereka sudah mendatangkan sukacita bagi mereka dan inspirasi bagi sesame para pengikut Kristus.
Marilah saudara-saudari, Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kekuatan dan kesabaran agar di saat kita alami tantangan hidup demi iman akan Kristus, kita selalu sanggup menerimanya dengan penuh kesabaran. Percayalah selalu bahwa di balik penderitaan demi Kristus selalu ada sukacita.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!