Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini, Bagi yang Percaya Tidak Perlu Pembuktian
BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adal
Oleh : Pater Fredy Jehadin,SVD
TRIBUNFLORES.COM - Simak renungan Katolik hari ini, Selasa 10 Mei 2022.
BACAAN PERTAMA Kisah Para Rasul 11: 19 - 26 dan INJIL YOHANES 10: 22 - 30
Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepadaNya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.
" Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu.
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Yesus Kristus adalah Pintu Keselamatan Kita
Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.
BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Benarkah Perkataan Yesus Kristus Itu Keras?
SIRAMAN ROHANI
Tema: Bagi Yang Percaya Tidak Perlu Pembuktian!
Yohanes 10: 22 - 30
Saudara-saudari
Dua bacaan hari ini melukiskan dua sikap yang berbeda. Bacaan pertama yang diambil dari Kisah Para Rasul 11:19-26 melukiskan bagaimana para murid Yesus, sesudah kematian Stefanus, banyak yang keluar dari Yerusalem pergi mewartakan Injil Kristus. Mereka menyaksikan kepada banyak orang bahwa Yesus adalah Tuhan.
Mereka berani katakan demikian karena mereka sungguh percaya pada-Nya dan sudah mengalami sendiri apa yang sudah diperbuat Yesus. Mereka juga merasakan bahwa Yesus Kristus selalu bekerja di dalam diri mereka dan selalu menyertai mereka ke mana saja mereka pergi. Itulah sikap orang yang sungguh percaya pada Tuhan.
Mereka tidak bimbang lagi, tidak bertanya lagi kepada Yesus: siapakah Engkau!
Dalam bacaan Injil hari ini - Yohanes 10: 22 – 30- kita mendengar bahwa orang-orang Yahudi datang mengelilingi Yesus dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Inilah sikap dari orang yang tidak percaya. Karena pada kenyataannya, Yesus sudah menjelaskan kepada mereka dan di depan umum, bahwa Dia adalah Anak Allah.
Yesus sudah membuktikan dirinya, bahwa Dia adalah Anak Allah lewat mujizat-mujizat yang sudah dikerjakan-Nya. Dia menghidupkan orang mati, hanya Tuhan saja yang bisa memberi hidup kepada orang mati, karena Dialah sumber kehidupan; Dia merubah air menjadi anggur, bagi Tuhan segalanya mungkin; Dia memperbanyakan roti dan ikan. Itulah bukti kuasa Tuhan, bahwa dalam dirinya terdapat kelimpahan.
Tiada kekurangan dalam diri Tuhan. Tetapi mengapa orang-orang Yahudi selalu meminta Yesus untuk membuktikan dirinya bahwa Dia adalah Mesias? Alasan yang paling mendasar dan utama adalah bahwa hati mereka sungguh tidak terbuka menerima apa yang diajarkan Kristus. Hati dan pikiran mereka pada dasarnya sudah tertutup untuk menerima Yesus.
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Tinggallah Dalam Kasih Dan Genggaman Allah!
Apa pun yang dikatakan Yesus bagi mereka tidak punya arti. Satu kecendrungan sikap yang sangat kuat dalam diri orang-orang yang tidak percaya dan hatinya tidak mau terbuka menerima orang lain adalah selalu mau meminta bukti.
Saudara-saudari
Kita semua percaya kepada Kristus. Sebagai orang yang percaya kepada-Nya apakah kita sungguh pasrahkan diri kita seutuhnya kepada Dia dan tidak ada tawar-menawar lagi?
Di saat kita mengalami penderitaan, apakah kita pasrah dan menerima penderitaan itu sebagai partisipasi kita dalam penderitaan Kristus, atau kita marah kepada-Nya dan mengadakan tawar-menawar dengan-Nya?
Kita bedroa, semoga Tuhan menguatkan iman kita, agar kita selalu setia kepada-Nya dan tekun menjalankan perintah-Nya.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!