Kunjungan Presiden Jokowi
Kain Ikat Tenun Jokowi Terbuat Serat Bambu dan Pewarna Alam, Selesai Tenun Dibuat Ritual
Penenun Monika Ngadha tak mampu menyembunyikan rasa sukacita menyaksikan Presiden RI, Joko Widodo mengenakan kain ikat tenun buatnya.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA-Monika Ngadha (76) tak kuasa menyembunyikan kegembiraanya menyaksikan kedatangan Presiden RI, Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriani Widodo ke Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Rabu 1 Juni 2022.
Kain ikat tenun warna biru khas Ngada dikenakan oleh Bupati Ngada, Andreas Paru, kepada Joko Widodo ketika ia telah menjejakan kaki di Bandara Turalelo Soa. Ia dinobatkan menjadi mosalaki (pria yang dihormati).
Tapi tahukah Anda, kalau kain berwarna biru yang dikenakan kepada orang nomor satu di RI merupakan karya Monika bersama anggota Kelompok Tenun Ikat Indigo Langa.
"Saya bersama anggota kelompok Tenun Ikat Indigo Langa, begitu juga suami dan anak-anak saya sangat bangga dan terharu karena bapak Presiden bisa pakai kain tenun kami yang kami buat," ungkap Monika didampingi suami Petrus Djawa Sury dan anak-anaknya,Kamis 2 Juni 2022.
Baca juga: Monika Terharu Kain Tenunanya Dipakai Presiden Jokowi Kunjungi Ngada

Monika menuturkan, kain tersebut dipesan sejak tiga bulan lalu oleh Bupati Ngada menyampaikan bahwa kain itu diperuntukkan kepada Presiden Jokowi.
Semenjak pemesanan itu, Monika bersama anggota kelompok tenun mulai menyiapkan bahan-bahan. Benang kain dari serat bambu dipesan dari Jakarta, sedangkan bahan-bahan pewarna berasal dari bahan alami seperti rumput tarung untuk bahan pewarna biru dan bahan alam lainya.
Semua bahan-bahan disiapkan, Monika bersama anggota kelompok mulai bekerja. Berbagai motif yang dibuat pada kain tenun ikat itu berupa motif kuda, anting-anting, tombak dan mata nitu dan berbagai motif lainya. Harganya Rp 7 juta.
Usaha menenun dijalankan Monika sejak 2012. Kain yang dihasilkan sudah memiliki ijin hak cipta dengan merk Indigo.
Baca juga: Momen Warga Ngada NTT Sambut Presiden Jokowi dan Iriana
Monika mengatakan, kain yang diproduksi oleh Kelompok Indigo Langa sudah terkenal di tingkat nasional dan internasional. Pada tahun 2020, Monika diundang ke Thailand mempromosikan kain tenun ikat itu.
"Saya sudah pergi ke Thailand untuk promosikan kain tenun ini. Kain tenun produk kami ini juga sudah dipromosikan dan sudah tersebar di berbagai negara," ungkap Monika.
Monika juga berharap kain tenun ikat Ngada semakin terkenal di mata dunia, setelah Presiden RI, Joko Widodo mengenakannya.
Petrus Djawa Sury, juga mengaku sangat bahagia karena kain tenun ikat hasil karya istrinya bersama anggota kelompok Indigo dipakai presiden Jokowi.
Dikatakan Petrus, setelah kain itu selesai ditenun pada minggu yang lalu diserahkan kepada Bupati Ngada untuk kemudian dipakai Presiden Jokowi. Namun sebelum Presiden Jokowi mengenakan kain itu, telah dilakukan ritual adat sebab kain itu dibuat dengan bahan perwarna alami.
Baca juga: Pakai Seng, Panci dan Baskom Tutup Kepala, Warga Ngada Bertahan Hujan Menanti Presiden Jokowi
"Jadi dibuatkan ritual adat dulu sebelum Bapak Presiden pakai, karena kain ini bahan pewarna benangnya digunakan dari bahan perwarna alami dimana sangat menyatu dengan alam," kata Petrus.
Ritualnya menyembelih ayam, beras merah, air kelapa, tembak, sirih pinang. Ritual ini sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada nenek moyang dan alam, sehingga kain yang dipakai bapak presiden benar-benar sudah memiliki aura yang berbeda.
Petrus menambahkan, Monika tetap mempertahankan perwanaan kain dari bahan alam sejak peninggalan nenek moyang. Usaha yang dijalankan sejak dari tahun 2012 dan awalnya ditenun oleh Monika sendiri kemudian dibentuk kelompok tenun ikat Indigo Langa.