Berita Lembata
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global Jadi Isu Prioritas Rencana Pembangunan Lembata
Kepala Bapelitbang Kabupaten Lembata, Mathias Beyeng mengatakan sembilan isu strategis masuk dalam rencana pembangunan daerah Lembata 2023-2025.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Lembata, Mathias Beyeng menyebutkan sebanyak 9 isu strategis yang masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Lembata tahun 2023-2026.
Perubahan iklim dan pemanasan global jadi jadi isu prioritas pertama yang masuk dalam RPD Kabupaten Lembata tersebut.
Hal ini diungkapkannya dalam Diseminasi Hasil Kajian Pangan, Pertanian dan Perubahan Iklim di Lembata di Aula Bappelitbangda, Kamis, 2 Juni 2022. Acara ini diselenggarakan Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) yang bermitra dengan Koalisi Pangan Baik sebagai bagian dari program Memperkuat Suara untuk Aksi Adaptasi Perubahan Iklim.
Manthias Beyeng, menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) kabupaten yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir sebelum tahun 2024 perlu menyusun Rencana Pembangunan Daerah (RPD) periode 2023-2026.
Baca juga: Frater Paul Leo Leu Pimpin SMA SKO SMARD Lembata.
"Kami melakukan kajian. Ada 9 isu strategis ketika susun RPD," kata dia.
Selain isu perubahan iklim dan pemanasan global yang jadi prioritas, Mathias membeberkan sejumlah isu seperti ketahanan pangan, penyakit menular, pemberdayaan perempuan dan stunting.
Said Abdullah, Koordinator Nasional KRKP Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, mengakui ada sejumlah hal yang ditemukan dari diseminasi hasil kajian pangan di Lembata, khususnya di desa Tapobali dan Kelurahan Lewoleba Selatan.
Beberapa hal itu seperti, masyarakat mulai mengungkapkan fenomena-fenomena perubahan iklim. Periode musim hujan makin pendek tapi intensitas curah hujan makin tinggi. Lalu, terjadi perubahan pada pola konsumsi pangan.
Baca juga: Miss Anna Mengajar Bahasa Inggris Gratis di Taman Daun Lembata, Di China Digaji Rp 50 Juta Per Bulan
"Karena produksi pangan sendiri menurun maka konsumsi masyarakat dipenuhi dari pasar. Ini berisiko karena tidak terkontrol. Ancaman kekurangan pangan makin nyata karena produksinya menurun," kata Said.