Berita Sikka

Cerita Pria Asal Makassar, Nekat Rantau Jual Buah-buahan di Maumere, Sikka

"Anak ada lima orang. Tiga masih sekolah sementara dua sudah berhenti. Besok anak saya mau ambil SKHUN, jadi saya pikir juga dengan biaya masuk SMA,"

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAULUS KEBELEN
JUAL BUAH- Toko buah milik Faisal di Kota Maumere, Minggu 12 Juni 2022. 

"Covid memang masalah, ekonomi mandek semua. Buah-buahan mudah rusak karena pembeli nyaris tidak ada," pungkasnya.

Baca juga: Kapolres Sikka, Bupati dan DPRD Apresiasi Bripka Vinsen yang Dirikan Sekolah Gratis di Sikka


Pasutri Jual Ikan

Sementara itu, terik matahari di jagat Kota Maumere, Kabupaten Sikka terasa panas bak sedang terpanggang dalam perapian iklim.

Bolak-balik kendaraan roda dua maupun roda empat tampak ramai melintasi area kompleks Pensip, Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Minggu 12 Juni 2022.

Dibalik sumpeknya hawa kota, terdapat pasangan suami istri (Pasutri) sedang berjibaku menjual ikan. Lokasi jualannya berada persis pada Gapura 'Selamat Datang di Kota Maumere'.

Sebelum menepi ke pinggir Gapura, bola mata pasutri bersahaja itu sudah lebih dulu menyambut kedatangan pembeli yang mampir sejenak di tempat jualannya.

"Selamat berhari minggu juga. Nama saya Maria Yuyun, suami saya namanya Virgius. Kami tinggal di pinggir pantai Kelurahan Waioti," sahut Maria Yuyun saat diwawancarai TRIBUN.FLORES.COM.

Menjual ikan pinggir jalan sudah jadi mata pencaharian mereka selama kurang lebih 12 tahun. Setiap hari, keduanya berbagi tugas jaga jika salah satu dari mereka belum makan pagi atau malam. Kadang pasutri itu ditemani anaknya ketika liburan dan selepas pelajaran sekolah.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Dalam Allah Tritunggal Ada Satu Kesatuan yang Tak Terpisahkan

"Kami baku ganti. Jam makan siang, salah satu dari kami pulang makan lalu istirahat sebentar. Setelah itu kami gantian lagi sampai malam hari," jelasnya.


Biayai Sekolah Anak

Wajah pasutri itu sontak bercahaya saat pengendara membeli beberapa ekor ikan yang terutas dari daun lontar.

Adakalanya calon pembeli hanya sekadar tawar lalu pergi, namun mereka sama sekali tak kesal apa lagi menaruh dengki.

Dari hasil menjual ikan, Kata Maria Yuyun, uangnya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari hingga biaya pendidikan anak.

"Anak ada lima orang. Tiga masih sekolah sementara dua sudah berhenti. Besok anak saya mau ambil SKHUN, jadi saya pikir juga dengan biaya masuk SMA," ceritanya.

Ikan yang mereka jual dibanderol dengan harga Rp.10.000 sampai Rp.20.000. Dalam sehari, pasutri bersahaja itu membuat target satu boks ikan habis terjual.

Baca juga: Masyarakat Bisa Pantau Live Score Peserta Seleksi Catar Kemenkumham

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved