Flores Bicara
Karutan Larantuka Bilang Warga Flores Timur Sangat Ramah
Karutan Solichin mengungkapkan pendapatnya tentang pribadi orang Flores Timur. Menurutnya, orang Flores Timur itu terkenal dan ramah menyambut orang.
"Saya pas tau itu ketika menerima SK. Setelah itu saya searching di google dan baru tahu oh ternyata ada Larantuka yang karena yang dikenal di Jawa itu Flores," tuturnya.
"Kesan pertama ketika tiba di Larantuka,"ucap Solichin, sebelumnya ia mendengar cerita dari teman-teman kalau orang NTT itu keras. Tapi setelah ia datang disini, didapati kenyataan yang berbeda sekali. Berbeda dengan apa yang dikatakan teman-temannya.
"Contoh halnya di sini, warga binaan yang ada di Larantuka yah, saya selalu datang mendekati mereka dan pada saat datang bertatapan-bertemu langsung, mereka itu langsung bertegur sapa. Ramah sekali," ungkapnya.
Lanjutnya, pokoknya kesan yang didapatkan itu sangat baik. Solichin merasa diterima oleh para warga binaan yang ada di Rutan Kelas IIB Larantuka.
Selain itu, hal unik lain yang didapatkan Solichin adalah tolrensi beragama yang ada di dalam lingkungan Rutan Kelas IIB Larantuka.
"Umumnya di sini nasrani yah, dan saya sendiri agama muslim. Dan yang saya lihat di sini toleransi beragama yang dijalin di sini sangat baik," ungkapnya.
Dari pengalaman Solichin, daerah Larantuka adalah daerah religius lebih khusus pada aktivitas kerohanian umat Katolik. Satu hal yang ia tahu adalah prosesi semana santa yang mendunia. Meskipun daerah ini kental dengan kekatolikan tapi toleransinya terhadap agama lain itu sangat luar biasa baik.
Tertanggal hari kemarin, 26 Juni 2022, jumlah seluruh warga binaan Rutan Kelas IIB Larantuka 177 orang dengan perincian, perempuan berjumlah 5 orang selebihnya laki-laki.
Ketika Solichin, bertugas di Larantuka ia menggunakan pendekatan persuasif ketika membina para warga rutan. Mengingat, di rutan banyak warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki watak yang berbeda-beda.
"Saya selalu gunakan pendekatan persuasif. Keluh-kesah mereka itu saya dengar. Tujuan adalah supaya mereka dapat merasa diayomi atau diperhatikan bukan diterlantarkan," ungkapnya.
Baca juga: Fraksi PDIP Desak Pemkab Ende Realisasikan Insentif Bosda Guru Honor
Untuk tindakan positif yang dilakukan WBP, Solichin katakan selalu ia tindak lanjuti dan ia penuhi.
Hal ini, diupayakan agar WBP merasa nyaman selama menjalani masa hukuman.
"Supaya mereka merasa nyaman. Dia nggak tertekan. Kesannya seperti ini rumah mereka sendiri," tandasnya.
Akhirnya, hubungan WBP dengan petugas lapas menjadi harmonis. Tidak ada kesenjangan sosial dalam lingkurang Rutan Larantuka.
Setelah 6 Bulan Bertugas