Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Senin 31 Oktober 2022, Berbagi kepada Sesama Tanpa Mengharapkan Imbalan
Mari kita simak Renungan Harian Katolik hari ini, Kebahagiaan Sejati Diperoleh Sesudah Membagi Dengan Tulus Kepada Sesama Tanpa Mengharapkan Imbalan!
Oleh: Pater Fredy Jehadin, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Simak Renungan Harian Katolik Senin 31 Oktober 2022.
Renungan Harian Katolik hari ini dibawakan oleh Pater Fredy Jehadin, SVD.
Tema Renungan Harian Katolik hari ini yaitu Kebahagiaan Sejati Diperoleh Sesudah Membagi Dengan Tulus Kepada Sesama Tanpa Mengharapkan Imbalan!
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 30 Oktober 2022, Usaha Kita Mencari Tuhan Mendatangkan Sukacita
BACAAN PERTAMA
Filipi 2: 1 - 4
INJIL LUKAS
14: 12 - 14
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 30 Oktober 2022, Perjumpaan dengan Yesus Menjadikan Kita Manusia Baru
SIRAMAN ROHANI
Tema: Kebahagiaan Sejati Diperoleh Sesudah Membagi Dengan Tulus Kepada Sesama Tanpa Mengharapkan Imbalan!
Lukas 14: 12 - 14
Saudara-saudari
Pernahkah saudara mengundang orang miskin dan menderita datang makan bersama anda di rumah atau di tempat rekreasi? Bagaimana perasaan anda di kala melihat mereka makan dengan penuh semangat dan bahagia menanggapi undangan anda?
Saudara-saudari
Hari ini Yesus menantang kita, para pengikutNya, kataNya: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau keluargamu atau tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasannya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan bahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu, Sebab engkau akan mendapat balasnya pada kebangkitan orang-orang benar.” Lukas 14: 12 - 14
Saudara-saudari
Kalau saya refeksikan apa yang dikatakan Yesus ini, secara pribadi saya boleh katakan bahwa benar sekali apa yang dikatakanNya. Dari pengalaman pribadi, kalau seorang teman pastor mengundang saya makan di restoran, maka pada waktu yang sama, muncul dalam pikiran dan hati saya rasa tanggungjawab moral untuk mengundangnya sekali waktu, membalas kebaikannya. Sebelum saya membalas kebaikannya, maka perasaan saya pun tetap terganggu. Kepuasan baru terasa, kalau saya sudah membalas kebaikannya. Itulah kecendrungan yang terjadi pada diri manusia yang berada secara ekonomis. Kebahagiaan yang saya alami dalam konteks seperti ini boleh saya katakan sebagai kebahagiaan semu. Mengapa? Karena saya selalu didorongan oleh rasa tanggungjawab untuk membalas kebaikan orang lain.
Saudara-saudari… Adalah sangat berbeda kalau kita melakukan kebaikan kepada orang yang sama-sekali tidak bisa membalas kebaikan kita. Kebahagiaan yang kita bagikan kepada orang miskin dan menderita misalnya adalah kebahagiaan sejati. Kita bahagia karena apa yang kita berikan sudah membahagiakan orang lain. Secara emosional dan mental kita bebas dari godaan, bebas dari kecendrungan kemanusiaan kita mengharapkan imbalan dari mereka yang dibantu karena mereka tidak punya sarana untuk membalas kebaikan kita. Kita merasa bahagia karena kita sudah membahagiakan orang lain. Kebahagiaan yang kita alami dalam hal ini sesungguhnya adalah kebahagiaan sejati. Jadi Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang dirasakan atau diperoleh setelah orang yang dibantu alami kebahagian karena kebaikan kita. Kita memberinya dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Mereka bahagia dan kita yang membantu pun bahagia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Oktober 2022, Rendah Hati Ibu dari Semua Sifat yang Baik
Marilah saudara-saudari… Sebagai pengikut Kristus, kita selalu didorong untuk promosikan semangat Injil ini, yaitu membagi kebahagian dengan tulus kepada yang miskin dan menderita tanpa mengharapkan imbalan.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu mendorong kita untuk melayani yang miskin dan menderita dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.