Injil Katolik Hari Ini
Bacaan Injil Katolik Jumat 18 November 2022, Lengkap Renungan Harian Katolik
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari kita simak bacaan Injil Katolik Jumat 18 November 2022.
Hari jumat biasa XXX III dengan warna liturgi hijau.
Hari jumat pesta St. Romanus dr Antiokia; B. Grimoaldo
BACAAN I: Why. 10:8-11
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 18 November 2022, Berani Membersih Diri dari Segala Egoisme
MAZMUR: 119:14.24.72.103.111.131;
BACAAN INJIL: Lukas 19:45-48
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Renungan Harian Katolik
Semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia, tempat ibadat dan khususnya gereja-gereja menjadi tempat yang sepi, lengah dari hiruk pikuk. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya: gereja kosong di hari Minggu dan hari raya.
Pandemi Covid-19 benar-benar telah mengubah dunia, dan kita diundang untuk menyesuaikan diri dengan peradaban baru ini.
Hari ini, bacaan Injil berbicara tentang Yesus yang 'mengosongkan' bait Allah karena bait Allah disalahgunakan oleh para pedagang: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun"(Luk. 19: 46). Yesus tidak rela melihat rumah Bapa dijadikan tempat berdagang, maka Dia mulai mengusir semua pedagang dari bait Allah.
Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Kamis 17 November 2022, Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan
Yesus mau bait Allah bersih dari dari segala kepentingan pribadi.
Yesus mau supaya bait Allah steril dari kepentingan diri yang sesat dan tidak peduli orang lain. Tubuh kita adalah bait Allah, kata Paulus.
Kalau tubuh kita adalah bait Allah, maka berarti tubuh kita adalah tempat Allah bersemayam.
Pertanyaannya: Masih pantaskah tubuh kita ini menjadi tempat bersemayam Sang Ilahi? Ataukah karena tubuh kita sudah terlalu gaduh, sehingga gema suara Allah tidak lagi bisa terdengar? Masih layakkah tubuh kita menjadi bait kudus-Nya? Ataukah tubuh kita sudah ternoda dengan berbagai nafsu cinta diri? Kalau pandemi Covid-19 telah 'membersihkan' gereja dari segala kebisingan dan aktivitas, apakah Yesus juga telah membersihkan kita dari segala hasrat diri yang sering kali menghantar kita pada kehancuran? Saatnya kita membersihkan diri, agar bait Allah kita semakin hari semakin layak dan pantas untuk bersemayam Sang Pemberi Hidup.
Ya Allah, kuatkanlah kami agar berani membersih diri dari segala egoisme dan dorongan hasrat tak teratur kami, sehingga bait kudus-Mu dalam diri kami semakin memancarkan sinar keilahian-Mu. Amin.