Potret Muram Persiapan Natal 2022 di Afrika Tengah, Biarawan Asal NTT: Sangat Susah

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Momen perayaan Natal selalu menghadirkan sukacita bagi umat Kristen. Sebab, dari kacamata iman, natal merupakan sebuah kabar gembira. Kabar gembira bagi umat Kristen yang menyambut kelahiran Yesus Kristus Raja pembawa damai. Untuk itu natal identik dengan kebahagiaan atau sukacita. Maka persiapan natal menjadi hal yang sangat penting dan penuh cerita menarik.

Berkaca pada realitas, di Kabupaten Sikka sukacita persiapan natal 2022 sangatlah terasa. Menjelang perayaan natal 2022, jalan-jalan di sekitaran kota Maumere dipenuhi dengan kerlap-kerlipnya lampu natal yang terlilit pada pohon natal buatan. Pohon-pohon natal itu berdiri kokoh menjadi pagar yang indah bagi pengguna jalan.

Tak hanya itu, lagu-lagu natal pun diputar di rumah-rumah warga, yang sejenak menghadirkan nuansa natal yang penuh kenangan indah. Warga seakan diajak bernostalgia sekaligus merindukan perayaan natal yang hampir tiba.

Inilah sekilas cerita tentang potret persiapan natal 2022 di wilayah Kabupaten Sikka, NTT. TribunFlores.com pun telah meliput banyak cerita natal dan euforia natal yang membahagiakan di sini.

Baca juga: Pertama Kali Rayakan Natal 2022 di Italia, Biarawati Asal NTT Mengaku Bahagia juga Sedih

Seperti pemberitaan pada 19 Desember 2022 lalu, di situ disebutkan umat katolik Paroki Santa Maria Imacculata Asumpta Habi berlomba-lomba mendirikan pohon natal tertinggi di Sikka.

Tinggi pohon natal tersebut 11 meter dibuat dari bambu yang dihiasi lampu-lampu natal.

Diketahui, pohon natal tersebut juga diikut sertakan dalam lomba menghias pohon natal yang diikuti oleh 33 komunitas basis Gerjawi (KBG) di pusat Paroki Santa Maria Imacculata Asumpta Habi di Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka.

Demikian hal ini disampaikan oleh Ketua KBG, Eus de Verno kepada Tribunflores.com.

Namun kali ini, cerita persiapan natal 2022 yang berbeda 'datang dari' wilayah Afrika Tengah-Tchad tepatnya di Provinsi Sarh, kampung (vilage) Boro.

Cerita yang sangat pilu terkait dengan persiapan natal 2022 dibagikan oleh salah seorang biarawan SVD, Frater Irfan Bau asal Kabupaten Malaka, Timor, yang sementara ini menjalani masa tahun orientasi pastoral di sana.

Tempat TOP Frater Irfan berada di Makasa, Paroki Fransiskus Asisi Boro. Frater Irfan sudah menjalani masa TOP beberapa bulan di sana. Hingga pada bulan Desember ini ia akan merayakan natal untuk pertama kalinya di negara lain di Afrika Tengah.

"Persiapan natal kami di sini sangat beda jauh dengan di Indonesia di Maumere situ. Di sini sangatlah susah baik sarana maupun prasarananya," ucap Fr. Irfan dalam obrolan via telepon, Kamis 22 Desember 2022.

Contohnya, ketika Fr. Irfan mendampingi anak-anak sekolah dasar untuk melakukan latihan persiapan konser natal.

Kondisi ekonomi yang memprihatinkan berimbas pada minimnya ketersediaan kebutuhan pokok hingga pelengkap lainnya seperti fasilitas-fasilitas publik berupa gedung sekolah, listrik yang mengharuskan Fr. Irfan untuk bijak memilih waktu latihan yang tepat.

"Di sini listriknya tidak ada. Gedung atau bangunan seperti sekolah ada tapi tidak layak pakai. Kalau bandingkan dengan di situ sangatlah berbeda jauh," tuturya.

Oleh karena itu, Fr. Irfan memutuskan untuk menggunakan waktu pada siang hari mendampingi anak-anak melakukan latihan persiapan konser natal 2022.

Terpantau lewat foto dan video yang dibagikan, kelompok anak-anak yang notabene masih meniti pendidikan di bangku sekolah dasar berkumpul di lapangan berukuran sempit dipagari kayu kering.

Ada yang tidak bersendal. Anak-anak kecil juga tampak berdiri menonton latihan persiapan konser natal itu dengan wajah yang tampak kusam. Beberapa di antaranya melawan teriknya matahari dengan selendang yang terikat di kepalanya.

Dipandu oleh seorang yang berusia tua serta Fr. Irfan, anak-anak tersebut bernyanyi sambil melompat-melompat mengikuti irama musik gendang yang dimainkan.

Untuk memberi warna pada materi acara yang akan dibawakan, pihak paroki memberikan sebuah speaker untuk dipakai sebagai pengeras suara maupun memutar lagu.

"Listrik di sini tidak ada bahkan alat musik saja tidak ada. Dari kita siapkan. Kita dari SVD juga sediakan sumur bor untuk penuhi kebutuhan air minum mereka," jelasnya.

Namun yang menjadi kebanggaan Fr. Irfan adalah semangat anak-anak dalam melakukan latihan persiapan natal.

"Seperti yang saya katakan tadi di sini listrik tidak ada, gedung tidak ada. Bahkan air susah sekali, kita dari SVD bantu satu sumur bor untuk mereka, rumah-rumah mereka juga jauh dari kata layak. Tapi anak-anak ini sangatlah semangat ditengah segala keterbatasan hidup yang mereka alami," ucapnya.

"Seandainya kita di situ yang di posisi mereka saya yakin pastinya kita tidak mampu menjalani hidup yang demikian susah seperti ini," tambahnya.

Sekilas perbandingan, jika di Sikka ada lampu natal, di Boro Afrika Tengah hanya ada bulan yang memberi terang pada malam hari.

Jika di Sikka ada berbagai jenis musik beraroma natal yang menyejukkan jiwa, di Boro Afrika Tengah hanya gendang kecil dan suara dari anak-anak yang bernyanyi memecah kesunyian.

Jika di Sikka air minum mudah didapatkan, di Boro Afrika Tengah warga berharap pada belaskasihan orang lain untuk mendapatkan air minum.

Jika di Sikka ada tempat tinggal yang layak, di Boro Afrika Tengah segala sesuatu dijadikan layak intinya tidur nyenyak pada malam hari. Dan masih banyak perbandingan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Maka, Fr. Irfan mengatakan nikmatilah hidup apa adanya. "Sebab di belahan dunia yang lain masih ada yang lebih susah dari kita," tutupnya

Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 Lainnya