Injil Katolik Hari Ini

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 17 Januari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

Simak Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 17 Januari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan. Kalender Liturgi katolik Selasa 17 Januari 2023 yaitu Selasabiasa

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
Gereja Katolik Kristus Raja Ruteng, Keuskupan Ruteng. Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 17 Januari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan. Pada Kalender Liturgi katolik Selasa 17 Januari 2023 yaitu Selasa Pekan Biasa II. Gereja katolik merayakan PW S. Antonius, Abas. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Simak Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 17 Januari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan.

Pada Kalender Liturgi katolik Selasa 17 Januari 2023 yaitu Selasa Pekan Biasa II.

Gereja katolik merayakan PW S. Antonius, Abas.

Warna Liturgi: Putih.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 17 Januari 2023, Harus Dekat dengan Tuhan Sehingga Bisa Tahan Godaan

 

Bacaan I: Ibr 6:10-20.

Mazmur Tanggapan: Mzm 111:1-2.4-5.9.10c

Bait Pengantar Injil: Ef 1:17-18

Bacaan Injil: Mrk 2:23-28

Bacaan I

Ibr 6:10-20

Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman.

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.

Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki.

Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya.

Dalam sumpah itu Ia berjanji: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."

Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian.

Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji,

dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah.
Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta!

Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: supaya kita mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 17 Januari 2023 Injil Hari Ini dan Renungan Harian Katolik

Mazmur Tanggapan

Mzm 111:1-2.4-5.9.10c R:5b

Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan,layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

*Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikanperingatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.Kepada orang takwa diberi-Nya rezeki.Selama lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.

*Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil Ef 1:17-18

Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil

Mrk 2:23-28

Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat.

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.

Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Jawab Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?

Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian
- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
Lalu kata Yesus kepada mereka,

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat."

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan Katolik

Pada Renungan Harian Katolik Selasa 17 Januari 2023 hari ini dalam Bacaan Injil Markus 2:23-28 Sabat menjadi hari istimewa dan mendapat perhatian yang khusus karena merupakan salah satu dari sepuluh perintah Allah.

Dalam hukum tersebut dijabarkan berbagai aturan secara detail. Dengan pemahaman tersebut tidak heran jika orang Farisi menegur Yesus karena murid-muridNya berjalan di ladang dan memetik bulir gandum pada hari Sabat.

Orang-orang Farisi sangat marah kepada Yesus dan para murid-Nya, karena mereka telah berani melanggar tradisi dan hukum Taurat tentang hari Sabat, yang seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi. Tetapi Yesus dengan tegas dan penuh keberanian berkata bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi apakah mereka tidak pernah membaca Kitab Suci tentang Raja Daud yang karena kebutuhan manusiawi dari para bawahannya (lapar) menilai sebagai benar untuk bertindak sesuatu yang dalam keadaan normal dilarang, yaitu masuk ke dalam rumah Allah dan makan roti persembahan yang sebenarnya hanya dapat dimakan oleh imam dalam keadaan normal (lih. 1 Sam 21:1-6).

Apa yang dikatakan Yesus adalah bahwa ada Hukum lain di atas hukum yang tertulis, apakah hukum itu berasal dari Allah atau manusia; sebuah Hukum yang ditempatkan oleh sang Pencipta ke dalam kodrat manusia: kebutuhan-kebutuhan yang bersifat mendesak melampaui hukum yang tertulis.

Kuasa Yesus Kristus atas hari Sabat menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah yang berkuasa, Mesias yang telah ditentukan Allah untuk menjadi wakil manusia di hadapan-Nya, untuk menjadi pembela bagi murid-murid-Nya, bahkan sampai kematian-Nya di atas kayu salib, serta kebangkitan-Nya yang membuktikan kebenaran dan kemenangan-Nya.

Dalam Bacaan Injil, kita dihadapkan pada kasus “murid-murid memetik gandum pada hari Sabat”. Tindakan itu kemudian ditempatkan dalam tata nilai dan cara pandang dengan pertanyaan “Boleh” atau “Tidak boleh” (Markus 2:23-24).

Pertanyaan ini langsung membawa kita kepada Kelompok orang Farisi dan kepada Yesus Kristus sendiri. Bagi orang-orang Farisi, tindakan itu adalah melawan hukum Sabat, karena itu semestinya tidak boleh dilakukan oleh para murid Yesus.

Menerima komplain yang diajukan oleh orang Farisi itu, Yesus lalu mengajak para pendengarnya untuk melihat tindakan para murid itu dengan cara pandang yang lain, yang berbeda dari cara pandang orang-orang Farisi, yang menegaskan bahwa memetik gandum pada Hari Sabat itu adalah hal yang dilarang.

Yesus malah mengangkat contoh kasus, yang dilakukan Daud, yang bersama pengikutnya masuk ke dalam rumah Allah, lalu memakan roti sajian, yang seharusnya hanya boleh dimakan oleh para imam (Markus 2:25-26).

Dengan mengangkat contoh kasus yang dilakukan Daud tersebut, Yesus mengajak para pendengarnya untuk melihat apa sesungguhnya makna dan tujuan sebuah ketentuan hukum bagi manusia?

Dua hal ditegaskan Yesus kepada saudara dan saya melalui “kasus hukum Sabat” ini.

Pertama, tujuan hukum adalah untuk kepentingan hidup manusia. Kata-Nya, “Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Markus 2:27).

Kedua, setelah menegaskan tentang maksud dan ketentuan hukum bagi manusia, yang adalah “hukum Sabat” Yesus kemudian memperkenalkan diri-Nya sebagai “Anak Manusia,” sekaligus sebagai “tuan atas Hari Sabat.”

Pada bacaan Injil yang lain, Yesus menegaskan juga, bahwa sekalipun ada ketentuan-ketentuan tentang Hukum Sabat yang harus diperhatikan, namun jikalau pada hari itu nyawa seseorang atau bahkan nyawa binatang peliharaan manusia, jika terancam “kehilangan nyawa” maka tindakan penyelamatan harus diambil (Lihat: Matius 12:11-13).

Hidup dan keselamatan manusia jauh melampaui sebuah ketentuan hukum! Dan bahwa hukum harus mengabdi kepada hidup dan keselamatan manusia!

Doa Penutup

Allah Bapa pencipta dan penyelamat, selamanya kami takkan melupakan cinta kasih-Mu yang memanggil manusia untuk hidup. Semoga kami selalu mengandalkan Dikau, Allah dan Bapa kami, pengasih dan penyayang.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved