Renungan Misa Hari Minggu

Renungan Misa Hari Minggu 26 Februari 2023

Renungan Misa Hari Minggu ini disusun Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD dari Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero, Maumere, Flores.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM /HO-UMAT ONEKORE ENDE
GEREJA ONEKORE ENDE 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Berikut ini Renungan Misa Hari Minggu, 26 Februari 2023.

Renungan Misa Hari Minggu ini disusun Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD dari Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero, Maumere, Flores.

Renungan misa ini diambil dari bacaan-bacaan antara lain Bacaan Pertama Kej. 2:7-9; 3:1-7, Bacaan Kedua Rm. 5:12-19 dan bacaan injil Mat. 4:4b.

 

Baca juga: Ibadah Sabda Hari Minggu 26 Februari 2023

 

 

Dari bacaan Injil yang singkat ini, mari kita renungkan
satu dua poin untuk kehidupan iman kita, terutama di
masa prapaskah ini.

Pertama, Roh memimpin Yesus untuk dicobai Iblis.
Ketika kita membaca teks ini, kita melihat bahwa Yesus
tidak berangkat ke padang gurun atas inisiatifnya
sendiri. Roh memimpin-Nya ke padang gurun dan
kemudian Dia dicobai oleh Iblis. Dalam Bahasa Yunani,
Iblis itu satan, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia sebagai setan. Kita pun bertanya, mengapa
Yesus harus dicobai oleh setan? Cobaan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih berkuasa
atas setan. Setan tidak bisa mengakali, menipu atau
memperdayai-Nya.

Sadar atau tidak, hidup kita selalu diwarnai dengan
berbagai cobaan. Kadangkala Roh memang mengantar
kita untuk dicobai agar kita bisa menunjukkan
kekuatan iman kita. Kita diajak untuk berdiri teguh
dalam iman kita dan tidak tergoyahkan oleh godaan.
Ketika berhadapan dengan godaan, kita mesti berdoa
dan menyadari bahwa itulah saatnya kita sedang
menghadapi ujian bagi iman kita. Kita mesti lulus
dalam ujian itu. Selama masa prapaskah ini, baik juga
kalau kita memperhatikan godaan-godaan mana yang
selalu menghantui kita dan kita mohonkan agar Tuhan
menguatkan iman kita.

Kedua, berpuasa selama empat puluh hari. Kitab Suci
menyatakan bahwa Yesus berada di padang gurun
selama empat puluh hari. Angka empat puluh
mengingatkan kita akan perjalanan leluhur Israel dari
Mesir menuju Tanah Terjanji yang berlangsung selama
empat puluh tahun. Perjalanan yang lama itu
merupakan upaya pembersihan dari mereka yang
selalu melihat nostalgia di Mesir, agar yang memasuki
Tanah Terjanji adalah mereka yang tidak lagi tertarik
dengan nostalgia masa lalu di Mesir. Mereka hanya
fokus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan.
Kita juga menjalani masa puasa kita selama empat
puluh hari. Masa ini mengingatkan kita untuk meninggalkan dosa dan sikap kita yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan memulai melewati gurun
pertobatan, agar kita bisa merasakan pembebasan kita
pada saat Tuhan Yesus bangkit dari kubur-Nya. Tanpa
melewati padang gurun pantang dan puasa dengan
sungguh-sungguh, kita tidak akan mungkin merasakan
makna kebangkitan Tuhan yang menderita sengsara,
wafat dan bangkit bagi kita. Mari kita mengisi masa
berahmat ini untuk meninggalkan Mesir (yaitu masa
lalu kita yang hidup dalam dosa) dan mengarahkan
langkah kita kepada Tuhan yang menjanjikan kita
keselamatan kekal.

 HENING SEJENAK

 SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa

Demikian Renungan Misa Hari Minggu 26 Februari 2023 bagi umat katolik di mana saja berada.(ris)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved