Renungan Harian Katolik Senin 27 Februari 2023, Tuhan Hadir dalam Diri Orang yang Paling Hina

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK Frateran Ndao - Ende

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Renungan Harian Katolik Senin 27 Februari 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Tuhan Hadir dalam Diri Orang yang Paling Hina.

Renungan harian katolik dibawakan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK Frateran Ndao - Ende.

Renungan harian katolik disampaikan pada pekan pertama masa Prapaskah 2023.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 28 Februari 2023 Pekan I Prapaskah 2023 Lengkap Injil Katolik

Semangat pagi, dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan tentang Penghakiman Terakhir (Mat. 25: 31 - 46).

Bahwasannya hidup kita di.dunia hanyalah sementara, dan kita akan kembali ke rumah Bapa di Surga.

Namun, tidak serta merta atau tidak otomatis kita bisa masuk dan tinggal di rumah Bapa di Surga, melainkan sangat tergantung dari perbuatan perbuatan kita selama kita berziarah di dunia ini.

Semakin banyak kita melakukan atau mengerjakan perbuatan perbuatan baik, maka kita memiliki peluang besar untuk mendiami kediaman abadi di Surga.

Dan sebaliknya, semakin banyak kita melakukan atau mengerjakan perbuatan perbuatan jahat, maka hampir pasti peluang kita tertutup rapaf untuk mendiami kediaman abadi di Surga, tetapi memilki peluang besar untuk masuk neraka.

Oleh karena itu, melalui Injil hari ini, sesungguhnya Yesus membuka misteri untuk masuk ke dalam kerajaan Surga, yakni melakukan perbuatan baik kepada mereka yang kita anggap hina, miskin, mereka yang terpinggirkan, yang terisolir dari masyarakat.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Hari Ini Pekan I Prapaskah Senin 27 Februari 2023 dan Injil Hari Ini

Apalagi di masa prapaskah ini, adalah kesempatan bagi kita untuk mengumpulkan pundi pundi kebaikan kepada sesama, teristimewa kepada mereka yang miskin, yang hina dina, yang berkekurangan, yang terpinggirkan atau terisolir dari masyarakat.

Dan yang perlu kita sadari adalah bahwa ketika kita melakukan perbuatan perbuatan baik itu kepada mereka, itu kita lakukan untuk Tuhan.

Kita musti belajar dari St. Vinsentius a Paulo yang memandang orang miskin sebagai tuannya yang harus di layani. Karena dengan itu, berarti melayani Kristus.

Maka, mari sebelum terlambat kita harus banyak melakukan perbuatan baik, mulai dari hal hal yang kecil, yang sederhana. Apalagi kalau itu kita lakukan kepada mereka yang miskin, yang hina dina, yang berkekurangan, yang terpinggirkan atau yang terisolir di masyarakat selama masa prapaskah ini.