Kasus Rabies di Sikka

Vaksinasi Rabies Rendah dan KLB di Sikka, Warga Diimbau Tidak Melepas Anjing

Masyarakat di Kabupaten Sikka diimbau tidak melepasliarkan anjing peliharaannya guna mencegah wabah rabies

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-BIDANG KESWAN DINAS PERTANIAN SIKKA
VAKSINASI RABIES - Petugas kesehatan hewan Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka saat melakukan vaksinasi terhadap populasi anjing di Kabupaten Sikka beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Kasus gigitan anjing kembali terjadi di Kabupaten Sikka pada Rabu, 23 Mei 2023 menimpa seorang bocah berusia berusia 4 tahun.

Masyarakat di Kabupaten Sikka diimbau tidak melepasliarkan anjing peliharaannya.

Imbauan ini disampaikan Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, dr Asep Purnama, Kamis 25 Mei 2023. Dia mengatakan, masyarakat harus merespon cepat status kejadian luar biasa (KLB) rabies yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Sikka.

"Saat ini cakupan vaksinasi rabies pada anjing di Sikka masih rendah. Dan beberapa anjing di Sikka sudah terbukti tertular virus rabies, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel otak yang dikirim ke Balai Besar Veteriner, Denpasar. Bahkan sudah terjadi korban nyawa, seorang anak berusia 4 tahun digigit oleh anjingnya sendiri,"tegas dr. Asep.

 

Baca juga: Flores Berduka, 3 Anak Korban Gigitan Anjing Rabies Meninggal di Bulan Mei 2023, Diimbau Waspada

 

 

 

Diperkirakan populasi anjing di Sikka sebanyak 55.000 ekor. Jumlah yang banyak ini membuat vaksinasi tidak mudah dilakukan dan cakupanya rendah. Oleh karena itu, Asep mengharapkan para pemilik hewan penularan rabies (anjing) yang belum divaksin untuk mengikat hewan peliharaannya.

"Dengan tidak berkeliaran, maka, anjing tidak tertular rabies dari anjing lain dan jika anjing tertular rabies, anjing tersebut tidak bisa menggigit kita karena diikat. Dalam situasi saat ini, setiap anjing yg ada, patut dicurigai tertular rabies," ungkap Asep.

Asep berpesan dalam kondisi KLB, sebisa mungkin menghindari kontak dengan anjing yang tidak jelas status vaksinasi dan kepemilikannya. Bahkan, jika anjing peliharaan yang selama ini dibiarkan berkeliaran atau diliarkan. Saat ini, menghindari anjing menjadi salah satu upaya mencegah rabies yang perlu dilakukan.

"Kita tidak tahu, anjing mana yg sudah tertular virus rabies. Kita tidak tahu kapan seekor anjing akan muncul gejala rabies dan dengan tiba-tiba secara agresif menggigit kita. Ingat, beberapa hari lalu, rabies merenggut nyawa anak balita setelah digigit anjing miliknya sendiri," kata Asep.

Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD dr. TC. Hillers ini mengingatkan, saat ini rabies belum ada obatnya, tapi mencegah kematian akibat virus rabies bisa dilakukan dengan cepat mencuci luka gigitan dengan sabun dan memberikan vaksinasi aktif (VAR: Vaksin Anti Rabies) dan atau vaksinasi pasif (SAR: Serum Anti Rabies).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved