Berita NTT
Tak Lanjut Kuliah karena Bola Kaki, Efrem Abi asal Banain NTT, Lolos Seleksi Pra PON 2023
Efrem Abi sangat berbangga atas berkah yang ia terima ini. "Saya sangat senang akhirnya bisa lolos mewakili NTT
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Bak gayung bersambut, usai menyabet gelar pemain terbaik dalam turnamen El Tari Memorial Cup 2023 yang berlangsung di Rote Ndao, Gaudensius Efrem Abi kembali lolos seleksi Pra PON 2023. Pria yang akrab disapa Efrem ini akan bergabung bersama 24 orang temannya mewakili NTT berlaga di ajang Pra PON 2023 mendatang.
Efrem Abi sangat berbangga atas berkah yang ia terima ini. "Saya sangat senang akhirnya bisa lolos mewakili NTT berlaga di Pra PON 2023," demikian ungkapnya saat dihubungi TribunFlores.Com via telepon pada 16 September 2023.
Efrem mengatakan sebelumnya ia bersama teman-temannya yang berjumlah 44 orang menjalani tahap seleksi di GOR Oepoi Kupang hingga akhirnya diantara mereka ia dan 24 temannya yang lainlah yang terpilih mewakili Bumi Flobamora.
Efrem menceritakan ia memiliki minat yang tinggi dalam mengolah si kulit bundar (bola kaki).
Baca juga: Cerita Efrem Abi, Putra Kuan Banain TTU, Jadi Pemain Terbaik El Tari Memorial Cup 2023
Saking antusias menggeluti hobi tersebut, Efrem bahkan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain bola kaki bahkan jika tanpa diupah sekalipun.
Menggeluti hobi tanpa diupah bagi Efrem itu hal biasa, ia jalani apa adanya dengan semangat yang tinggi dan tulus.
Namun dalam diri Efrem, Efrem juga memiliki mimpi untuk menjadi seorang pemain profesinal baik di level nasional hingga internasional.
"Saya punya mimpi untuk menjadi pemain profesional, mudah-mudahan mimpi saya bisa tercapai," ucapnya.
Saat ini ia terdaftar sebagai pemain Bintang Timur dan berposisi sebagai Gelandang Serang. Dalam tahap seleksi pun ia lolos dengan menempati posisi gelandang serang.
Sebelum mencapai titik ini, Efrem banyak kali melalang buana dalam turnamen-turnamen lokal.
Ia pernah dipanggil oleh salah satu tim sepak bola di Adonara, Flores Timur untuk berpartisipasi dalam sebuah turnamen.
"Sebelumnya saya juga pernah ke Adonara untuk bermain di sana sekitar sebulan, lalu saya kembali," ucapnya.
Setelah dari sana ia kembali bergabung di Garuda FC hingga akhirnya dipanggil untuk memperkuat Bintang Timur dalam Turnamen ETMC XXXII yang telah berlalu dan berhasil menjadi pemain terbaik.
Efrem bercerita, perjuangannya menjadi pesepak bola tidaklah mudah melainkan melalui usaha yang panjang dan penuh tantangan.
Efrem bahkan memutuskan tidak berkuliah hanya ingin menekuni hobinya itu. Meski sejenak dilihat belum tentu hobinya tersebut menjamin masa depannya.
Bahkan, katanya, ia harus berpindah-pindah dari satu tempat latihan ke tempat latihan yang lain hanya demi menyelamatkan mimpinya yang pelan-pelan ia rajut.
Cerita Efrem, waktu di Bintang Timur, pendidikan sepak bola hanya ia dapatkan beberapa minggu saja.
"Di Bintang Timur saya hanya beberapa minggu setelah itu pindah karena tidak ada kendaraan, terus jaraknya jauh," ucapnya.
Meski berpindah-pindah tempat dan berkorban materi yang tak terhitung, Efrem tetap bersemangat berlatih.
Hingga akhirnya berkah itu tiba bahkan berlipat ganda, Efrem mulai menatap masa depannya lebih jauh. Dia secara perlahan berangkat dari kompleks tempat tinggalnya di Nekafehan, Atambua, menatap ke Kabupaten Belu, lalu ke Provinsi dan kini ia akan berlaga di level nasional.
Sosok Efrem Di Mata Sang Ibu
Antonina Abi, ibu kandungnya Efrem, tak mampu membendung air matanya ketika menceritakan perjuangan putranya menekuni olahraga sepak bola.
Melalui sambungan telepon Mama Antonina menangis terharu mengingat perjuangan Efrem yang dimulai dari nol hingga mencapai titik ini.
"Dia sudah bermain bola semasa ia kecil," kisah Mama Antonina tentang Efrem.
Mama Antonina mengakui Efrem memiliki semangat yang tinggi dalam bermain bola kaki.
Bahkan semangat itu lahir dari dirinya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.
Meski demikian, keputusannya untuk menekuni olahraga sepak bola kadang bertolak belakang dengan keinginan orang tua yang menghendaki agar pendidikannya tetap dilanjutkan.
Kata Mama Antonina, Efrem kerap berselisih paham dengan Mama Antonina soal pendidikan.
"Kadang itu saya dengan dia (efrem) adu mulut hanya karena saya mau dia lanjut kuliah sedangkan dia minta supaya bersabar dulu," tutur Mama Antonina.
Bahkan, kadang keputusan Efrem memantik amarah Mama Antonina.
"Baru-baru bulan Juli saya bilang daftar sudah, terus dia bilang.. aii.. mama sabar dulu. Saya marah dia terus-terus, dia bilang mama ini tidak bisa sabarkah? saya bilang, nanti kau umur sudah tua baru kau kuliahkah?, terus dia hanya bilang sabar dolo mama. Mungkin dia pikir bahwa dia harus tetap bermain bola, dia punya nasib di situ, terakhir dia mempertahankan keputusannya," kata Antonina.
Kisah lain lagi, sewaktu Efrem memberitahukan bahwa ia akan ke Adonara, Mama Antonina tidak setuju memberi izin.
"Tiga bulan di Flores, Adonara, itu saya tidak mau juga, karena itu jalan juga posisi uang tidak ada, saya tanya bilang nanti sana yang bayar. Terus saya bilang ini kamu jalan ini uang tidak ada terus tiba-tiba ada apa-apa bagaimana? Dia bilang tidak mama. Jadi di Adonara tiga bulan pas bapanya sakit dia minta pulang," demikian kata Mama Antonina.
Bahkan partisipasi Efrem di El Tari Memorial Cup sempat menuai penolakan dari Mama Antonina.
Alasannya adalah segala sesuatu pasti membutuhkan uang.
"Pas Bintang Timur jemput dia bilang mau pertandingan di Rote Ndao saya tidak mau juga. Itu saya tidak mau, yah karena saya pikiran.. artinya kalau jalan itu harus uang bukan jalan saja. Saya bilang mama ini tidak ada uang anak kalau mau jalan. terus dia bilang mama tenang, uang ada. terus saya bilang uang dimana? terus dia bilang pokoknya mama tenang saja. Akhirnya dia malam itu, dong keluar dari Bintang Timur,"
"Stengah 8 dia sampai di sini angkat dia punya pakaian, dia jalan, dia bilang mama, doa saja karena besok jam 10 saya suh berangkat ke Rote Ndao, saya bilang ini uang tidak ada, dia bilang sudah ini uang sudah ada saya sudah belanja ini saya punya perlengkapan. Sampai di sana, dia bel bilang nanti mama isi pulsa data nonton saya mau main bola. Jadi saya hanya dengan doa saja terus bakar lilin di nenek dong supaya jalan dengan dia, dan akhirnya dia berhasil, itu baru saya senang karena selama ini saya marah sampai mau pukul dia tapi akhirnya dia berhasil," cerita mama Antonina sambil berlinang air mata mengingat perjuangan putranya.
Mama Antonina menegaskan ia akan tetap mendukung dia dan berharap Efrem tekun dan semangat berjuang menggapai mimpinya.
Adapun Efrem dan teman-temannya akan menjalani pemusatan latihan di Labuan Bajo sebelum menuju Pra PON 2023.
Profil Singkat Efrem Abi
Efrem Abi lahir dan besar di Kabupaten Belu. Orang tuanya berasal dari Banain, sebuah kampung kecil di perbatasan Indonesia-RDTL, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Efrem bersama saudara dan saudarinya serta kedua orang tuanya tinggal di Atambua, Kabupaten Belu, tepatnya di Nekafehan. Ayahnya bernama, Petrus Kono dan ibunya bernama, Antonina Abi.
Kecintaan Efrem terhadap sepak bola sudah ada semenjak ia masih kecil, di bangku SD.
Lalu berjalannya waktu, 'rasa' itu terus bertumbuh hingga ia memutuskan untuk lebih fokus mengembangkan bakatnya lewat pendidikan sepak bola di sekolah sepak bola (SSB).
Diceritakan Efrem, usai tamat dari SD Wirasakti Toro Atambua, Efrem memutuskan untuk menempuh pendidikan menengah pertamanya di SMP Negeri 1 Atambua.
Saat berada di bangku kelas 3 SMP, Efrem memutuskan untuk mendaftar di SSB Bintang Timur Atambua.
"Saya masuk SSB Bintang Timur itu pas kelas 3 SMP," ungkapnya.
Mengawali perjuangan untuk kemudian menjadi 'pemain terbaik' bukan hal yang gampang. Pasalnya, meski didukung penuh oleh Keluarga status Efrem sebagai siswa SSB Bintang Timur tidak bertahan lama.
Pria tamatan SMA Negeri 1 Atambua ini diketahui keluar dari SSB Bintang Timur Atambua setelah beberapa waktu menempuh pendidikan sepak bola di sana.
"Awalnya lancar hanya saya keluar karena tidak ada kendaraan," ucapnya.
Keluar dari SSB Bintang Timur, Efrem memilih melanjutkan mimpinya di Garuda FC hingga sekarang.
Efrem tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia hanya tamat SMA. Setelah itu mulai fokus di dunia sepak bola.
Soal mimpi menjadi pemain hebat, Efrem juga mengakui bahwa ia juga bermimpi ingin menjadi pemain sepak bola yang hebat. Ia bercita-cita bisa menjadi pemain nasional hingga Internasional.
Untuk itu ia meminta dukungan semua pihak. Ia juga tetap fokus berlatih dan terus berlatih mengasah kemampuannya.
Daftar 25 Pemain yang Lolos Seleksi Pra PON 2023
Berikut Daftar Nama 25 Pemain Tim Sepak Bola Pra PON NTT
Penjaga Gawang:
1. Marianus AL Namang (Persebata Lembata)
2. Byan Bertholino F (Persematim Manggarai Timur)
3. Yohanes Riki Lolomsat (PS Malaka)
Pemain Belakang:
4. Sebastianus Wetu (Persebata Lembata)
5. Ade Nene SL (Perseftim Flores Timur)
6. Redemtus Tokan (BMP Flores Timur)
7. Valentinus Rimo (PSN Ngada)
8. Diego AV De Paulo (Persami Maumere)
9. Christian FY Finanta (Bintang Timur Atambua FC)
10. Hironimus Liko (PSN Ngada)
11. Gideon Hibu (PSK Kabupaten Kupang)
12. Nikolaus Herison J (Persewa Waingapu)
Pemain Tengah:
13. Deni A Seran (Putra Oesao FC)
14. Glaudensius E Abi (Bintang Timur Atambua FC)
15. Claudio P Sebo (PSN Ngada)
16. Yohakim G Sulaona (Persebata Lembata)
17. Crespo Hale (Bintang Atambua FC)
18. Daffa A Amahi (BMP Flores Timur)
Pemain Depan:
19. Michael QF Reo (PSN Ngada)
20. Alberto PD Soares (Bintang Timur Atambua FC)
21. Gaudonsius Ismau (PS Kota Kupang)
22. Frederikud J Bria (PS Malaka)
23. Andreas Logo (PSN Ngada)
24. Fatirahman (Persamba Manggarai Barat)
25. Erkas L Mbuik (Perserond Rote Ndao)
Untuk diketahui, sesuai jadwal yang tersebar Pra PON digelar di Bali pada 17 hingga 21 Oktober mendatang. NTT akan bergabung dengan Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.