Festival Jelajah Maumere 2023
Warga Sebut Festival Jelajah Maumere Ajang Reuni dan Harap Jadi Even Tahunan di Sikka
Puncak Festival Jelajah Maumere di lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu, 16 September 2023 malam dipadati warga Kabupaten Sikka.
Laporan Reporter Magang RIBUNFLORES.COM, Tasya Henriquez
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Puncak Festival Jelajah Maumere di lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu, 16 September 2023 malam dipadati warga Kabupaten Sikka.
Sejak sore hari, warga Kabupaten Sikka mulai berdatangan dan memadati lapangan Kota Baru Maumere.
Warga Kota Maumere, Icha (23) mengatakan, Festival Jelajah Maumere yang berlangsung selama tiga hari itu sangat seru dan sangat menghibur masyarakat Kabupaten Sikka.
"Festival ini sangat seru dan sangat menghibur, disini saya juga bisa ketemu dengan teman-teman lama," ucap Icha yang tinggal di kompleks GNR.
Baca juga: Penasaran Lihat Silet Open Up dan Kaka Andi, Warga Padati Lapangan Ikut Festival Jelajah Maumere
Selain Icha, ada juga Tinus (45), warga Sikka lainnya yang mengikuti festival dari hari pertama hingga malam puncak festival juga membenarkan hal tersebut.
Ia mengaku selama berlangsungnya Festival Jelajah Maumere, masyarakat Kabupaten Sikka juga sangat antusias menyambut festival ini.
"Selama kegiatan festival yang saya ikut ini sangat luar biasa kerennya, masyarakatjuga sangat antusias untuk mengikutinya dari pembukaan di Lapangan Kota Baru, di Egon dan hari terakhir di Tanjung Kajuwulu dan malam ini penutupan di Lapangan Kota Baru," tutur Tinus.
Selain menjelajah beberapa destinasi wisata, Festival Jelajah Maumere juga menyuguhkan tarian dan nyanyian serta musik kampung dari berbagai etnik di Kabupaten Sikka.
Adapun tanggapan lain dari Tanty Djawa, remaja asal Higetegere, Desa Watumilok, Kecamatan Kangae, meski baru pertama kali diadakan, Festifal Jelajah Maumere sangat menarik.
Tak hanya tarian dan penampilan musik etnik, Tanty mengakui kegiatan ini juga sebetulnya memperkenalkan kebudayaan serta keindahan tempat wisata yang ada di Kabupaten Sikka ini.
"Festifal ini tentunya sangat menarik apalagi menurut saya baru pertama kali di adakan, terus acara-acara yang di tampilkan juga salah satu cara untuk memperkenalkan wisata dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Sikka," jelasnya.
Ketiga pengunjung berharap agar kegiatan Festival Jelajah Maumere ini terus diadakan setiap tahunnya agar masyarakat khususnya generasi muda lebih mengenal kebudayaan dan tempat wisata di Kabupaten Sikka.
Baca juga: Warga Nangarasong Nonton Fun Bike Festival Jelajah Maumere, Pakai Sepeda hingga Tanjung Kajuwulu
Warga Padati Lapangan Kota Baru
Sebelumnya, Festival jelajah Maumere berlangsung sejak Kamis 14 September 2023 hingga Sabtu 16 September 2023 malam.
Warga Kota Maumere dan sekitarnya sudah mulai memadati lapangan Kota Baru sekitar pukul 18.30 Wita.
Rupanya mereka tahu bahwa malam penutupan sangat meriah karena beberapa acara akan ditampilkan.
"Kami sudah dari tadi sore karena kami tahu malam ini ramai sekali,"ujar Jeni warga Maumere.
Jeni dan sejumlah teman-temannya tampak antusias mengunjungi beberapa stan pameran.
Diketahui juga, acara malam penutupan dimeriahkan oleh artis Silet Open Up dan Kaka Andi. Silet dan Andi pada sore hari ini sudah datang cek sound di Lapangan Kota Baru.
"Saya penasaran dengan kaka Silet dan kaka Andi. Selama ini hanya dengar mereka punya lagu saja, malam ini kami mau lihat mereka nyanyi langsung,"ujarnya.
Fun Bike
Sebelumnya, suasana di Jembatan Pelangi Nangarasong Desa Kolisia B Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka sudah ramai, Sabtu 16 September 2023 sekitar pukul 15.00 Wita.
Ratusan orang lebih sudah berkumpul di sana. Ada yang tengah jalan, ada juga duduk dipinggir kiri kanan jalan.
Warga saat itu sedang menyaksikan puluhan peserta karnaval Festival Jelajah Maumere yang hendak menuju ke Tanjung Kajuwulu untuk mengikuti sejumlah kegiatan.
Saat itu, puluhan peseda tampak sudah menunggu pelepasan. Sambil menunggu beberapa peserta tampak menari bersama panitia.
Warga Nangarasong, Oni Jani (30) mengatakan ia dan sejumlah anggota keluarganya datang menonton para pesepeda.
"Kalau yang even begini jarang makanya kita datang nonton, karena tadi sangat ramai disini, " ujarnya.
Ia mengatakan Festival Jelajah Maumere sangat bagus namun perlu dirancang dengan baik kedepannya sehingga lebih bagus lagi.
Bagaimana pun juga, sebenarnya harus ada dampak bagi warga Maumere atau Kabupaten Sikka secara keseluruhan.
"Masukan kami dari masyarakat biasa ini tolong gencarkan promosi sebelum even sehingga banyak warga terlibat. Kalau begini kan tidak terlalu banyak warga yang tahu. Tidak apa-apa setidaknya pegiat wisata bisa melihat ini adalah peluang," ujarnya.
Sementara itu Berto (26) mengapresiasi Pemda Sikka yang meskipun anggaran terbatas tetap mengadakan even tersebut. Baginya harus mulai terlebih dahulu sehingga promosi terus dilakukan.
"Bagi kami hal yang harus dilakukan adalah promosi,"ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengapresiasi kepada para bikers. Bagi pria yang akrab disapa Robi Idong ini geliat pariwisata sudah kembali bagus. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik.
Ia mengatakan festival jelajah Maumere harus rutin digelar setiap tahun. Tahun depan harus direncanakan dengan baik sehingga lebih baik lagi.
Pameran Potensi Lokal
Sebelumnya, pada zaman dahulu, sebelum dikenalnya perabot rumah tangga modern seperti sekarang, masyarakat Kabupaten Sikka kerap menggunakan tempurung kelapa untuk dijadikan tempat makan dan minum.
Seiring perkembangan zaman, tempat makan dan minum dari tempurung sudah tidak dipakai lagi bahkan hampir tidak ditemukan lagi.
Namun, pada Festival Jelajah Maumere, tempat makan dan minum dari tempurung kelapa kembali terlihat dipamerkan di Dusun Wairgu, Desa Egon Buluk, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka oleh salah satu warga Desa Egon Buluk yang diketahui Kasianus.
"Ini ada yang untuk tempat nasi, tempat kuah, ada yang bisa buat gelas dan tempat air minum," jelas Kasianus.
Semua tempat makan dan minum itu, kata Kasianus, terbuat dari tempurung kelapa.
Harga jual yang paling mahal adalah cerek air minum dari tempurung kelapa yang dijual dengan harga Rp 250.000.
Selain tempat makan dan minum dari tempurung kelapa, ada juga pameran dari Kelompok Ikat Tenun Huter Betan yang memamerkan kerajinan tangan dari perca kain sarung berupa anting, gelang dan kalung.
Ada kain tenun khas Maumere yang diproduksi oleh Kelompok Ikat Tenun Huter Betan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.