Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 12 Oktober 2023, Iman Disertai dengan Rasa Percaya

Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 12 Oktober 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Iman Disertai dengan Rasa Percaya. Baca renungan katolik.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IYAND ATA RANGGA
GEREJA PAROKI STA.THERESIA MBATA - Inilah tampak depan Gereja Paroki Santa Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Manggarai Timur. Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 12 Oktober 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Iman Disertai dengan Rasa Percaya. Baca renungan katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 12 Oktober 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Iman Disertai dengan Rasa Percaya

Renungan Harian Katolik disiapkan untuk pekan biasa XXVII.

Kalender Liturgi 12 Oktober 2023 merupakan Hari Kamis Pekan Biasa XXVII, Santo Wilfridus, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 12 Oktober 2023 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Injil Katolik Kamis 12 Oktober 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan


Bacaan Pertama : Mal. 3:13-4:2a

Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"

Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?

Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."

Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."

Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.

Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan : Mzm. 1:1-2,3,4,6

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.

sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil : Kis 16:14b

Ref. Alleluya

Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil : Lukas 11:5-13

Mintalah, maka kalian akan diberi.

Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka, “Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya,

‘Saudara, pinjamilah aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’, masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur.

Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu’. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu, mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima; setiap orang yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu.

Bapa manakah di antara kalian, yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur?

Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Apa artinya iman jika tidak disertai dengan rasa percaya (dalam arti trust) dan ketekunan? Tidak lebih daripada sekadar isapan jempol.

Yesus melukiskan pokok ini dengan menceritakan perumpamaan tentang seseorang yang tidak mau pergi sampai tetangganya memberikan kepadanya apa yang dibutuhkannya.

Pesannya jelas: Allah ingin agar kita datang kepadanya dengan rasa percaya dan ketekunan, dengan hasrat mendalam untuk memperoleh berkat-Nya.

Jika Allah tidak langsung mengabulkan permintaan kita, maka hal ini bukanlah disebabkan bahwa Ia begitu sibuk dengan hal-hal lain atau tidak cukup peduli kepada/tentang kita.

Seringkali, Allah ingin agar kita menunggu karena Dia mengetahui bagaimana ketekunan dapat mengubah secara mendalam.

Seperti ditulis oleh Santo Paulus: “Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan” (Rm 5:3-4).

Mudah sekali hati kita menjadi ciut jika kita tidak langsung menerima jawaban.

Kita mungkin merasa tidak mau bergantung pada Allah dan sebaliknya malah menggantungkan segalanya pada kekuatan kita sendiri.

Namun Yesus mendorong kita untuk tetap mengetuk; dan Ia berjanji akan membuka pintu dan mencurahkan Roh-Nya ke atas seua orang yang meminta kepada-Nya. Maka kita harus tetap percaya dan setia pada-Nya.

Melalui kesetiaan dan ketekunan kita, kita memperkenankan Allah membentuk diri kita menjadi bejana-bejana bagi kemuliaan-Nya.

Selagi kita menantikan Dia, kita dapat belajar menaruh kepercayaan kepada-Nya, dan dalam menaruh kepercayaan kepada-Nya kita pun dapat bertumbuh menjadi lebih kuat dan lebih mampu menolong orang-orang lain. (Sumber renungan Katolik.Com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved