Berita Lembata
Selamatkan Ekosistem Laut, Yayasan Bina Sejahtera Baru Ajak Warga 2 Desa di Lembata Bikin Bioreeftek
YBS Baru menyiapkan semua material bioreeftek seperti semen, besi, tempurung kelapa, terpal dan mal bioreeftek
Penulis: Ricko Wawo | Editor: Nofri Fuka
Laporan Reporter Tribun Flores.Com, Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA - Yayasan Bina Sejahtera (YBS) Baru menyadari betapa pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem laut di Teluk Waienga, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata. Dari pendataan yang dilakukan, YBS Baru menemukan sekurang-kurangnya 9 jenis spesies yang dilindungi antara lain, penyu, dugong, kima, pari manta, ikan napoleon, padang lamun, terumbu karang dan hutan bakau sebagai penyangga. Maka dari itu, ekosistem laut wajib dilindungi.
YBS Baru mulai melakukan pendampingan yang berkelanjutan di wilayah desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape dan desa Baopana di Kecamatan Lebatukan.
Pada Jumat, 13 Oktober 2023, YBS Baru menggelar praktik pembuatan bioreeftek untuk warga di desa Baopana dan Watodiri. Praktik tersebut dilangsungkan di desa Baopana di bawah bimbingan staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata Pak Yosep.
YBS Baru menyiapkan semua material bioreeftek seperti semen, besi, tempurung kelapa, terpal dan mal bioreeftek. Kegiatan bertajuk ‘membangun kapasitas masyarakat untuk perlindungan ekosistem laut di Teluk Waienga’ ini diikuti dengan antusias oleh warga dari kedua desa tersebut.
Baca juga: 400 Anak di Lembata Unjuk Gigi dalam Lomba Mewarnai yang Digelar oleh TribunFlores
Silvester Kopong, staf Yayasan Bina Sejahtera (YBS) Baru Lembata, mengatakan pihaknya bertekad menghasilkan kurang lebih 30 bioreeftek atau lebih untuk ditenggelamkan di Teluk Waienga, Kecamatan Lebatukan.
“Dua desa ini sasaran prorgram untuk pemeliharaan ekosistem laut. Tujuan besarnya untuk kelestarian wilayah ini tetap terjaga. Banyak biota laut sudah hilang dan kami ingin kita hidupkan lagi terumbu karang lagi. Kami mau masyarakat bisa bahu membahu untuk bangun kesadaran ini,” ungkap Sil di sela-sela kegiatan pembuatan bioreeftek.
Berdasarkan diskusi bersama masyarakat di dua desa tersebut, Sil menyebutkan, ditemukan bahwa tiga spesies penyangga yakni padang lamun, hutan mangrove, dan terumbu karang memiliki tingkat kerusakan yang tinggi.
“Hal ini terjadi karena perilaku menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, dengan cara membongkar terumbu karang, memindahkan terumbu karang dari tempatnya, atau menangkap ikan dengan bom atau racun,” papar Sil.
Atas dasar masalah ini, menurutnya, perlu intervensi lebih dari masyarakat untuk menyelamatkan ekosistem yang sudah rusak itu khususnya menciptakan cikal bakal terumbu karang dengan teknologi bioreeftek (terumbu karang buatan).
“Bioreeftek merupakan alternatif teknologi konservasi dan rehabilitasi terumbu karang yang terbuat dari bahan alami, mudah dan efisien. Keunggulan dari bioreeftek ini adalah tidak destruktif, terbuat dari bahan alami dan mudah diperoleh, mudah diaplikasikan,” pungkasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Yayasan Bina Sejahtera Baru
Ajak Warga Dua Desa Bikin Bioreeftek
selamatkan ekosistem laut
TribunFlores.com
| Punya Potensi Sarang Burung Walet yang Besar, Kades Pasir Putih Lembata Minta Dampingan Bank NTT |
|
|---|
| 400 Anak di Lembata Unjuk Gigi dalam Lomba Mewarnai yang Digelar oleh TribunFlores |
|
|---|
| UMKM Binaan Bank NTT di Lembata Ramaikan Lomba Mewarnai yang Digelar TribunFlores |
|
|---|
| BREAKING NEWS: Ratusan Anak Lembata Antusias Siap Ikut Lomba Mewarnai yang Digelar Tribun Flores |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.