Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan Liturgi Hari Ini Senin 16 Oktober 2023, Peringatan Santa Hedwig

Mari simak bacaan Liturgi Katolik hari ini Senin 16 Oktober 2023.Bacaan liturgidisiapkan untuk Peringatan Sta. Hedwig, Margarita Maria Alacoque.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
ISTIMEWA
Gedung Gereja Tua Sikka yang telah berusia satu abad lebih di Desa Sikka, Kabupaten Sikka, Pulau Flores. Mari simak bacaan Liturgi Katolik hari ini Senin 16 Oktober 2023.Bacaan liturgidisiapkan untuk Peringatan Sta. Hedwig, Margarita Maria Alacoque. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Liturgi Katolik hari ini Senin 16 Oktober 2023.

Bacaan liturgi hari ini disiapkan untuk Peringatan Sta. Hedwig, Margarita Maria Alacoque.

Hari ini Peringatan Sta. Hedwig, Margarita Maria Alacoque warna liturgi hijau.

Bacaan-bacaan liturgi: Rm. 1:1-7; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 11:29-32 dan BcO Yer. 1:1-19.

Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Senin 16 Oktober 2023 Ada Mazmur Tanggapan

 

 


Bacaan Pertama:


Rm 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Rm 1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,

Rm 1:3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,

Rm 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.

Rm 1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.

Rm 1:6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.

Rm 1:7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.

Mazmur Tanggapan


Mzm 98:1 Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

Mzm 98:2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

Mzm 98:3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

Injil Katolik

Luk 11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Luk 11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.

Luk 11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Luk 11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

BCO:


Yer 1:1 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.

Yer 1:2 Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.

Yer 1:3 Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima.

Yer 1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:

Yer 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Yer 1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."

Yer 1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

Yer 1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Yer 1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.

Yer 1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

Yer 1:11 Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."

Yer 1:12 Lalu firman TUHAN kepadaku: "Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku."

Yer 1:13 Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang kaulihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara."

Yer 1:14 Lalu firman TUHAN kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini.

Yer 1:15 Sebab sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan datang dan mendirikan takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda.

Yer 1:16 Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri.

Yer 1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!

Yer 1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.

Yer 1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Santo-Santa 16 Oktober

Santo Gerardus dari Mayella

Gerardus lahir di Muro Lucano, Napoli Selatan, Italia pada bulan April 1726. Beliau dikenal sebagai seorang bruder awam dalam Tarekat Redemptoris yang didirikan oleh Santo Alfonsus Liguori. Ia membuat banyak mujizat dan tanda heran baik selagi masih hidup maupun sesudah kematiannya.

Semua karunia adikoderati itu sesungguhnya sudah dialami Gerardus sejak masa kecilnya. Sewaktu kecil Gerardus biasa suka bermain dengan kawan-kawannya. Hal ini merupakan pengalaman umum anak-anak. Apabila kawan-kawannya tidak mau bermain dengannya, ia biasa masuk ke kapela untuk sekedar melihat-lihat patung Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus yang ada di sana. Konon pada suatu hari, Kanak-kanak Yesus turun dari gendongan Maria dan bermain-main dengan Gerardus. Pengalaman ini menumbuhkan dalam hatinya cinta dan kerinduan besar pada Yesus. Karena cinta dan kerinduan itu, ia ingin sekali cepat menyambut Tubuh Yesus. Konon pada umur 7 tahun Malaekat Agung Mikhael memberinya Komuni Kudus secara ajaib, meskipun aturan Gereja pada masa itu belum mengizinkan dia menerima Komuni Kudus.

Ketika berusia 12 tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia terpaksa berhenti sekolah karena harus menggantikan ayahnya mencari nafkah bagi ibu dan adik-adiknya. Ia menjadi pelayan seorang tukang jahit. Sambil melayani majikannya, ia juga belajar menjahit pakaian. Ia memperoleh manfaat ganda dari pekerjaannya itu, yaitu dapat menghidupi ibu dan adik-adiknya dan mahir/trampil menjahit pakaian. Setelah itu, ia berhenti bekerja pada majikan itu dan menjadi pelayan di istana Uskup Lacedonia. Di sini ia semakin berkembang dalam kehidupan rohaninya karena mempunyai banyak waktu yang tenang untuk berdoa. Pada suatu hari, kunci rumah yang ada di saku bajunya jatuh ke dalam sumur ketika ia sedang menimba air. Pelayan yang lain berdiri mengelilingi sumur itu sambil memarahi dia. Tetapi dia sendiri tidak hilang akal. Ia segera berlari ke dalam kapela dan mengambil patung anak Yesus. Patung itu diikatkannya pada timba lalu diturunkannya ke dalam sumur. Sungguh mengherankan bahwa ketika ditariknya kembali timba itu, kunci itu melekat erat pada tangan Yesus. Yesus memberi kembali kunci itu kepadanya. Kawan-kawannya terheran-heran karena tanda heran itu. Bagi Gerardus sendiri, pengalaman ini semakin menebalkan imannya dan mendorongnya lebih kuat untuk menjalani hidup bakti kepada Tuhan di dalam biara. Sepeninggal Uskup Lacedonia, Gerardus kembali ke kampung halamannya dan mendirikan usaha jahit-menjahit bagi penghidupan keluarganya.

Di Muro Lucano, usahanya berkembang baik. Dengan pendapatannya ia lebih banyak membantu ibu dan adik-adiknya, orang-orang miskin bahkan juga Gereja. Sementara itu, cita-citanya rnenjadi biarawan terus rnengusik batinnya. Ia lalu mengajukan permohonan kepada pimpinan tarekat Redemptoris tetapi ditolak karena kesehatannya kurang baik. Namun karena niatnya yang benar-benar tulus dan murni, akhirnya pada tahun 1749, ia diterima juga dalam tarekat itu di Deliceto. Santo Alfonsus Liguori, pendiri tarekat Redemptoris, benar-benar kagum pada Gerardus karena saleh dan rajin dalam tugas-tugasnya. Oleh karena itu, Alfonsus memperpendek masa novisiatnya tidak sebagaimana biasanya menurut aturan yang ada. Pada tahun 1752 ia mengucapkan kaulnya sebagai bruder awam dalam tarekat Redemptoris.

Di dalam biara, Geradus ditugaskan menjadi penjaga pintu, koster, perawat rekan-rekannya yang sakit dan menjahit pakaian bagi semua penghuni biara. Tiga tahun berikutnya, ia mulai terkenal luas karena berbagai tanda heran yang dilakukannya. Ia pandai meramal, dapat berada sekaligus di dua tempat pada saat yang sama (bilokasi), membaca pikiran dan hati nurani seseorang, dan dapat berkomunikasi dengan binatang-binatang. Pernah dalam suatu keadaan ekstase, ia terbang sejauh setengah mil jauhnya.
Karena semua karunia adikoderati itu, Gerardus ditunjuk menjadi pembimbing rohani untuk beberapa biara dan diangkat sebagai penasehat rohani bagi rohaniwan lainnya. Ia bekerja di biara Napoli dan Caposele dan sering mendampingi para misionaris dalam perjalanan-perjalanan misioner mereka ke berbagai tempat. Ia sendiri mengadakan beberapa kali penyembuhan orang sakit secara ajaib. Hari dan jam kematiannya diketahui pasti jauh sebelum terjadi. Gerardus meninggal dunia pada tanggal 15 Oktober 1755 di biara Caposele, Italia. Pada tanggal 29 Januari 1893 ia dinyatakan sebagai 'beato' oleh Sri Paus Leo XIII (1878-1903) dan dinyatakan 'santo' oleh Paus Pius X (1903-1914) pada tanggal 11 Desember 1904.

Santa Hedwiq, Janda


Puteri keturunan bangsawan Hungaria dan tante dari Santa Elisabeth Hungaria ini lahir pada tahun 1174. Ketika berusia 12 tahun ia kawin dengan Hendrikus, seorang Pangeran Polandia. Tuhan mengaruniakan kepada mereka 7 orang anak. Setelah suaminya gugur dalam peperangan melawan tentara Dschengis Khan, ia masuk biara Suster-suster Benediktin. Dengan harta kekayaannya ia banyak membantu orang-orang miskin dan penderita kusta, mendirikan biara serta meningkatkan taraf pendidikan dan kebudayaan warga penduduk Silesia (Jerman Timur/Polandia). Ia meninggal dunia pada tahun 1243.

Santa Margaretha Maria Alacoque, Perawan

Margaretha Maria Alacoque lahir pada tanggal 22 Juli 1647 di kota Janots Burgundia, Lhautecour, Prancis. Nama 'Maria' yang dikenakannya adalah nama Krismanya. Ayahnya, Alacoque, adalah seorang notaris. Ibunya bernama Filibertha Lamyn. Pasangan saleh ini dikaruniai tujuh orang anak, yang hampir semuanya mati dalam usia muda. Hanya Margaretha yang hidup agak lebih lama.

Margaretha berwatak tenang, manis dan saleh. Ia lebih suka akan kesunyian daripada bermain-main dan berhura-hura. Oleh karena itu ia sangat dikasihi bahkan dimanjakan oleh ibu-bapaknya. Tetapi Tuhan rupanya mempunyai suatu rencana khusus atas dirinya. Untuk memperkuat mental dan imannya dalam rangka rencana rahasia itu, Tuhan mencobai dia dengan berbagai peristiwa yang menekan batin. Ayahnya meninggal dunia, dan ibunya jatuh sakit berat. Dalam situasi demikian, nenek dan bibinya sendiri tidak bersikap ramah padanya. Namun semua perlakuan itu tidak diperdulikannya karena ia tidak mau menyakiti hati ibunya yang sedang sakit itu. Sementara itu kesukaannya dalam kesunyian semakin membawa dia ke dalam kebiasaan untuk berdoa lebih kusuk lagi. Besar cinta bakti dan hormatnya kepada Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang hadir di dalam Sakramen Mahakudus. Untuk memperkuat kehidupan rohaninya ia menjalankan matiraga yang keras dan tanpa memahami benar-benar apa artinya sebuah kaul, ia selagi masih muda telah menjanjikan kemurniannya sepanjang hidup kepada Allah.

Ketika masih kecil, ia dididik oleh Suster-suster Klaris di Charolles, Prancis. Dari usia 11-15 tahun, ia menderita sakit reumatik yang hebat sehingga terpaksa harus terus berbaring di atas tempat tidur. Semua peristiwa yang menimpa dirinya boleh dikatakan merupakan penyelenggaraan ilahi atas dirinya, karena sesudah sembuh dari sakit itu, ia mengalami penampakan-penampakan Tuhan Yesus.

Dalam penampakan-penampakan itu, Yesus biasanya tampak dalam keadaan bermahkota duri atau disalibkan. Pengalamannya akan penampakan-penampakan itu seolah terus mendesak dia untuk memasuki cara hidup membiara demi bakti yang menyeluruh kepada Allah. Oleh karena itu, pada tahun 1671 ia masuk biara Visitasi di Paray le Monial. Di sini Tuhan menampakan diri kepadanya dan menyampaikan wahyu tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus. Pada bulan Desember 1673, ia mendapat wahyu pertama berkenaan dengan penghormatan kepada Hati Kudus Yesus. Mulai saat itu hatinya sendiri dipenuhi cinta ilahi Yesus. Selama 18 bulan Yesus terus-menerus menampakan diri kepadanya untuk menjelaskan apa yang telah dikatakanNya pada wahyu pertama.

Inilah isi ringkas pesan Tuhan itu: "Orang harus menghormati HatiNya yang Mahakudus. Bentuk Hati Yesus itu - sebagaimana tergambar jelas dalam penampakan yang dialami Suster Margaretha Maria - ialah sebuah hati manusia yang bermahkota duri, tergores luka, dengan api dan cahaya kemilau. Yesus mengatakan bahwa kendatipun Ia sungguh-sungguh mencintai manusia, tetapi manusia membalas cintaNya dengan sikap dingin dan acuh tak acuh. Secara khusus Ia mengingatkan umat akan bahaya ajaran sesat Yanssenisme yang telah berkembang luas di seluruh Prancis. Adalah tugas Margaretha untuk mengimbangi semua kelemahan dan kekurangan umat manusia. Margaretha harus seringkali menerima Komuni Kudus, teristimewa pada hari Jumat Pertama setiap bulan selama sembilan bulan berturut-turut. Selain itu, ia harus berjaga di hadapan Sakramen Mahakudus pada setiap malam Jumat sebagai kenangan akan penderitaanNya dan pengkhianatan atas diriNya di Taman Getzemani pada hari Kamis Putih. Pada Oktaf Hari Raya, Tubuh Kristus tahun 1675, Tuhan sekali lagi menampakan diri kepada Margaretha untuk memberikan kepadanya Wahyu Hati Kudus yang terakhir dan yang terpenting: "Ingatlah akan HatiKu yang begitu mencintai manusia hingga habis-habisan; bahkan menjadi lelah dan habis terbakar oleh cinta itu. Sebagai pengganti terimakasih, Aku menerima dari banyak orang hanya sikap acuh tak acuh, ketidaksopanan dan dosa sakrilegi, sikap dingin dan caci maki."
Meskipun Margaretha memberi kesaksian tentang penampakan-penampatan Tuhan padanya, rajin dan tabah dalam menghormati Hati Kudus Yesus, namun devosi khusus terhadap Hati Kudus - sebagaimana diminta langsung oleh Yesus - tidak ditanggapi serius dan tidak diakui oleh Gereja dalam kurun waktu yang cukup lama sesudah kematian Margaretha. Ia sendiri mendapat perlakuan yang kurang simpatik dari rekan-rekan susternya, karena mereka menganggap semua penampakan yang diceritakannya sebagai berita bohong belaka. Untunglah bahwa tidak semua rohaniwan bersikap demikian.

Dalam penyelenggaraan ilahiNya, Tuhan mengirim Pastor Claude de la Colombiera SY menjadi Bapa Pengakuan untuk Suster-suster Visitasi di biara Paray-le-Monial. Dia-lah orang pertama yang menaruh perhatian besar kepada cerita-cerita Suster Margaretha tentang penampakan-penampakan Tuhan serta pesan-pesanNya itu. Beliau menunjukkan sikap simpatik dan memberi dukungan besar kepada Margaretha. Sepeninggal Suster Margaretha, pastor Claude, melalui tulisan-tulisannya dan kotbah-kotbahnya di Inggris dan Prancis, menyebarluaskan berita penampakan-penampakan Tuhan yang dialami Suster Margaretha. Seluruh umat tertarik pada peristiwa itu. Dan sejak itu mulai digalakkan devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Jam Suci di hadapan Sakramen Mahakudus sebagaimana dipesankan Tuhan kepada Margaretha. Tak lama kemudian pada tahun 1765. Pesta Hati Kudus Yesus direstui oleh Sri Paus, dan Margaretha menjadi teladannya. Margaretha Maria Alacoque meninggal dunia di biara Paray-le-Monial pada tanggal 17 Oktober 1690. la dinyatakan 'santa' pada tahun 1920.

Santo Gallus, Pengaku Iman

Di antara 12 rahib terkenal dari Irlandia yang berkarya di Eropa sebagai misionaris pengikut Santo Kolumbanus, Gallus diakui sebagai rasul pertama dan utama negeri Swiss. Ia mendirikan sebuah biara pertapaan yang kemudian menjadi terkenal karena menaruh perhatian khusus pada studi ilmu-ilmu klasik. Gallus lahir di Irlandia kira-kira pada tahun 550, dan meninggal dunia pada tahun 635 di Sint. Gall, sebuah kota di Swiss yang dinamai dengan namanya.

Setelah dididik bersama dengan Santo Kolumbanus di biara Bangor, Irlandia, Gallus membantu Kolumbanus untuk membangun biara-biara di Annegray dan Luxeuil, Prancis. Ia dengan setia menemani Kolumbanus dan rahib-rahib lainnya ketika mereka diusir dari Luxeuil oleh Raja Burgundy; bersama mereka pun Gallus selamat dari kecelakaan kapal yang mereka tumpangi dan mendarat di Swiss. Pada tahun 1612 Gallus berpisah dengan rekan-rekannya karena Kolumbanus memutuskan untuk pergi ke arah selatan yaitu ke Italia. Gallus tidak turut bersama mereka ke Italia karena ia jatuh sakit pada hari keberangkatan mereka. Gallus kemudian memutuskan untuk tinggal menetap di daerah sekitar Danau Konstance sebagai seorang pertapa. Di daerah ini ia mendirikan sebuah biara pertapaan. Pertapaan ini berkembang menjadi sebuah perkampungan monastik dengan gubuk-gubuk untuk para rahib yang menjadi muridnya. Sekarang daerah ini sudah menjadi satu kota di Swiss yang dikenal dengan nama kota Sint Gall.

Gallus senantiasa menjalin hubungan dengan rekan-rekannya yang tinggal di biara Bangor, Irlandia, dan juga dengan para rahib yang tinggal di biara-biara yang dibangunnya bersama Kolumbanus. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan bahwa kematian Kolumbanus telah diketahuinya melalui suatu penglihatan ajaib yang dialaminya. Rekan-rekan Gallus di biara Luxeuil ingin mengangkat dia menjadi pemimpin mereka, namun Gallus dengan tegas menolak karena Luxeuil sudah menjadi komunitas yang tidak memperhatikan lagi nilai kesederhanaan dan kemiskinan hidup menurut semangat Injil. Baginya Luxeuil tidak lagi menarik perhatiannya. Ia lebih suka dengan kesederhanaan dan kemiskinan. Dengan alasan yang sama ia juga menolak ketika ia diminta menjadi Uskup.

Hampir semua cerita tentang Gallus mengisahkan tentang danau dan jala ikan, perahu dan alat-alat perlengkapan lainnya. Oleh karena itu orang beranggapan bahwa Gallus adalah seorang nelayan yang memanfaatkan keahliannya menangkap ikan untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan murid-muridnya. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya untuk berdoa, meditasi dan menangkap ikan.

Cendera mata populer yang diberikan kepada para wisatawan yang berkunjung ke kota Sint Gallus ialah ukiran seekor beruang dari kayu. Ukiran beruang ini mengisahkan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh Santo Gallus, bahwa ia pernah menjinakkan seekor beruang sewaktu ia memulai pembangunan biara pertapaannya di pesisir Sungai Steinnach. Konon, setelah Gallus menyelidiki pesisir sungai itu, ia bersama pembantunya mendirikan sebuah pondok di situ; pada malam pertama tiba-tiba seekor beruang menyelinap masuk karena melihat cahaya api unggun di dalam pondok itu. Pembantunya gemetar ketakutan dan berteriak minta tolong pada Gallus yang sedang berdoa. Dengan tenang Gallus menghadap beruang itu, membelai-belai punggungnya lalu menyuruhnya menaruh kayu bakar ke dalam api unggun itu. Beruang itu taat pada perintah Gallus, Sepeninggal Gallus pada tahun 635, biara pertapaannya berkembang pesat. Perpustakaannya tergolong sangat baik di seluruh Eropa pada Abad Pertengahan; sekolahnya terkenal karena studi ilmu-ilmu klasik, musik, dan kesenian. (sumber iman katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved