Pengguna Narkoba di NTT
Provinsi NTT Terendah Prevalensi dari 3,3 Juta Pengguna Narkoba di Indonesia
Kolaborasi para pemangku kepentingan seperti BNN, BNPP,Polri,Bea dan Cukai, Imigrasi dan UNODC dibutuhkan untuk mencegah masukanya Narkoba.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Prof. Dr. Petrus R. Golose menyatakan 3,3 juta pengguna narkoba di Indonesia dan prevalensi terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu disampaikan Komjen Pol Prof. Dr. Petrus R. Golose kepada wartawan usai membuka National Border Manajement Consultation Meeting di Hotel Swiss Belcourt Kupang, Rabu 15 November 2023.
"Di Indonesia, pengguna narkotika dari 3,6 juta jiwa orang turun menjadi 3, 3 juta orang. NTT ini luar biasa prevalensinya hanya 0,1 persen," sebut Petrus.
"Jadi, untuk prevalensi nasional yang sebelumnya 1,95 persen sekarang turun menjadi 1,73 persen," tambahnya.
Baca juga: Pj Gubernur NTT, Ayodhia Kalake Apresiasi USAID ERAT Gandeng Pemprov NTT Luncurkan Platform Inovasi
Menurut Petrus, kolaborasi para pemangku kepentingan yang berwenang seperti BNN, BNPP, Polri, Bea dan Cukai, Imigrasi serta UNODC sangat dibutuhkan untuk mencegah masuknya narkoba ke Indonesia.
"Kita lihat sekarang, masuknya narkotika banyak lewat perbatasan, baik melalui jalur laut maupun jalur darat. Kita harus bisa mengantisipasi itu," ujarnya.
Petrus menyampaikan, pada Rabu (15/11/2023), mengutus eputi ke Kalimantan Barat, khususnya di Pontianak bekerja sama dengan penjaga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) untuk melenyapkan 58,8 kg sabu.
Dikatakan Petrus, jenis narkoba yang sering masuk ke Indonesia cenderung Sabu. Tetapi yang paling banyak yaitu ganja yang berasal dari dalam Negeri, khususnya dari Aceh dan Sumatera Utara.
Baca juga: Tertibkan APK, Panwas Desa di NTT Dianiaya Simpatisan Caleg
"Prevalensi dunia saat ini 5,52 persen. Kita masih berada jauh di bawah, tapi lebih jauh lagi yang ada di NTT. Jadi VIVA di NTT luar biasa yang dikerjakan oleh BNNP, dan Polres yang ada di NTT," sebutnya.
Petrus menyampaikan terima kasih kepada Institusi BNN dan seluruh stakeholder yang melakukan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia, sehingga bisa menekan angka peredaran narkotika turun sekitar 0,22 persen yaitu dari 1,95 menjadi 1,73.
"Ini indikasi yang bagus di akhir tahun 2023. Karena waktu Covid-19 itu naik, dari 1,80 menjadi 1,95. Naiknya 0,15 dan sekarang sudah turun," ungkapnya.
Petrus menyebutkan, Wilayah di Indonesia dengan tingkat kerawanan yang paling tinggi masalah narkobanya ialah Sumatera Utara. Sehingga, Wilayah itu menjadi salah satu dari sepuluh wilayah yang dipilih untuk melakukan operasi.
Baca juga: Kasus Rabies di NTT, 37 Tenaga Dinas Peternakan Timor Tengah Selatan Ikut Pelatihan iSIKHNAS
"Banyak sekali narapidana dengan masalah narkotika di Sumatera Utara, lebih dari 80 persen," sebutnya. *
sumber: pos-kupang.com
Pengguna narkoba di NTT
Penguna Narkoba di Indonesia
NTT terendah penguna Narkoba
Kepala Badan Narkotika Nasional
TribunFlores.com hari ini
IFTK Ledalero Hasilkan Sistem Pangkalan Data Desa Posiwatu Terlengkap di Lembata |
![]() |
---|
KPUD dan Bawaslu Terima Rp 32 Miliar untuk Pilkada Ngada 2024 |
![]() |
---|
Fasilitator Pendamping Desa di Ende dan Nagekeo Ikut Pelatihan Peningkatan Kapasitas di Maumere |
![]() |
---|
Banyak Parpol dan Caleg di Manggarai Timur 'Bandel', Ratusan APK Ditertibkan |
![]() |
---|
Belum Ada Amrol Sampah, Warga Mukun Kota Komba Utara Tagih Janji Kadis DLH Manggarai Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.