Jubah Rohaniwan Katolik
Mengenal Jubah Rohaniwan dan Rohaniwati Katolik
Pada Masa sebelum konsili Vatikan II jubah merupakan pakaian harian. Namun, seiring berjalannya waktu terkhusus sesudah Konsili
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Dalam Gereja Katolik, seorang rohaniwan, imam Katolik saat memimpin perayaan selalu memakai jubah.
Jubah sangatlah penting bagi seorang imam atau Pastor ketika memimpin doa terkhusus memimpin perayaan ekaristi.
Informasi yang dihimpun TribunFlores.Com, jubah pastor atau imam Katolik merupakan pakaian resmi, tak hanya bagi seorang rohaniwan namun juga bagi rohaniwati seperti suster.
Jubah memiliki beberapa jenis dan warna tergantung tiap ordo atau serikat dan juga tergantung warna perayaan liturgi terkhusus bagi pastor.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 25 November 2023, Bijaksana Menilai Tentang Hukum Kehidupan
Pada Masa sebelum konsili Vatikan II jubah merupakan pakaian harian. Namun, seiring berjalannya waktu terkhusus sesudah Konsili Vatikan II jubah dipakai hanya pada momen tertentu misalnya saat misa atau kegiatan penting dan resmi lainnya.
Untuk jubah bagi rohaniwan/rohaniwati terdapat berbagai macam warna yakni putih, cokelat misalnya ordo Fransiskan maupun juga warna biru.
Contoh, Jubah para pertapa di Rawaseneng (OCSO) dan biawaran Ordo Salib Suci (OSC) berwarna putih dengan kombinasi hitam. Bentuk dan warna jubah berbeda-beda menurut kebiasaan masing-masing ordo/kongregasi.
Jubah yang sering kita lihat berwarna putih. Maklum, di daerah tropis seperti Indonesia ini memang lebih nyaman dipilih warna putih supaya pemakainya tidak terlalu gerah.
Di samping itu, warna putih juga melambangkan kesalehan. Jubah putih banyak dipakai oleh imam-imam praja (Pr), Serikat Yesuit (SY), dan imam dari ordo atau kongregasi yang lain.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.