Renungan Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023, Allah, Manusia dan Uang
Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Allah, Manusia dan Uang.
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023.
Tema renungan harian katolik yaitu Allah, Manusia dan Uang.
Renungan Harian Katolik disiapkan untuk Pekan Biasa XXXIV.
Hari Senin peringatan Santo Yakobus dari Persia, Martir, Santo Virgilius, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 27 November 2023 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Senin 27 November 2023 Lengkap Renungan Harian Katolik
Bacaan Pertama : Dan. 1:1-6,8-20
Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.
Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,
yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu,
yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.
Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel:
"Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja."
Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya:
"Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;
sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."
Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.
Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka.
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar.
Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan : Dan. 3:52,53,54,55,56
"Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. Terpujilah namaMu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya.
Terpujilah Engkau dalam BaitMu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.
Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaanMu, Engkau patut dinyanyikan dan ditinggikan selama-lamanya.
Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya dan bersemayam di atas kerub-kerub, Engkau patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya.
Terpujilah Engkau di bentangan langit, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
Ref. Alleluya, alleluya
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.
Bacaan Injil : Lukas 21:1-4
Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.
Di Bait Allah, tatkala mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
Maka Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Uang memang berbicara banyak hal mengenai manusia. Nah, hari ini juga mengajarkan bahwa uang juga berbicara mengenai diri orang Kristen. Uang itu berbicara mengenai hubungan kita dengan Allah.
Uang yang kita persembahkan menyatakan bahwa kita memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhan atau tidak memiliki hubungan yang dalam denganNya. Persembahan janda ini mengungkapkan kedalaman hubungannya dengan Tuhan.
Orang miskin pasti bergumul untuk datang ke bait Allah, karena di dalam bait Allah terdapat 13 kotak kolekte, yang menyerupai corong terompet. Setiap orang pasti memasukkan uang ke dalam peti persembahan yang jumlahnya 13 buah itu.
Mereka yang datang ke bait Allah tanpa memasukkan uang ke dalam peti persembahan tentunya akan dilihat oleh orang-orang lain. Mereka yang tidak memberi persembahan pasti akan merasa risih.
Daripada diliatian orang karena tidak memberi persembahan, maka banyak orang miskin yang tidak berani datang ke bait Allah untuk beribadah. Apalagi kotak kolektenya, memiliki bentuk yang sempit pada ujungnya.
Sehingga kalau kita memasukkan uang ke dalamnya, maka akan terlihat berapa besar yang kita masukkan. Sebab, tangan kita tidak bisa masuk. Hanya uangnya yang bisa dimasukkan ke dalam kotak persembahan.
Oleh sebab itulah dengan 13 kotak kolekte ini, maka umumnya, orang yang sangat miskin tidak berani datang ke bait Allah. Karena kalau mereka datang, mereka harus memberi persembahan dan tentunya ini sangat memberatkan mereka.
Tetapi pada hari itu, ada seorang janda yang miskin, datang ke bait Allah. Janda ini mendekati kotak persembahan dan memberikan persembahan, sama seperti orang-orang kaya memberikan persembahan.
Memang yang diberikan oleh janda ini sangat kecil, yakni hanya 2 peser, atau 2 keping uang tembaga yang nilainya sangat kecil. Namun kedatangan janda ini ke dalam bait Allah sudah menyatakan kepada kita bahwa bagi janda ini hubungan dengan Tuhan lebih penting daripada segala persoalan keuangan yang sedang dihadapinya.
Kerinduan janda ini untuk datang kepada Tuhan tidaklah bisa dihalangi, walaupun untuk itu, dia harus memberikan uang terakhir yang dimilikinya. Seperti rusa yang rindu sungai yang berair, demikianlah jiwa janda ini haus kepada Tuhan yang hidup.
Hubungannya dengan Tuhan jauh lebih penting daripada harta miliknya. Ibadahnya dengan Tuhan lebih penting daripada uangnya.
Bukan kelimpahan atau kekurangan akan uang yang mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Sikap kita terhadap uang lah yang sering kali mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.
Uang itu tidak memiliki moral yang baik atau moral yang buruk. Moral uang itu bukan terletak pada diri uang tetapi terletak kepada sikap orang kristennya sendiri. Hal yang mempengaruhi hubungan kita dengan Allah adalah sikap kita terhadap kekayaan atau sikap terhadap kekurangan
Dari janda ini kita belajar bahwa kemiskinan sekalipun seharusnya tidaklah mempengaruhi hubungan dengan Tuhan. Bahkan kekayaan pun tidak lah bisa mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan, jikalau sikap kita terhadap uang adalah sikap yang benar.
Ketika kita berada dalam masalah keuangan yang berat, kita tidak perlu marah, depresi, mencuri, dan meninggalkan Tuhan. Atau kalau kita kelimpahan materi, kita janganlah menjadi sombong dan meninggalkan Tuhan. Jadi sikap yang mempengaruhi hubungan orang kristen dengan Allah, bukan kekayaan itu sendiri atau kekurangan itu sendiri. (Sumber renungan katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023
Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik
Tribun Flores.com
Injil Katolik Senin 27 November 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan |
![]() |
---|
Kalender Liturgi Katolik Senin 27 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXIV |
![]() |
---|
Bacaan Injil Katolik Senin 27 November 2023 Lengkap Renungan Harian Katolik |
![]() |
---|
Injil Katolik Hari Ini Minggu 26 November 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan |
![]() |
---|
Kalender Liturgi Katolik Hari Ini Minggu 26 November 2023 Hari Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.