Kasus Rabies di Malaka
Berlinang Air Mata, Aplonia Ceritakan Kronologi Cucunya Meninggal Digigit Anjing Rabies
M, Anak berusia 5 tahun meninggal dunia usai digigit anjing atau hewan penular rabies di Desa Wesey, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, NTT.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka
TRIBUNFLORES.COM, BETUN - M, Anak berusia 5 tahun meninggal dunia usai digigit anjing atau hewan penular rabies di Desa Wesey, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saat itu cucuku M sedang memetik buah jamblang di halaman depan rumah mereka. Secara tiba-tiba saja anjing berlari kencang dari arah Barat menuju ke cucuku lalu menggigitnya di salah satu bagian kakinya," kisah Aplonia Baki (37) ibu dari mama kandung M kepada POS-KUPANG.COM, Selasa 12 Desember 2023.
Setelah menggigit, Aplonia Baki mengambil air hangat dari dalam rumah untuk mencuci kaki cucunya dengan bersih.
Baca juga: 2 Ekor HPR di TTU Positif Rabies, 2 Korban Meninggal Dunia
"Usai mencuci kami ke Polindes terdekat memanggil tenaga kesehatan untuk menangani secara medis. Tidak sempat disuntik vaksin anti rabies karena tidak ada, cucuku hanya diberi alkohol dipakai membersihkan luka gigitan anjing atau hewan penular rabies tersebut," ungkapnya.
Saat itu, cucuku digigit anjing atau hewan penular rabies tepat pada tanggal 22 Oktober 2023 lalu.
"Anjing tersebut milik nenek SAR tetangga rumah korban M. Anjing tersebut dikenal ramah alias jinak. Hanya seketika itu berubah menjadi galak sampai menggigit cucuku ini," ucapnya.
Aplonia Baki menambahkan, hari demi hari bergantian, sampai cucuku benar-benar sembuh total dari gigitan hewan penular rabies tersebut.
"Sampai hari Jumat 8 Desember 2023, cucuku M mengeluh kesulitan membuang air kecil dan besar. Sehingga pada Jumat pukul 18.00 WITA saya memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Biuduk Foho, Rinhat dan setelah diperiksa tenaga medis pada pukul 22.00 WITA kami ke rumah milikku di kampung Biuduk Foho," ceritanya.
Pada Sabtu 9 Desember 2023 pagi, kaka dari ibu kandung M atas nama Aurelia Jesika menjenguk ke rumah Aplonia Baki di Biuduk Foho, Rinhat.
Baca juga: Tidak Ada Toilet, Warga di Manggarai Barat Disebut BAB di Hutan dan Kebun
"Sabtu pukul 18.00 WITA saya memberi makan cucuku M dan setelah makan saya beri dia obat sirup Parasetamol untuk diminumnya. Habis itu, kasih lagi obat sulit buang air kecil dan besar diaduk dengan air lalu diminumnya," paparnya.
"Kemudian mau beri dia air segelas cucuku secara spontan kaget, saya panik dan ketakutan sebab berupaya sebayak 3 kali tapi usahanya sia-sia," tambahnya.
Tak lama kemudian, cucuku meminta bilang mau tidur sehingga Aplonia Baki merangkulnya erat dengan cara menggendong ke tempat tidur.
Tidak berselang lama dari atas tempat tidur cucuku kemudian meminta air putih untuk minum tapi setelah diberi air cucuku lagi-lagi kaget terus hingga Sabtu 9 Desember 2023 pukul 24.00 WITA.
"Cucuku bertingkah dan meminta ke rumah Aurelia Jesika, orang yang mengasuhnya setelah kedua orang tua kandung M memilih merantau ke Kalimantan Tengah demi mencari kerja. Tiba di rumah Aurelia Jesika sekitar pukul 24.35 WITA perkiraannya. Sepanjang malam itu cucuku meminta air namun tidak diminumnya karena kaget," ujarnya.
Hari Minggu 10 Desember 2023 pagi, Aplonia Baki memutuskan untuk membawa cucunya M ke RSUPP Betun.
"Sampai disana langsung ditangani tenaga kesehatan dan cucuku M dipasang infus lalu pihak medis ambil darah korban untuk diuji laboratorium," tuturnya.
Berselang beberapa waktu, pihak medis datang memberitahu kalau cucuku M terduga terjangkit rabies.
"Setelah dinyatakan pasien dengan gejala rabies, cucuku M lalu dipindah dari ruang IGD ke ruang isolasi RSUPP Betun," demikian jelasnya.
Minggu 10 Desember 2023 malam itu, Aplonia Baki dengan setia menjaga cucunya M ini bertahan sampai Senin 11 Desember 2023 pukul 13.00 WITA hembuskan nafas terakhir alias meninggal dunia.
"Tepat hari Senin 11 Desember 2023 itu, cucuku M benar-benar hembuskan nafas terakhirnya atau meninggal dunia," tutup ceritanya berderai air mata.
Plt. Direktur RSUPP Betun, dr. Falentinus Raimanus Seran ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
"Benar sekali, pasien berinisial M dirawat di RSUPP Betun dan terkait pasien dengan status terjangkit rabies saya masih konfirmasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka," tandasnya singkat. (nbs)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.