Kasus Rabies di Malaka

Bocah 5 Tahun di Malaka Meninggal Akibat Rabies, Dokter Asep Minta Tindakan Luar Biasa Cegah Rabies

Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menegaskan, dengan adanya korban meninggal dunia akibat gigitan HPR dinyatakan KLB Rabies

|
Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
VAKSIN - Petugas kesehatan hewan melakukan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) jenis anjing. Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menegaskan, dengan adanya korban meninggal dunia akibat gigitan HPR bisa dinyatakan KLB Rabies. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menegaskan, dengan adanya korban meninggal dunia akibat gigitan HPR bisa dinyatakan KLB Rabies.

"Dengan menyatakan KLB maka, bisa melakukan tindakan yang luar biasa juga," ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Selasa, 12 Desember 2023.

Dengan menyatakan KLB, masyarakat lebih waspada terhadap bahaya rabies. Selain itu, anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) bisa digunakan.

Ia menuturkan, beberapa hari yang lalu, 2 ekor anjing di Malaka dinyatakan positif Rabies.

Baca juga: 2 Ekor HPR di TTU Positif Rabies, 2 Korban Meninggal Dunia

 

Dimana, Kabupaten Malaka berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Sementara itu, pada hari Selasa ada korban meninggal diduga tertular rabies. Hal ini menegaskan bahwa, virus rabies sudah masuk ke Malaka.

Merespon hal ini, perlu dilakukan tindakan luar biasa pencegahan rabies.

Rabies merupakan bencana non-alam. Oleh karena itu, apabila korban gigitan HPR diberikan pertolongan cepat maka, bisa diselamatkan.

Dikatakan Dokter Asep, langkah yang harus ditempuh yakni perlu dilakukan HPR secara masif dan serentak. Jika masyarakat digigit HPR maka, luka bekas gigitan harus dicuci dengan air dan sabun serta diberikan vaksin antirabies.

Baca juga: Berlinang Air Mata, Aplonia Ceritakan Kronologi Cucunya Meninggal Digigit Anjing Rabies

Ia menambahkan, langkah lain yang perlu ditempuh adalah HPR mesti diikat atau dikandangkan terlebih dahulu dan kemudian diberikan vaksin. Namun dalam situasi kepepet, pemusnahan terhadap anjing yang berkeliaran dan tidak diikat bisa dilakukan.

"Kalau saya yah, mau bagaimana karena ini kan pilihan. Mau menyelamatkan anjing yang lain atau manusia. Kalau anjing yang liar, dengan sangat menyesal yah kita musnahkan," ungkapnya.

Meskipun demikian, eliminasi terhadap HPR ini merupakan pilihan paling terakhir manakala kita tidak mampu mengatasi masalah rabies. (*)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved