Wisata Sejarah di Flores NTT

Tempat Wisata Edukasi dan Sejarah di Pulau Flores, Ada Situs Arkelogi hingga Gereja Tua

Di Pulau Flores terdapat situs arkelogi yang mendunia, jejak sejarah bangsa Indonesia, jejak peradaban Flores hingga gereja tua.

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM / KRISTIN ADAL
RUMAH BUNG KARNO- Rumah pengasingan Bung Karno, di Kabupaten Ende, (26/12/2023). 

TRIBUNFLORES.COM- Nusa Bunga nama lain dari Pulau Flores yang populer. Pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur ini tak hanya kaya dengan destinasi wisata alam dan budaya tetapi jejak sejarah di pulau ini diperhitungkan.

Pulau Flores dengan delapan kabupaten memiliki kekayaan alam, budaya maupun sejarah. Di Pulau Flores terdapat situs arkelogi yang mendunia, jejak sejarah bangsa Indonesia, jejak peradaban Flores hingga gereja tua.

Berkunjung ke Pulau Flores tak lengkap rasanya jika belum mengeksplor tempat bersejarahnya. Tempat-tempat bersejarah ini tidak sekedar untuk berwisata tetapi bisa dijadikan sarana edukasi.

Berikut rekomendasi destinasi wisata sejarah dan sarana edukasi di Pulau Flores yang bisa dikunjungi setiap hari.

Baca juga: Rekomendasi 6 Tempat Berburu Sunrise di Pulau Flores NTT, Ada Bukit Wolobobo hingga Danau Kelimutu

 

 

1. Situs Arkelogi Liang Bua di Kabupaten Manggarai

Liang Bua merupakan salah satu situs gua arkelogi yang terletak di daerah perbukitan karts di wilayah Kabupaten Manggarai, Flores NTT.

SITUS SEJARAH- Gua Liang Bua
SITUS SEJARAH- Gua Liang Bua (TRIBUNFLORES.COM/HO-STEVEN RANKIN TRISTAN)

Nama Liang Bua menjadi terkenal setelah ditemukannya tengkorak kuno yang disebut Homo Floresiensis (manusia Flores) di tempat ini. Tengkorak ini ditemukan pada kedalaman enam meter.

Homo Floresiensis merupakan seorang manusia pendek yang diperkirakan berasal dari 18.000 tahun yang lalu. Namun, bukan hanya tengkorak ini yang ditemukan. Liang bua menjadi tempat penelitian para arkelog nusantara maupun arekolg asing untuk menggali sejarah hunian pada masa prasejarah.

Secara geografis, lokasinya kurang lebih 15 kilometer di sebelah utara Kota Ruteng, Ibu kota Kabupaten Manggarai. Berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Gereja Santo Ignatius Loyola, Salah Satu Gereja Tertua di Indonesia

Gua Liang Bua berada di Dusun Golo Manuk, Desa Liang Bua, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai. Nama “Liang Bua” berasal dari Bahasa Manggarai-Flores.

2. Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende

Flores menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ada di Ende. Tempat pengasingan presiden pertama Republik Indonesia bersama keluarga kecilnya sejak 1934-1938.

Rumah pengasingan tokoh proklamator ini berada tepat di jantung Kota Ende di Jalan Perwira, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Pulau Flores.

Di rumah sederhana ini dimulai proses penggalian nilai-nilai luhur Pancasila. Soekarno menghabiskan masa pengasingan bersama istrinya, Inggit, Ratna Djuami (anak angkat), serta ibu mertuanya.

Hingga kini rumah ini masih dirawat dengan baik dan pada tahun 2012 direnovasi tanpa mengubah bentuk awal rumah ini. Bagian depan rumah pengasingan sangat asrih, berdinding putih dengan sedikit guratan hijau.

Di dalam rumah utama terdapat ruang tamu dengan sebuah meja kayu bundar dan dua kursi kayu. Ruang depan dengan meja yang menyimpan peti kaca yang menyimpan biola, lampu minyak, lampu tekan, setrika, peralatan makan, ceret air almunium dan salinan naskah.

RUMAH BUNG KARNO- Ruang tamu Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, (26/12/2023)
RUMAH BUNG KARNO- Ruang tamu Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, (26/12/2023) (TRIBUNFLORES.COM / KRISTIN ADAL)

Lukisan-lukisan dan foto-foto hitam putih Soekarno dan Inggit dipajang di dinding ruangan depan bersebelahan dengan ruang tamu.

FOTO-
LUKISAN- Lukisan Inggit Garnasi pada usia 35 tahun di Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende, Flores. - (TRIBUNFLORES.COM / KRISTIN ADAL)

Sementara terdapat kamar tidur Soekarno dan kamar tidur mertuanya masih lengkap dengan ranjang, lemari hingga kelambu. Tongkat kayu milik Soekarno pun di simpan pada kotak kaja yang panjang tepat di sudut depan kamar Soekarno.

Bagian belakang rumah terdapat lemari kaca yang menyimpan buku, sumur, kamar mandi, dapur dan ruang sholat juga digunakan untuk bersemedi oleh Soekarno.

Tahun 1954, Ir. Soekarno kembali berkunjung ke Ende dan meresmikan rumah pengasingan tersebut sebagai Rumah Museum. Berdasarkan alasan tersebut, makan Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Ende ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya berperingkat Nasional dengan Surat Keputusan bernomor 285/M/2014 pada 13 Oktober 2014 (Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia).

3. Taman Renungan Bung Karno

Tempat wisata sejarah Taman Renungan Bung Karno tentu tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Tempat wisata ini menjadi saksi sejarah kisah pengasingan Bung Karno dan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.

PANCASILA- Pohon sukun yang ditanam pada 1981 di Kota Ende. Dalam pidatonya Bung Karno ia merenungkan rumusan Pancasila di bawah pohon sukun, pohon tersbut tumbang sejak 1960.
PANCASILA- Pohon sukun yang ditanam pada 1981 di Kota Ende. Dalam pidatonya Bung Karno ia merenungkan rumusan Pancasila di bawah pohon sukun, pohon tersbut tumbang sejak 1960. (TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL)

Taman Renungan Bung Karno berada di Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Presiden pertama RI Ir. Soekarno pernah diasingkan di Ende selama empat tahun, mulai tahun 1934 hingga 1938.

Di tempat pengasingan ini Bapak Proklamator Indonesia melakukan berbagai aktivitas mulai dari melukis dan menulis naskah drama pementasan. Tempat lahirnya Pancasila berada di Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

MERENUNG- Patung Soekarno di samping pohon sukun, di Kota Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
MERENUNG- Patung Soekarno di samping pohon sukun, di Kota Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. (TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL)

Bung Karno merenungkan gagasan Pancasila dan buah dari pemikiran bung karno yang sedang berada di bawah pohon sukun bercabang lima yang ada di Ende. Di situlah kini dibuatkan Taman Perenungan Bung Karno.

Di taman tersebut didirikan patung Bung Karno yang sedang duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.

4. Melihat Jejak Peradaban Flores di Musem Bikon Blewut Maumere

Museum Bikon Blewut merupakan salah satu tempat menyimpan berbagai barang bersejarah yang menceritakan jejak peradaban di Pulau Flores dan Indonesia. Berkunjung ke tempat ini akan membawa anda ke masa lampau Flores. Di dalam museum ini kita bisa mengetahui jejak peradaban masa lalu Pulau Flores.

WISATA MUSEUM - Museum Blikon Blewut Berada di Desa Takaplager, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Jaraknya dari Kota Maumere sekitar, 9 KM, ditempuh selama 20 menit (gunakan kendaraan).
WISATA MUSEUM - Museum Blikon Blewut Berada di Desa Takaplager, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Jaraknya dari Kota Maumere sekitar, 9 KM, ditempuh selama 20 menit (gunakan kendaraan). (TRIBUNFLORES.COM /NOFRI FUKA)

Museum Bikon Blewut berada di Desa Takaplager, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Jarak dari Kota Maumere menuju museum sekitar 9 kilometer Jalan Trans Flores dan dapat ditempuh selama 20 menit menggunakan kendaraan.

Museum ini satu-satunya museum terbesar di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Menyimpan benda-benda peninggalan dari zaman Paleolitikum (zaman batu tua) dan koleksi alat seni-budaya zaman perunggu masyarakat Flores.

MUSEUM BLIKON BLEWUT- Kerangka utuh jenis tikus besar di Flores, museum Bikon Blewut, kompleks Seminari Tinggi Ledalero, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
MUSEUM BLIKON BLEWUT- Kerangka utuh jenis tikus besar di Flores, museum Bikon Blewut, kompleks Seminari Tinggi Ledalero, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. (TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL)

Pantuan TribunFlores.Com, di dalam museum terdapat etalase kaca yang menyimpan rapih fosil manusia purba Flores, alat kebudayaan dan kesenian Dongson, fosil gajah purba Flores, rangka utuh jenis tikus besar di Flores, mata uang kertas dan logam beberapa negara dari zaman ke zaman, porselen dari China, moko terbuat dari perunggu dan benda-benda lainnya.

Pada dinding-dinding museum dipajang beberapa bingkai lukisan. Sementara itu pada rak buku cokelat terdapat buku-buku berbahasa Jerman dan Belanda yang mendokumentasikan sejumlah penelitian di Flores.

Pengelola Museum Blikon Blewut IFTK Ledalero, Endi Paji memperlihatkan lukisan asli Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Kamis 21 September 2023.
Pengelola Museum Blikon Blewut IFTK Ledalero, Endi Paji memperlihatkan lukisan asli Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Kamis 21 September 2023. (TRIBUNFLORES.COM/EGINIUS MOÁ)

5. Gereja Tua Sikka

Gereja Katolik Santo Ignatius Loyol di Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka salah satu Gereja Katolik tertua di Indonesia dengan usia lebih dari 100 tahun.

Gedung Gereja Tua Sikka yang telah berusia satu abad lebih di Desa Sikka, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Gedung Gereja Tua Sikka yang telah berusia satu abad lebih di Desa Sikka, Kabupaten Sikka, Pulau Flores. (ISTIMEWA)

Gereja tua ini di Kampung Sikka, pesisir pantai selatan Kabupaten Sikka. Bangunan Gereja Tua Sikka Lela mahakarya bergaya Reinasance dan Barok bercampur seni lokal Maumere Flores.

Material dasar bangunan Gereja Tua Sikka yakni Kayu Jati. Konon bangunan tersebut menghabiskan sekitar 360 kubik kayu jati yang didatangkan dari Pulau Jawa melewati jalur Pantai menggunakan Kapal.

Gereja Tua Sikka telah menjadi salah satu warisan budaya peninggalan masa lampau. Keberadaannya pada masa kini dilihat sebagai tempat wisata rohani.

Selain daripada warisan bangunannya adapula warisan yang masih ada seperti buku-buku misa lama, tempat lilin kuno, juga patung peninggalan pihak kerajaan pada masa pemerintahan Raja Da Silva. Di Gereja Tua Sikka masih dirawat sebuah ritus yang biasa dilaksanakan pada Jumat Agung (masa paskah). Ritus tersebut yakni Prosesi Logu Senhor.

Berita Tribunflores.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved