Gunung Lewotobi Erupsi

Pengungsi Gunung Lewotobi di Flores Timur Terima Obat Kadaluwarsa, Disalurkan Tanpa Libatkan Nakes

Setelah menerima obat, pengungsi diberitahu untuk memeriksa paket bantuan, karena paket juga berisi vitamin dan perlengkapan tidur serta masker.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
OBAT BAGI PENGUNGSI - Obat kedaluwarsa beredar ke tangan warga pengungsi Gunung Lewotobi. Foto diambil langsung dari pengungsi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Senin, 22 Januari 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Bantuan obat-obatan expired atau kadaluwarsa sudah tersebar ke tangan warga pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang saat ini menempati posko pengungsian Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Beruntung obat vitamin kapsul Selkom C itu terdeteksi sebelum dikonsumsi. Strep bagian bawah ada tulisan tanggal expired bulan Juli tahun 2023. Artinya masa konsumsi sudah lewat enam bulan.

Penyebaran obat kedaluwarsa menimbulkan keresahan bagi pengungsi di tengah ancaman infeksi saluran pernapasan akut (Ispa), alergi kulit, batuk, hingga sejumlah penyakit lainnya.

Seorang pengungsi, Theresia Temu, mengaku menerima bantuan obat itu dari donatur pada hari Sabtu, 20 Januari 2024. Warga asal Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura itu sudah tidak ingat identitas komunitas yang menyalurkan obat expired.

Baca juga: Gunung Lewotobi Masih Status Awas, Pengungsi Nekat ke Rumah Beri Makan Ternak

 

"Saya sudah lupa, tapi waktu itu kami sempat foto-foto. Mereka bawa bantuan dalam bentuk paket, dalam paket juga terisi obat ini," ujar Theresia, Senin, 22 Januari 2024.

Tanpa Libatkan Nakes

Setelah menerima obat, pengungsi diberitahu untuk memeriksa paket bantuan, karena paket juga berisi vitamin dan perlengkapan tidur serta masker.

Yasinta Bukan, kerabat Theresia, mengatakan setelah membuka paketan itu, ternyata ada vitamin Selkom C yang sudah expired sejak bulan Juli 2023.

"Mereka sepertinya hanya antar bantuan itu (diduga bantuan titipan). Kami disuruh cek, kalau kedaluwarsa maka buang saja," jelasnya.

Ironisnya, penyaluran bantuan obat-obatan ke pengungsi tanpa sepengetahuan tenaga kesehatan (Nakes). Pemerintah Desa Pululera pun mengklaim tidak tahu sumber bantuan yang masuk ke wilayahnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Obat Kedaluwarsa Diduga Beredar ke Pengungsi Gunung Lewotobi

Pelaksana Tugas Kepala Puskesmas Boru, Andrea Maria Andrina Masni, mengatakan penyaluran obat kedaluwarsa bukan melalui tenaga kesehatan.

Andrea Masni sudah melaporkan temuan obat kedaluwarsa itu ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Flores Timur.

Pemerintah desa yang higga kini menjadi tempat pengungsian diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim medis ketika ada bantuan obat-obatan.

"Pendistribusian tidak lewat kami. Mereka (pengungsi) mengerti jadi tidak minum," katanya.

Andrina Masni sudah melaporkan temuan obat expired ke atasannya di Dinas Kesehatan (Dinkes) Flores Timur.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved