Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 29 Januari 2024, Jejak Kaki Sang Misionaris Josef Freinademetz

Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 29 Januari 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Jejak kaki Sang misionaris Josef Freinademetz.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 29 Januari 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Jejak kaki Sang misionaris Josef Freinademetz. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 29 Januari 2024.

Tema Renungan Harian Katolik yaitu Jejak kaki Sang misionaris Josef Freinademetz.

Renungan Harian Katolik disiapkan oleh Pastor John Lewar, SVD.

Senin 29 Januari 2024 merupakan Hari Senin Pekan Biasa IV, Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman, Beato Joseph Freinademetz, Imam, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 29 Januari 2024 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 29 Januari 2024 Pekan Biasa IV

 

Bacaan Pertma 2 Samuel 15:13-14.30;16:5-13a

"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."

Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”

Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom.

Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis.

Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.

Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom.

Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.”

Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?”

Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian.

Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-3.4-5.6-7

Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.

Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”

Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.

Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil: Alleluya
Ref. Alleluya

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil Markus 5:1-20

"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"

Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.

Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.

Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.

Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”

Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?”

Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu.

Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi.

Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.

Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus.

Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu,

dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Kata orang: „Dasar orang gunung‟. Tidak terbiasa dengan laut lepas. Pagi hari 15 Maret 1879, kapal yang ditumpangi Josef Freinademetz meninggalkan pelabuhan Ancona (Italia). Ia mulai merasa mual. Mabuk laut. Pelabuhan persinggahan seperti Alexandria, Suez (Mesir), Aden, Srilangka, Penang (Malaysia), Singapura memberikan kesegaran baginya.

Tiba di Singapura tanggal 13 April 1879 bertepatan dengan hari Raya Paskah tahun itu. Bersama Anzer keduanya pergi ke kota dan turut merayakan Ekaristi Paskah di sebuah gereja Katolik untuk orang Tionghoa. Kapal berlayar, ia mulai berteman lagi dengan „mabuk laut‟: pening dan muntah, sampai tiba di Hongkong tanggal 20 April. Suatu pengalaman yang mendalam selama perjalanan, apa artinya mabuk laut dan suhu udara di atas 37 derajat Celcius, dibanding dengan cuaca sejuk dan dingin di alam pegungunan Tyrol Selatan yang sudah puluhan tahun membalut hidupnya.

Kejutan budaya semakin ditambah dengan bahasa, kebiasaan, pola hidup dan tabiat dari orang-orang yang dihadapinya. Sekitar 5-6 tahun keberadaannya di Cina, suratnya ke Eropa masih mengingatkan orang akan cara pikirnya (prasangkanya) sebagai seorang Eropa, misalnya „orang Cina itu licik, tidak jujur – bahasanya ganjil – diciptakan lebih rendah daripada orang Eropa - Rumah ibadat mereka itu rumah setan – Pesta keagamaan sebagai ucapara Setan yang dimeriahkan dengan kembang api dan dentuman meriam – mereka memakan babi panggang yang diasapi untuk dewadewi – Selalu makan nasi, bahkan sampai di ranjang maut – membawa persembahan makanan untuk orang mati – Sungguh Cina itu merupakan
kerajaan setan‟.

Ia menjalankan tugasnya karena kewajiban, hanya dengan setengah hati, hanya untuk bertahan. “Tugas terbesar seorang misionaris adalah transformasi diri”, kata Josef Freinademetz berulang kali dalam konperensi dan retret yang diberikannnya. Tentu saja ini mengalir dari pengalamannya sendiri. Mengubah diri menjadi baru menurut semangat sejati seorang misionaris, menurut semangat Injil, menurut semangat tarekat. Dari prasangka menuju realitas yang sebenarnya. Pengalaman Josef Freinademetz: ia masuk ke dalam
realitas ini melalui pengalaman Salib. Salib sebagai tanda kasih sampai sehabishabisnya.

Prasangkanya (sebagai seorang Eropa) perlahan meredup dan mati, dan ia memulai hidup baru dalam realitas sejati perutusannya. Transformasi diri mengantar dia ke dalam pengalaman mencintai orang Cina, bahkan di surgapun ia mau menjadi orang Cina. Prasangka menghalangi orang untuk masuk ke dalam pengalaman cinta sejati, sebab prasangka mengaburkan atau menghalangi kebenaran dan keadilan dalam tindakan, putusan dan pelayanan seorang misionaris. Mengenyahkan prasangka, orang harus masuk ke dalam pengalaman rasa sakit, pengalaman salib, pengalaman kematian diri, (manusia lama) dengan demikian ia bisa memulai hidup baru oleh cinta, bebas dari prasangka; melulu demi kebaikan orang yang dilayaninya dalam tugas apapun yang diembannya dalam perutusannya. Ciri perutusannya ditandai dengan sikap respek, solidaritas, dan cinta pada orang yang dilayani.

Itulah pertobatan, tranformasi diri, kebangkitan seorang misionaris sejati, hidup baru. Mengubah diri menjadi seorang misionaris sejati hanya mungkin kalau misionaris itu mempunyai hubungan yang intim dengan sumber hidup. „Kata-kata seorang misionaris tidak mempunyai arti apa-apa biarpun ia mengerjakan mujizat atau tanda ajaib, kalau ia tidak mempunyai hubungan yang hidup dengan sumber hidup itu‟.

Panggilan mengikuti Tuhan adalah satu anugerah dari Allah yang diberikan kepada seseorang untuk mewartakan Sabda Allah. Allah memanggil dan memilih seseorang dengan tujuan supaya mewartakan Sabda Allah ke seluruh dunia. Ini adalah tugas pokok seorang pengikut Tuhan. Santo Josef Freinademetz adalah misionaris ulung dalam serikat Sabda Allah (SVD) yang dipanggil Tuhan untuk mewartakan Sabda Allah. Santo Josef Freinademetz menyadari bahwa tugas perutusan seorang misionaris ke tanah misi adalah mewartakan Sabda Allah.

Yesus mengatakan Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Ke mana saja kakiku membawaku pergi, entah nun jauh di sana atau sekitarku, aku tahu, aku seorang misionaris. Di mana saja kakiku mendudukan aku untuk suatu tugas perutusan, aku menyadari, aku seorang misionaris. Bilamana kakiku tak mampu melangkah dan harus dibaringkan di atas tempat tidur karena sakit atau masa tua, aku menerima diri bahwa aku tetap seorang misionaris. Aku memandang kakiku dan berkata: „Betapa indahnya langkah kaki pembawa kabar baik dan berita damai” (Simon Bata)


DOA KEPADA SANTO JOSEPH FREINADEMETZ.

Bapa di Surga, Engkau telah melimpahi kami rahmat dan berkat-Mu melalui para kudus. Kami bersyukur kepada-Mu karena memilih Santo Joseph Freinademetz, misionaris ulung di Cina, sebagai teladan misi bagi kami. Dialah pendoa ulung tanpa kenal lelah.

Doa adalah udara yang dihirupnya dan kegembiraan bagi hidupnya. Doa menggairahkan panggilannya untuk bermisi, kasihnya terhadap sesama yang dijumpai, dan jelmaan kedalaman hidup rohaninya. Dengan perantaraan Santo Joseph Freinademetz, kami mohon dengan sangat kepada-Mu, ya Tuhan, limpahilah rahmat-Mu keatas semua misionaris agar kami dapat menjadi orangorang yang berdoa dan dapat beradaptasi dengan kebudayaan lain di tempat kami diutus.

Terangilah kami untuk menemukan jalan yang Engkau kehendaki kami lewat, dan rencana yang telah Kausiapkan bagi kami. Semoga kami memiliki keberanian seperti Santo Joseph Freinademetz, untuk tetap berlangkah maju, walau banyak tantangan menghadang dalam karya misi, dan tetap setia menghidupi panggilan kami. Kami mohon ini melalui Kristus Tuhan kami. Amin.

Selamat Pesta Santu Josef Freinademetz. Salam doa dan berkatku untukmu dan
keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved