Banjir di Flores Timur
Pengungsi Gunung Lewotobi Mengaku Resah dan Takut Pulang Rumah
Bahkan ada pengungsi Gunung Lewotobi yang takut pulang ke rumah karena tempat tinggal mereka sering rawan banjir.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Banjir dari Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menerjang pemukiman warga di Desa Dulipali, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Rabu, 7 Februari 2024 membuat pengungsi mengaku resah.
Bahkan ada pengungsi Gunung Lewotobi yang takut pulang ke rumah karena tempat tinggal mereka sering rawan banjir.
Warga malah memilih bertahan di Posko Desa Konga, Kecamatan Titehena dan bertahan di rumah kerabat dsn Posko Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Maria Magdalena Nani (50), Pengungsi Gunung Lewotobi kepada TRIBUNFLORES.COM di Boru, Rabu, 7 Februari 2024 mengungkapkan rasa kecemasannya dengan adanya banjir.
Baca juga: BREAKING NEWS : Banjir dari Gunung Lewotobi Terjang Wilayah Desa Dulipali Hingga Jalan Trans Flores
Ia mengaku resah karena desanya selalu dilanda banjir lahar dingin. Sejauh ini wilayahnya sudah lima kali diteror banjir yang mengalir dari Kali Kukum Beta hingga membuka jalur baru sekitar Dusun Duri.
"Kami belum bisa pulang karena desa kami sangat rawan dengan aliran banjir," katanya.
Sejauh ini, hasil pantauan TRIBUNFLORES.COM di lokasi, ruas jalan negara Maumere-Larantuka penuh genangan air.
Banjir membawa material tanah, batu dan kayu hingga menutup badan jalan.
Pengguna jalan yang melintas pun diminta waspada dan selalu berhati-hati.
Sebelumnya, aliran banjir dari Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menerjang wilayah Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Rabu, 7 Februari 2024.
Banjir membawa serta material lumpur tanah hingga kerikil itu akibat intensitas hujan lebat selama beberapa jam di Wulanggitang dan Ile Bura, dua kecamatan terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus Level III (Siaga).
Disaksikan TRIBUNFLORES.COM, halaman rumah milik sejumlah warga Desa Dulipali tergenang air serta lumpur berkadar tebal.
Banjir juga menerjang ruas Jalan Trans Pulau Flores Larantuka-Maumere. Meski demikian, lalu lintas kendaraan masih bisa beraktivitas lantaran tinggi genangan air dan lumpur setinggi mata kaki orang dewasa.
Pengguna jalan wajib hati-hati saat melintas apa lagi lokasi banjir berada di tikungan. Ruas jalan pun semakin sempit dan licin akibat endapan lumpur berwarna cokelat.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.