Breaking News

Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini, Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan

Mari simak Renungan Harian Katolik hari ini Jumat 16 Februari 2024.Tema renungan harian katolik hari ini yaitu Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN KATOLIK HARI INI dari PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik hari ini Jumat 16 Februari 2024.Tema renungan harian katolik hari ini yaitu Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan 

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Ketika berpuasa atau berpantang, yang kita pikirkan adalah mengurangi makanan. Gagal mengikuti aturan itu berarti puasa tidak sah. Sore itu saya ditelpon oleh seorang ibu, open saja, baru habis coblos di TPS untuk Pemilihan Umum. “ Aduh, Pater, aku lupa kalau hari ini hari pantang. Aku telanjur mencicipi daging yang kumasak untuk kami sekeluarga. Rasanya kok aku berdosa, ya Pater?

Kalau pantangnya diundur besok sesudah Pemilu, boleh ya Pater. Saya tidak mau remehkan kondisi si ibu yang sedang berada dalam “rasa bersalah”. Saya menghargai bahwa ia serius menjalankan pantang sehingga kegagalan itu sangat mengganggu. Saya berusaha membebaskan ibu dari rasa bersalah yang menggangu, maka saya katakan:” Sudahlah, Bu, ibu tidak jatuh dalam dosa. Tetapi kalau ibu diganggu rasa bersalah dan mau menebusnya ya bolehlah.

Tidak perlu menunggu besok. Ibu bisa memulai pada jam ini sampai besok”. Kisah Injil hari ini mengajarkan kita soal berpuasa. Bagi Yesus puasa bukan sesuatu kegiatan rutinitas, apalagi kewajiban sebatas peribadatan. Ia mangatakan, “Apakah layak selagi masih ada mempelai, para sahabat berpuasa?”. Pada kesempatan lain, Ia menegaskan, “Hendaklah Anggur baru diletakkan pada kantong yang baru!”. Arti puasa bukan pada rutinitas atau pada sebuah kewajiban, melainkan sebuah sikap hidup untuk membangun sebuah perubahan. Puasa sebagai seorang murid tidak lain adalah belajar dan berjuang agar hidup bersama sang mempelai, mengubah dan mau diubah sehingga menjadi manusia baru seutuhnya.

Bukan hanya kantongnya saja melainkan juga isinya baru. Antara isi dan kantongnya sinkron. Yesus ingin mengatakan “Percuma kalian puasa kalau masih memakai kantong lama”. Apa yang disampaikan Yesus juga pernah disampaikan oleh Yesaya. Bagi Yesaya buah dari puasa adalah hidup menurut kehendak Allah. Ia menegaskan bahwa percuma puasa kalau masih menindas buruhmu dan memaksa-maksa tanpa rasa keadilan. Percuma puasa jika kalian dalam berpuasa malah berbantah-bantah. Bahkan Yesaya menegaskan puasa bukan soal simbol dan seremonial; bukan membentangkan kain kabung dan abu untuk alas tidur. Bukan juga menundukkan kepala seperti gelagah yang terkulai.

Puasa yang dikehendaki Allah tidak lain adalah berbuat adil dengan melepaskan tali perbudakan dan memerdekakan yang teraniaya. Puasa adalah melakukan belas kasih dengan memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar. Puasa adalah memberikan tumpangan bagi mereka yang mengembara dan tidak memiliki tempat berteduh. Berpuasa adalah bela rasa dan memuliakan manusia dengan memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang. Dengan cara berpuasa seperti ini ketika kita memanggil nama Tuhan, Ia akan menjawab dan Allah akan menjadi tumpuan hidup kita.

Contemplasi:

Sekali lagi, hari ini kita diingatkan akan makna puasa. Puasa orang kristiani bukanlah sebuah aturan atau sekedar rutinitas, bukan sekedar menahan rasa lapar dan haus. Puasa kristiani berpedoman pada Yesus Kristus Sang mempelai. Puasa kristiani adalah sebuah bentuk perendahan diri. Perendahan diri di sini tidak berarti orang lalu membenci dirinya sendiri karena segala dosanya atau benci akan diri karena kegagalan yang dialami.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved