Tempat Wisata di Sumba
Eksplor Bukit Wairinding di Sumba NTT Sambil Naik Kuda, Cek Harga Sewanya
Mengeksplor keindahan alam Bukit Lai Uhuk Wairinding di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur bisa dijajal dengan menaiki kuda.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, WAINGAPU - Mengeksplor keindahan alam Bukit Lai Uhuk Wairinding di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur bisa dijajal dengan menaiki kuda.
Menaiki kuda Sumba menapaki perbukitan Wairinding wajib dicoba. Apalagi aktivitas berkuda di tempat wisata Bukit Wairinding dilakukan saat sunrise maupun sunset.
Wisatawan bisa merasakan pesona alam Bukit Wairinding yang sangat eksotis dan akrab dengan kawanan kuda yang merumput di Bukit Wairinding.
Lalu Menjumpai anak-anak setempat yang sedang menggembalakan kuda. Mereka tampak lihai saat berkuda menakluki lekukan Bukit Wairinding yang berundak-undak.
Baca juga: Jelajah Air Terjun Tanggedu "Green Canyon" di Sumba Timur NTT
Anak-anak ini adalah pemandu aktivitas berkuda. Jika ingin menjajal aktivitas berkuda di Bukit Wairinding, wisatawan harus menyewa kuda dengan biaya Rp 50 ribu per orang.
Kuda yang dipakai ini sudah terbiasa ditunggangi. Selain itu wisatawan akan dipandu langsung oleh pemilik kuda sehingga wisatawan tidak perlu khawatir.
Diketahui Bukit Lai Uhuk Wairinding yang terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai sering disebut mirip perbukitan di New Zeland. Bukit Wairinding menjadi tempat wisata pilihan di Pulau Sumba dan NTT.
Sabana yang luas menyelimuti perbukitan Wairinding dengan topografi berlapis-lapis. Perpaduan hamparan sabana dan perbukitan inilah yang membentuk keindahan Bukit Wairinding.
Baca juga: Wisata NTT, Menikmati Keindahan Bukit Palindi Piarakuku Hills di Sumba Timur
Panorama sabana gersang dan hijau tergantung musim dan masing-masing memberikan pesonanya. Wisatawan bisa datang untuk mengeksplor lekukan keindahan perbukitan Wairinding sesuai panorama yang diinginkan.
Musim Kemarau
Musim kemarau salah satu waktu terbaik untuk melihat lanskap alam di Bukit Wairinding Sumba Timur. Musim kemarau di Sumba berlangsung antara bulan Mei hingga Juli.
Saat musim kemarau, sabana di Wairindning menjadi gersang berwarna cokelat. Sabananya membentang luas menyelimuti seluruh perbukitan.
Panorama sabana gersang di Bukit Wairinding Sumba Timur ini sangat eksotis. Di sini Tribuners bisa menjumpai masayarkat setempat menggembalakan kudanya merumput di Bukit Wairinding.
Wisatawan juga disuguhkan panorama senja atau matahari terbenam yang membuat sabana di Bukit Wairinding menjadi keemasan. Selain itu saat pagi hari menjelang matahari terbenam atau sunrise tak kalah indah.
Musim Hujan
Hamparan sabana di Bukit Warinding menjadi hijau dan asrih saat musim hujan. Ini salah satu waktu terbaik untuk melihat keeolakan alam Bukit Wairinding Sumba Timur.
Panorama hijaunya Bukit Wairinding biasanya berada di bulan Oktober hingga Desember. Lekukan perbukitan yang semulanya gersang kecokelatan berubah menjadi sangat hijau.
Saat perbukitan menjadi hijau, serasa suasana di sini sangat tenang dan sejuk. Wisatawan bisa merasakan ketenangan ketika melihat melihat lanskap Wairinding yang hijau.
Dua panorama Bukit Wairinding dari gersang dan hijau semuanya sangat mengagumkan. Alam Bukit Wairinding sering dijadikan tempat foto berbagai kalangan hingga publik figur tanah air.
Anda bisa datang pada waktu yang tepat untuk mendapatkan moment terbaik. Untuk menjelajahi Bukit Wairinding, Tribuners harus menempuh jarak sekitar 25 kilometer dari Kota Waingapu menuju Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai.
Tribuners menyusuri jalan yang berkelok-kelok di antara perbukitan, kondisi jalan ke Bukit Wairinding sangat bagus dan beraspal mulus.
Berita Tribunflores.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.