Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Selasa 20 Februari 2024, Bapa Kami yang di Surga
Mari simak Renungan Harian Katolik 20 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Bapa Kami yang di Surga.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Hari ini kembali lagi kita masuk dalam permenungan masa prapaskah kita. Kita disuguhkan dengan kebajikan utama kristiani kita yakni tentang doa dan ketika doa itu lahir dari mulut Allah maka kehendak Allah lah yang terjadi. Dalam kitab nabi Yesaya yang kita renungkan dan refleksikan hari ini mengajak kita untuk menyerahkan hidup kita dalam rencana dan kehendak Tuhan sendiri. Karena apapun yang difirmankan oleh Tuhan itu pasti akan terlaksana: “…demikianlah firman yang keluar dari mulutKu, Ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Tuhan dalam firmanNya akan mampu melakukan apa saja sesuai dengan kehendakNya.
Dan setiap Firman yang keluar dari mulut Allah itu adalah Roh karena Firman itu adalah Allah sendiri. Maka setiap firman itu akan terlaksana sesuai kehendak Allah sendiri. Maka manusia sebagai makluk berdosa akan selalu merasa bergantung pada kehendak Tuhan saja. Dan untuk itulah manusia harus berdoa agar dengan cara itulah kita memadukan doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Yesus dalam pengajaranNya hari ini dalam injil Mateus.
Dalam kotbahNya di bukit, Yesus mengajarkan tentang bagaimana seharusnya berdoa. Yesus memulai pengajaran tentang doa itu dengan merujuk pada contoh berdoa yang salah atau keliru yang biasa dipraktekkan oleh orang-orang Farisi yang dianggap oleh Yesus sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dan Yesus mengajarkan satu bentuk doa yang kita kenal sekarang sebagai doa Bapa Kami. Dalam doa ini Yesus mengajarkan demikian dalam memulainya: “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namamu. Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” Yesus memulai doa itu dengan menyebutkan Allah sebagai Bapa. Yesus mempromosikan satu status Allah yang humanis dengan menyebutnya sebagai Bapa.
Konteks Allah sebagai Bapa ini tidak bisa gampang diterima begitu saja karena bagi orang Israel, Allah itu, Allah yang maha besar dan tak bisa berikan sebutan-sebutan yang mengecilkan predikat Allah sebagai Allah yang maha besar dan agung itu. Walau pun demikian, Yesus mau memperkenalkan satu konteks baru dengan menyebut Allah sebagai Allah yang humanis, yang dekat dengan manusia, Allah adalah Bapa. Doa itu dilanjutkan dengan ungkapan kekudusan Allah maka Bapa itu tetap kudus walau menyandang satu status humanis manusia itu yakni Bapa. Pada bagian pertama ini, Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa Allah Bapa yang kudus itu ditempatkan selalu pada posisi pertama dan utama dalam doa-doa kita dan diikuti oleh kehendakNya bagi semua yang di bumi seperti yang terjadi di surga.
Bagi Yesus, pada bagian pertama doa ini, menempatkan Allah sebagai yang utama dengan segala kehendak dan rencanaNya karena seperti dalam nabi Yesaya tadi firman Allah itu akan terlaksana sesuai dengan kehendak Allah. Maka kehendak Allah itu ditempatkan pada doa yang diajarkan oleh Yesus ini. Lalu doa itu dilanjutkan dengan permohonan oleh manusia. Jadi dalam struktur doa yang diajarkan oleh Yesus ini membantu kita juga untuk berdoa secara benar sesuai dengan struktur itu dengan memulai dengan menempatkan Allah dan kehendakNya pada bagian pertama dan yang utama.
Tapi kebanyakan kita, ketika berdoa, apalagi pada saat-saat genting, kita langsung pada permohonan kita semata dan lupa untuk menempatkan kehendak dan rencana Allah itu pada bagian pertama atau yang utama. Karena apa? Karena kita selalu egois, ingat diri. Maka marilah kita belajar berdoa dengan benar untuk selalu menempatkan kehendak Tuhan yang pertama dan utama.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: doa yang benar itu sesuai dengan yang diajarkan oleh Yesus. Kedua, Allah dan kehendakNya harus ditempatkan sebagai yang pertama dan utama dalam setiap doa-doa kita. Ketiga, tugas kita hanyalah berdoa kepada Allah dengan benar, selebihnya itu adalah kehendak Allah bagi kita.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.