Misa Rabu Abu

Ternyata Ini Alasan Misa Penerimaan Abu Selalu Jatuh Pada Hari Rabu Bukan Hari Lain

perayaan misa penerimaan abu jatuh pada Rabu dikarenakan Gereja Katolik menerapkan puasa selama 6 hari

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM / GG
IKUT MISA - Umat ikut misa Rabu Abu di Maumere. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Baru-baru ini Gereja Katolik Indonesia mengeluarkan kebijakan agar tiap Paroki atau stasi di tiap keuskupan dapat melaksanakan misa penerimaan abu di lain hari selain hari rabu 14 Februari 2024.

Hal ini dikarenakan pada Rabu 14 Februari 2024 diadakan Pemilihan Umum Presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif.

Menanggapi hal ini gereja lokal terkhusus di Maumere pun mengeluarkan surat melalui uskup untuk melanjutkan keputasan dari KWI itu.

Namun hal ini menjadi terlihat tak biasa lantaran perayaan misa penerimaan abu sebelumnya selalu jatuh pada hari rabu. Banyak pihak yang menyoroti keputusan Gereja ini.

Baca juga: Tata Cara Puasa dan Pantang yang Benar dalam Gereja Katolik

 

Namun terlepas dari semuanya itu Gereja Katolik Indonesia tentunya memiliki alasan tersendiri terkait kebijakan yang dikeluarkan.

Berkaca pada kejadian luar biasa ini dan terhadap hari rabu yang identik dengan misa penerimaan abu, TribunFlores.Com merangkum beberapa Alasan yang menunjukkan Misa Penerimaan Abu Selalu Jatuh Pada Hari Rabu Bukan Hari Lain.

Melansir Katolisitas.org, perayaan misa penerimaan abu jatuh pada Rabu dikarenakan Gereja Katolik menerapkan puasa selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.

Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).

Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.

Alasan Kenapa Harus Gunakan Abu?

Abu adalah lambang tanda pertobatan.

Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).

Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.

Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Tradisi Ambrosian

Merujuk pada tradisi Ambrosian yang diterapkan di beberapa keuskupan di Italia, yang menghitung Masa Prapaskah selama 6 minggu, termasuk hari Minggunya.

Dimana kemudian hari Jumat Agung dan Sabtu Sucinya tidak diadakan perayaan Ekaristi, demi merayakan dengan lebih khidmat Perayaan Paskah.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved