Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Februari 2024, Mengajarkan tetapi Tidak Melakukannya
Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 27 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Mengajarkan tetapi Tidak Melakukannya.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kebajikan pokok yang penting dalam hidup kiristiani adalah mengajarkan firman Tuhan dan melaksanakannya. Keduanya tak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jika sudah mengajarkannya maka harus juga dilakukan apa yang telah diajarkan. Namun kebanyakan dari kita adalah lebih suka mengajarkan tetapi sulit untuk melakukannya.
Kita mengajarkan dan orang lainlah yang melakukannya. Itu kelemahan terbesar kita. Sebenarnya ini kritik juga bagi para pemimpin agama yang mengajarkan ajaran iman tetapi pada saat yang sama tidak melakukan apa yang mereka sendiri ajarkan. Maka sebenarnya adalah bahwa apa yang diajarkan harus sejalan dengan apa yang dilakukan atau mengajarkan dengan perbuatan lebih kuat pengaruhnya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari ini kita kembali disegarkan dengan bacaan-bacaan suci untuk kita renungkan dan refleksikan bersama. Hari ini, kita diajarkan tentang bagaimana seharusnya berbuat baik dalam hidup kita. Dalam kitab nabi Yesaya, Tuhan mengajarkan umat Israel melalu mulut nabi Yesaya untuk bertobat dan kembali ke jalan Tuhan agar mereka diselamatkan bahkan itu kesalahan dan dosa yang telah lama tetapi Tuhan akan tetap menerima mereka agar mereka bertobat: “Basulah, bersihkanlah perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Tuhan mengajarkan kepada umat Israel itu agar kembali kepadaNya dengan mengikuti semua perintahNya dan meninggalkan yang jahat dan selalu belajar untuk berbuat baik dalam hidup mereka. Maka konsekwensinya ketika mereka tidak melakukannya maka mereka juga akan mati dimakan pedang.
Dan Yesus dalam bacaan Injil hari ini semakin mempertegas hal ini dengan mengecam orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang hanya tahu mengajakan tetapi tidak melakukannya apa yang diajarkan bahkan memberikan beban kepada orang lain. Yesus berkata: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak melakukannya.” Yesus secara tegas menyatakan tentang pola hidup dari orang Farisi dan ahli Taurat yang hanya tahu mengajarkan tetapi tidak melakukannya itu. Bagi Yesus, apa yang mereka ajarkan itu benar karena mereka adalah orang-orang pemegang dan yang menduduki kursi Musa sebagai penegak aturan dan hukum-hukum Taurat. Maka apapun yang mereka ajarkan itu adalah kebenaran.
Namun menjadi batu sandungan ketika itu masuk dalam praktek hidup mereka. Ternyata semua yang mereka ajarkan itu hanya dilakukan oleh orang lain tetapi mereka sendiri tidak melakukannnya atau pun kalau mereka lakukan, semua itu hanya untuk supaya dilihat dan dinilai orang lain bahwa mereka adalah orang-orang baik dan pemegang kursi Musa yang taat hukum Taurat dan semua itu lahir dari satu hal yakni kesombongan. Sifat yang sombong inilah yang membuat mereka lupa diri dan mau menyamakan dirinya sebagai seorang Rabi atau menyebut dirinya bapa seakan-akan mau menyamakan diri mereka dengan Tuhan dan hal ini dikecam oleh Yesus. Kita pun dalam konteks tertentu tak jauh berbeda dengan orang farisi atau ahli Taurat dengan selalu menyombongkan diri atau hanya supaya bisa mendapat pujian dan tempat atau kedudukan dalam masyarakat.
Dan terlebih lagi bahwa kita gampang jatuh dalam hanya sampai bicara saja tetapi pelaksanannya nol besar. Kita sering dengan istilah NATO: No Action Talk Only dan kita sering bertingkah seperti itu atau bahkan kita pernah melakukannya, itu sekedar untuk menarik perhatian atau agar dapat terlihat baik oleh orang lain. Maka marilah kita belajar untuk selalu berbuat baik karena dengan melakukan kebaikan adalah cara terbaik dalam mengajarkan nilai-nilai hidup.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita sudah menyebutkan diri sebagai pengikut Yesus dan telah dibaptis dan dimeterai oleh Roh Kudus. Kedua, namun menjadi pengikutNya saja tidak cukup apalagi hanya andalkan kesombongan dengan kata-kata manis kosong saja tanpa ada pelaksanaannya. Ketiga, maka selalu rendah hati untuk selalu berbuat baik kapan saja karena hanya dengan cara itulah kita mengajarkan iman kita secara baik dan benar kepada orang lain.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.