Ramadhan 2024

Mengunjungi Tempat Wudhu Alami di Kaki Gunung Ebulobo, Wisata Religi di Nagekeo NTT Saat Ramadhan

Pulau Flores memiliki destinasi wisata religi umut Muslim. Sebuah tempat Wudhu alam yang letaknya di kaki Gunung Ebulobo, Kabupaten Nagegko, NTT.

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM / GG
WISATA-Lokasi tempat Wudhu alami di Kampung Pajoreja, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. 

TRIBUNFLORES.COM, MBAY- Pulau Flores memiliki destinasi wisata religi umut Muslim. Sebuah tempat Wudhu alam yang letaknya di kaki Gunung Ebulobo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Tempat wisata religi ini bisa dikunjungi saat bulan suci Ramadhan. Selain momen Ramadhan, tempat ini menjadi bagian dari ziarah spiritual yang penuh makna.

Tempat Wudhu ini telah berusia ratusan tahun berada di wilayah mayoritas umat Katolik, tepatnya berada di Kampung Pajoreja, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo. Tempat wisata religi ini salah wujud toleransi umat beragama di tempat ini.

Umat Katolik di Kampung Pajoreja turut menjaga tempat Wudhu dan tempat sholat alam ini. Tempat Wudhu ini terletak di bawah pohon besar, warga setempat menyebutnya Ae Wudhu.

Baca juga: Menelisik Toleransi Umat Katolik dan Muslim di Balik Masjid AnNur Nua Kota di Desa Manulando Ende

 

 

Tak jauh dari tempat Wudhu terdapat sebuah batu berbentuk persegi yang disebut Watu Noa, yang digunakan untuk tempat sholat. Berada di bawah rindangnya pepohonan besar dan air yang mengalir langsung dari perut bumi, tempat religi ini cocok untuk pencari kedamaian.

Dalam berita sebelumnya menjelaskan, Ae Wudhu dan Watu Noa ini disiapkan nenek moyang laki-laki kampung Pajoreja untuk istrinya yang berasal dari Kampung Tonggo, Kabupaten Nagekeo yang beragama Islam.

Pemerintah Desa Ululoga menghidupkan kembali sejarah religius itu dengan menjadikan tempat itu sebagai salah satu destinasi wisata religi ini .

Kepala Desa Ululoga, Petrus Leko menuturkan, Ae Wudhu dan Watu Noa ini adalah peninggalan leluhur mereka yang bernama Ebu Boka Oma.

Baca juga: Masjid Darussalam Waioti Sikka Libatkan Umat Non Muslim Menjagal Hewan Kurban

Ia adalah Ebu Boni Pu'u, perempuan dari Tonggo yang dipersunting oleh Ebu Boka Oma sekitar tahun 1700-an. Waktu itu masyarakat Pajoreja itu belum beragama dan ketika Ebu Boni Pu'u datang dia meminta kepada suaminya membuatkan sumur air untuk Wudhu sebelum sholat, karena Ebu Boni Pu'u beragam Muslim,

Setiap tahunnya tempat religi ini selalu dikunjungi umat Muslim dari kampung tetangga untuk berziarah dan bahkan para wisatawan selalu diajak melihat tempat ini.

Berita Tribunflores.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved