Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Selasa 26 Maret 2024, Ketika Persahabatan Ternoda
Mari simak Renungan Katolik Selasa 26 Maret 2024.Tema renungan katolik yaitu Ketika Persahabatan Ternoda.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Katolik Selasa 26 Maret 2024.
Tema renungan katolik yaitu Ketika Persahabatan Ternoda.
Renungan Katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.
Renungan Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Teks Misa Kamis Putih 28 Maret 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik
Bacaan hari ini:
Yesaya 49:1-6
Mazmur 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17
Yohanes 13:21-33.36-38
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Ada sebuah keluarga memiliki 3 orang anak. Mereka hidup bahagia sebagai satu keluarga. Ketiga anak itu memiliki karakter yang berbedabeda yang membuat keluarga itu indah kelihatannya.
Orang tuanya menciptakan situasi yang menyenangkan anak-anak mereka. Memang sebagai anak kadang-kadang mereka saling bersaing merebut hati orang tua.
Anak sulung diberi banyak tugas untuk memperhatikan adik-adiknya. Anak kedua diberi kebebasan untuk belajar karena memiliki kemampuan intelektual yang bagus. Anak bungsu sering dimanja namun diberi kepercayaan untuk memperhatikan barang-barang di rumah karena kelihatan dia teliti dan rapi.
Pada suatu malam, sambil makan malam ibunya mengatakan kepada mereka semua: “Mami merasa kecewa
dengan kalian bertiga”. Ketiganya serentak bertanya, “Mengapa mom?”
“Karena di antara kalian ada yang tidak jujur. Uang di dompet mami selalu hilang dan jumlahnya selalu sama”, jawab ibunya. Ketiga kakak beradik itu saling memandang dan menuduh satu sama lain. Anak bungsu selalu dimanja dan terbiasa mengambil uang tanpa izin maminya. Ini kekeliruan orang tua dalam mendidik anaknya.
Kisah injil Yohanes hari ini sangat menarik. Sudah hampir tiga tahun Yesus berjalan bersama para muridNya. Mereka menyaksikan perbuatanperbuatan ajaib yang dikerjakan Tuhan: orang sakit disembuhkan bahkanorang mati dibangkitkanNya. Roh-roh jahat takluk kepadaNya.
Mereka mendengar sabdaNya yang penuh kuasa dan wibawa. Walau demikian, semua pengalaman kebersamaan ini belum menunjukkan bahwa muridmurid setia kepadaNya. Selama itu hanya ada gambaran orang-orang Farisi dan pemimpin Yahudi yang melawan Yesus.
Tetapi yang menyedihkan sekarang adalah murid-muridNya sendiri mengkhianati dan
menyangkalNya. Yesus terharu dan berkata: “sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”.
Tentu saja hal ini sangat menggemparkan para murid. Wajar saja kalau masing-masing bertanya dalam hati:Siapakah dia Tuhan?” Kita mungkin juga berpikir: Mudah-mudahan orang lain, dan bukan saya”.
Tetapi kemudian ketahuan juga bahwa orang yang melakukan itu adalah Yudas Iskariot, dengan stigma pengkhianat. Yudas Iskariot hendak menyerahkan Yesus ke tangan para pemimpin Yahudi.
Namun demikian Yesus tidak mencoret namanya dari daftar para rasulNya. Yesus masih
mengijinkan dirinya untuk ikut dalam perjamuan malam terakhir, membasuh kakinya, memberikan tubuh dan darahNya sebagai santapan.
Ketika Yudas datang dengan para algojo, ia masih memeluk dan mencium Yesus dan Yesus menerimanya dengan senang hati. Yesus mengasihi Yudas meskipun pengkhianat. Yudas berkhianat, stress dan bunuh diri.
Siapa menduga kalau si mulut besar, Petrus, dengan amat gampang
mengingkari GuruNya.
Simon Petrus akan pergi meninggalkan Dia di saat Dia menderita bahkan menyangkal Sang Guru sampai tiga kali. Orang-orang andalan Yesus yang sering mengkhianatiNya. Pada hal Yesus sangat mengharapkan kesetiaan para sahabat di saat-saat genting hidupNya. Meskipun ada perasaan sedih dan kecewa, Yesus menghadapi penderitaan ini dengan tabah.
Baca juga: Semana Santa 2024 Larantuka, Peziarah Harus Perhatikan Kapasitas Kapal saat Ikuti Prosesi Laut
Yesus tidak melupakan kita. Sebagaimana Ia juga tetap mengasihi Yudas dan Petrus, demikian ia juga mengasihi kita sampai tuntas (Yoh 13:1). Pengalaman jatuh dalam dosa
menandakan pengkhianatan dan penyangkalan terhadap Yesus.
Tetapi Yesus sabar dan peduli dengan kita. Ia tidak memperhitungkan dosa-dosa kita tetapi melihat iman kita. Penderitaan merupakan jalan bagiNya untuk memuliakan BapaNya. Kehendak Allah yang menyelamatkan umat manusia menjadi tujuan seluruh hidupNya.
Contemplasi:
Kita sering mengecewakan para sahabat dekat. Kesetiaan kita mudah rapuh, ketika kepentingan diri menjadi tujuan. Dengan mudah teman ditipu, prinsip moral dilupakan, pengorbanan sesama diremehkan, iman
dikesampingkan. Kepedulian kepada yang membutuhkan sering kalah terhadap napsu-napsu egoisme kita.
Persahabatan sering menjadi medan kemunafikan. Alangkah baiknya, di hari-hari Pekan Suci ini, kita mengkritik diri dengan jujur dan rendah hati. Sesudah itu membangun niat baru memupuk nilai kesetiaan satu sama lain dan dengan Tuhan yang kita imani.
Doa:
Ya Bapa Yang Kekal dan kuasa, perkenankanlah kami memperingati sengsara Kristus dengan sepantasnya, agar memperoleh pengampunan atas dosa dan kesalahan kami...Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa dalam Pekan Suci. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.