Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Maret 2024, Engkau Telah Menyatakannya
Mari simak Renungan Harian Katolik Rabu 27 Maret 2024.Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon, SVD.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!
Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kejujuran dan keterbukaan adalah kebajikan yang harus dimiliki oleh seseorang kalau dia mau bahagia dalam hidupnya. Kebenaran yang dinyatakan dalam kejujuran dan keterbukaan akan berdampak kepada hidup kita dan kepada lingkungan sekitar kita. Maka pilihlah selalu hidup untuk menjadi bebas dari tekanan maut dan dosa.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Dalam bacaan kita hari ini masih menggambarkan kisah tentang perjamuan paskah Yesus bersama para muridNya. Dalam kisah ini kita melihat penghianatan Yudas yang dimulai sejak Yesus membagikan roti setelah mengucap syukur. Kisah itu dilanjutkan dengan iblis yang menyertai Yudas setelah makan roti dalam perjamuan itu. Yudas dalam situasi ini bertindak seperti tidak tahu apa-apa dengan menjawabi situasi yang tegang pada saat itu setelah Yesus berkata seorang di antara kamu yang akan menyerahkan Dia: “Bukan aku, ya Rabi?” pernyataan Yudas ini dengan serta merta bisa menjadi buah bibir dan bisa jadi saling tuduh menuduh di antara para murid itu pada saat itu.
Namun, para murid Yesus yang lainnya tidak tahu menahu hal itu walaupun Yesus sudah menjawabi pernyataan mereka: “Bukan aku, ya Tuhan”. Namun ketika sampai giliran Yudas untuk menjawab, dia menjawab sedikit berbeda: “Bukan aku, ya Rabi”. Yudas melihat Yesus sebagai Rabi dadn bukan sebagai Tuhan. Konteks pemahaman inilah yang dibawah Yudas dan sekaligus dapat diukur sejauh mana relasi kedekatan antara ungkapan Tuhan dan Guru. Jika kita melihat dua konteks ini, maka relasi kedekatan itu lebih kepada Tuhan karena mereka sudah bersama-sama Yesus sekitar 3 tahun maka seharusnya mereka sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan tentunya Guru. Namun jika harus memilih, mengenal Yesus sebagai Tuhan akan terlihat bahwa tingkat relasi kedekatan itu lebih tinggi dibanding kalau mereka menyebut Yesus sebagai Guru. Relasi Murid dan Tuhan sudah masuk pada jajaran relasi intim di mana para murid itu sudah mampu masuk pada tingkat pengenalan yang tinggi tentang Yesus sebagai Tuhan, Firman Yang Menjadi Manusia itu.
Pengenalan itu akan bisa terjadi sampai pada titik pengenalan tentang Tuhan jika relasi itu dilakukan dalam terang Roh Kudus, artinya Tuhan sendiri memberi kepada para rasul itu satu kekuata Roh Kudus yang memampukan mereka untuk dapat berelasi sampai pada pengenalan akan Tuhan. Sebaliknya seperti dalam kisah injil hari ini, ketika Yudas makan roti itu, dia langsung dikuasai oleh setan. Artinya pengenalan dia dengan Yesus hanya sebatas Rabi atau Guru saja tidak lebih. Itu artinya dia tidak diberi kuasa Roh Kudus untuk mampu membuat pengenalan akan Yesus sebagai Tuhan dalam relasi mereka selama tiga tahun kebersamaan itu. Maka yang terjadi pada dirinya adalah dia kerasukan setan, maka dengan sendirinya dia tidak berada di pihak Tuhan.
Begitulah dengan kita. Ketika kita dikuasai oleh Roh Kudus, maka pengenalan kita akan Tuhan dan sesama menjadi mendalam dan oleh kekuatan Roh Kudus itu kita dimampukan mengambil bagian dalam Allah sehingga kita pun mampu melihat Tuhan dalam perspektif yang sebenarnya dan bukan sekedar sebuah hayalan atau ilusi belaka. Dan kalau kita tidak diberi kekuatan untuk mampu mengenal Tuhan maka kita akan gampang dirasuki oleh setan si jahat itu dan kita akan dengan sendirinya menjauhi Tuhan dan membuka peluang bagi kita untuk berbuat dosa dan kejatahan. Dan itu terjadi pada Yudas. Kita pun seringkali demikian. Kita gampang sekali jatuh pada rendahnya relasi kita dengan Tuhan sehingga kita pun gampang sekali jatuh dalam dosa dan kejatahan karena kita lebih gampang membangun relasi secara intens dengan hal-hal duniawi, seperti contohnya uang atau kekuasaan, kekayaan, dan kedudukan. Karena semua itu hanya sementara dan hanya memenuhi keinginan daging belaka. Semoga kita belajar untuk tetap setia membangun relasi yang benar dengan Tuhan dan selalu meminta Roh KudusNya untuk memampukan kita masuk dalam pengenalan yang benar tentang Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita semua adalah pengikut Yesus karena sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam pembaptisan. Kedua, maka sebenarnya kita sudah seharusnya mampu membangun relasi dengan Tuhan karena kita telah dimetarai dalam Roh Kudus. Ketiga, namun kadang kita jatuh karena kita lebih memilih membangun relasi secara mendalam dengan hal-hal duniawi.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.