Kamis Putih 2024

Teks Perayaan Misa Kamis Putih 28 Maret 2024 Lengkap Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik

Mari simak teks perayaan misa hari Kamis Putih 28 Maret 2024.Teks perayaan misa hari Kamis putih lengkap dengan Renungan Harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
PEMBASUHAN- Ritus pembasuhan kali oleh RD Gabriel Harim pada misa Kamis putih di Gereja Katedral Ruteng, Kamis 6 April 2023 lalu. Mari simak teks perayaan misa hari Kamis Putih 28 Maret 2024.Teks perayaan misa hari Kamis putih lengkap dengan Renungan Harian Katolik. 

L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.

23Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

25Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

26Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U : Syukur kepada Allah.

09. INJIL (Yoh. 13:1-15)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. 1Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang
dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"  Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." 9Kata Simon Petrus kepadaNya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." 11Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempatNya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

P : Demikianlah Injil Tuhan.

U : Terpujilah Kristus.

10. RENUNGAN KATOLIK

Mari kita renungkan bersama dua hal berikut ini dari bacaan yang sudah kita dengarkan. Pertama, Yesus
mencuci kaki para rasul-Nya, termasuk kaki Yudas Iskariot. Yesus tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-
Nya, tetapi Yesus tetap mencintai Dia. Kita bisa bayangkan betapa sulitnya kita jika kita berada dalam posisi seperti Yesus. Kita pasti tidak akan memberi muka atau wajah, apalagi sampai menyentuh kaki dan mencuci kakinya. Tetapi Yesus mengajarkan kita hal yang lain. Dia mengajarkan kita tentang cinta yang mengalahkan kebencian. Dia juga sebenarnya mengajarkan Yudas untuk memilih cinta, tetapi Yudas gagal. Yudas memang gagal, namun Yesus mau agar kita tidak gagal. Yesus tetap mencintai kita seberapa pun kita mengkhianati-Nya. Kini saatnya kita diajak untuk memilih cinta dan mengusir kebencian, karena cinta itu menghidupkan dan kebencian itu mematikan. Mari kita kembali kepada Tuhan, Sang Cinta.
--
Kedua, Yesus mencurahkan cinta sehabis-habisnya dan memilih membasuh kaki. Dari semua anggota badan, kakilah yang menjadi tumpuan akhir. Dia menopang seluruh anggota tubuh. Dia tidak mengeluh. Dia melayani dalam diam. Kini saatnya, anggota tubuh yang melayani tanpa pamrih itu mendapatkan perhatian dan ucapan terima kasih. Tindakan Yesus untuk membasuh kaki para murid-Nya mengajak kita untuk saling berterimakasih dan saling melayani. Ada banyak orang yang melayani kita dalam diam dan tanpa pamrih, terutama dalam keluarga kita sendiri. Kita diajak untuk saling membasuh kaki satu sama lain. Mungkin selama ini kita lupa untuk berterima kasih atas pelayanan yang kita terima. Bisa
jadi, kita malah menuntut lebih dilayani dan menggerutu ketika kita tidak dilayani dengan baik. Saat ini, Yesus mengingatkan kita untuk saling berterima kasih dan saling membasuh kaki sebagai tanda saling melayani. Semoga kita tidak menjadi beban satu bagi yang lain, tetapi saling meringankan beban dengan salingmelayani.

11. HENING

12. SYAHADAT

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved