Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Kamis Putih 28 Maret 2024, Membasuh Kaki murid-murid-Nya
Mari simak renungan harian Katolik Kamis Putih 28 Maret 2024.Judul renungan harian Katolik Kamis Putih yaitu Membasuh Kaki murid-murid-Nya.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Kamis Putih 28 Maret 2024.
Judul renungan harian Katolik Kamis Putih yaitu Membasuh Kaki murid-murid-Nya.
Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD.
Renungan harian katolik Kamis Putih ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Teks Misa Sabtu Suci 30 Maret 2024 dan Renungan Harian Katolik
Bacaan Liturgi Hari Kamis 28 Maret 2024, Kalender Liturgi Kamis 28 Maret 2024 merupakan Hari Kamis Dalam Pekan Suci / Kamis Putih, Peringatan Perjamuan Tuhan, Santo Doroteus dari Gaza, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 28 Maret 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Keluaran 12:1-8.11-14
"Aturan perjamuan Paska."
Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.
Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini.
Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu.
Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu.
Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman.
Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu.
Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 116:12-13.15-16bc.17-18
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bacaan Kedua 1 Korintus 11:23-26
"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!”
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yohanes 13:34
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil Yohanes 13:1-15
"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.”
Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.”
Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.
Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tindakan membasuh kaki di beberapa tempat di belahan dunia sudah masuk dalam sebuah tradisi sebagai bagian dari pembersihan diri. Sebagai contoh, sebelum masuk rumah, orang harus membasuh kaki sebelum masuk ke rumah sebagai tanda pembersihan diri dari hal-hal kotor atau najiz yang sudah menajiskan orang bersangkutan saat berada di luar rumah agar ketika berada di rumah dia tidak menyebarkan kepada orang lain. Dan itu semakin dilakukan pada saat kita diserang oleh covid 19 lalu. Semua serba harus dicuci terlebih dahulu. Tujuan dari pembahasuhan kaki itu adalah pembersihan diri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini, kita memasuki Tri Hari Suci, untuk mengenangkan secara khusus Yesus Kristus Tuhan kita dalam penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Di hari Kamis ini kita fokus pada perayaan malam terakhir Yesus bersama-sama dengan kedua belas rasulNya. Perayaan paskah bagi bangsa Israel atau orang Yahudi adalah sebuah perayaan wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang Yahudi karena peraayaan paskah itu menjadi peringatan akan nenek moyang mereka makan terakhir sebelum berangkat keluar dari tanah Mesir.
Peringatan perjamuan terakhir ini lalu ditradisikan untuk mengenangkan peristiwa berserjarah bangsa Israel keluar dari tanah mesir. Dan kebiasaan atau tradisi makan perjamuan paskah ini diturunkan turun-temurun kepada semua orang Israel untuk dilakukan.
Dan pada kesempatan itu, Yesus juga membasuh kaki para rasulNya. Tradisi membasuh kaki juga sudah berlangsung lama sekali. Akar dari praktik ini tampaknya ditemukan dalam kebiasaan-kebiasaan keramahtamahan berbagai peradaban kuno, khususnya ketika sandal merupakan alas kaki utama. Seorang tuan rumah akan menyediakan air untuk para tamu agar dapat membasuh kaki mereka, atau seorang pelayan (hamba) untuk membasuh kaki para tamu.
Hal ini disebutkan dalam sejumlah bagian Perjanjian Lama (misalnya Kejadian 18:4; 19:2; 24:32; 43:24; I Samuel 25:41; dll.) serta dokumen sejarah dan keagamaan lainnya. Seorang tuan rumah Timur pada umumnya mungkin akan membungkuk, menyapa, dan mencium tamunya, kemudian menawarkan air agar sang tamu dapat membasuh kakinya sendiri atau meminta pelayan untuk melakukannya.
Penggunaan sandal lazimnya memerlukan pembasuhan kaki, namun air juga ditawarkan sebagai suatu kesopansantunan kendati yang bertamu mengenakan sepatu. Namun dalam perjamuan paskah Yesus bersama para rasulNya itu, Yesus mengambi tindakan membasuh kaki para rasulNya itu pada saat perjamuan paskah dimulai dalam ruangan itu yang seharusnya itu dibuat di depan rumah.
Yesus mengubah tradisi itu dengan memberi satu nilai baru tentang pembasuhan kaki ini. Yesus melakukan tindakan tersebut pada saat Perjamuan Malam Terakhir. Secara khusus, dalam Yohanes 13: 14–17, Yesus berkata: "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya." Maka peristiwa perjamuan akhir Yesus bersama para rasulNya itu memberikan arti khusus kepada para rasulNya juga kepada kita. Sikap kerendahan hati yang ditunjukkan Yesus kepada para rasulNya itu memberi petunjuk kepada kita bahwa sikap rendah hati itu adalah kebajikan utama yang harus dilakukan oleh kita semua pengikutNya.
Namun banyak di antara kita masih saja dengan pongahnya menyembongkan dirinya bahkan untuk hal-hal yang sangat sederhana. Mari kita belajar untuk selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama agar kita terbebas dari prilaku sombong dan merendahkan orang lain. Sikap rendah hati akan membawa kita kepada Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: membangun sikap rendah hati dimulai dari diri kita sendiri dengan hal-hal yang paling sederhana dulu. Kedua, memberikan diri dikuasai oleh Roh Tuhan untuk menjadi rendah adalah jalan yang tepat. Ketiga, karena kerendahan hati itu jalan terbuka menuju pada Tuhan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.