Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024, Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari
Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus. Pengalaman bersama seorang misionaris Jerman, Bruder Beatus(Schondorf Josef), SVD. Dia sudah berkarya di Indonesia, tepatnya di Lebur Nenuk Atambua
Timor, sudah 50 tahun.
Banyak sekali suka dan duka yang dia alami di tanah misi. Dalam keseharian hidupnya dia bekerja di perbengkelan mendampingi anak-anak putus sekolah.
Dia juga mendirikan Kursus Ketrampilan bagi gadisgadis desa, hingga sekarang ini. Dalam kesahajaan, semangat hidup menggereja tidak pernah kendor. Setiap hari minggu dan hari-hari raya, dengan
sebuah truk tua, dia menghantar anak-anak pergi merayakan Ekaristi di pusat
paroki.
Banyak hal yang dia sharingkan dan dia menutup sharingnya dengan
mengatakan: “Saya menjalani hidup dan panggilan misionerku karena saya taat
kepada Allah yang telah memanggilku”.
Saya memandangnya dalam-dalam,
wajahnya dan keriput matanya begitu bersinar ke arahku. Dia membawa
ketaatan Kristus di dalam dirinya. Kesaksian hidupnya menjadi kekuatan bagi
saya untuk setia dalam panggilan hidupku.
Saya juga salut dengan seorang ibu rumah tangga yg setiap hari menyiapkan
makanan bagi anak-anak dan suaminya yang akan sekolah dan bekerja. Dia tak
pernah mengeluh walaupun harus menjalani tugas rutin dan bahkan tidak
pernah dipuji dan diucapin terima kasih.
Dia selalu menjalaninya dengan setia
dan gembira, tidak pernah murung. Kesetiaan dan kegembiraannya dalam
menjalani tugas rutin itu merupakan kesaksian iman yang sungguh indah dan
wujud anugerah Roh yg diterimanya.
Para rasul Yesus adalah misionaris-misionaris yang tangguh. Mereka berani
melawan arus ketika mewartakan Injil dan memberi kesaksian tentang
kebangkitan Kristus. Jaminan hidup bagi mereka adalah penderitaan dan
penjara.
Ancaman demi ancaman, penindasan demi penindasan mereka alami
sendiri dan menghadapinya dengan senyum. Petrus dan Yohanes yang bebas
dari penjara secara mengherankan memberitakan seluruh Firman hidup di dalam
Bait Allah. Mereka harus berhadapan dengan Sanhedrin atau Mahkamah Agama
Yahudi.
Reaksi negatif ditunjukkan oleh Mahkamah Agama Yahudi kepada
mereka: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun
ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak
menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” (Kisah Rasul 5:28). Tentu saja
larangan ini sejalan dengan penindasan bagi kedua murid Yesus ini.
Petrus dan Yohanes tidak gentar menghadapi gertakan Mahkamah Agama
Yahudi. Di hadapan pejabat tinggi agama Yahudi, mereka berkata: “Kita harus
lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kisah Rasul 5:29). Mereka
tidak behenti di sini.
Petrus dan Yohanes malah berani memberi kesaksian di hadapan Mahkamah Agama Yahudi bahwa Allah nenek moyang mereka telah membangkitkan Yesus yang sudah mereka bunuh di atas kayu salib. Bahkan
bagi Petrus dan Yohanes, “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri
dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Dan kami adalah saksi dari
segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua
orang yang menaati Dia (Kis 5: 31-32). Tentu saja kesaksian bahwa Yesus
sudah dibangkitkan dari kematian dan ditinggikan Allah membuat pihak
Mahkamah Agama Yahudi merasa sakit hati.
Contemplasi:
Taat adalah keutamaan hidup yang tidak gampang untuk dilakukan. Kita perlu
belajar, belajar, dan belajar. Tanpa belajar kita tidak akan berhasil. Tuhan Yesus
saja, sebagai Anak Manusia, belajar taat. Kalau tidak percaya, perhatikan katakata penulis surat kepada jemaat Ibrani, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya” (Ibrani 5:8-9). Kesempurnaan yang Ia capai
adalah hasil dari “belajar menjadi taat”. Inilah kerendahan hati Yesus, Sang
Anak Allah, juga Sang Anak Manusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.