Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024, Berikanlah Kami Roti Itu Senantiasa

Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Berikanlah Kami Roti Itu Senantiasa.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Berikanlah Kami Roti Itu Senantiasa. 

Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.”

Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ketika kita meminta sesuatu dari orang lain selalu bernada permohonan agar permintaan itu bisa dikabulkan. Hal ini menunjukkan bahwa kita memiliki keterbatasan yang membuat kita untuk memohonkan sesuatu dari orang lain dengan tujuan agar permintaan kita itu bisa dikabulkan.

Besar harapannya adalah apa yang kita mohonkan atau mintakan itu bisa dikabulkan sebagai bagian dari usaha kita untuk bisa mendapatkan apa yang kita minta atau mohonkan. Maka lahirlah kerinduan yang besar setiap kita untuk bisa mendapatkan apa yang kita mohonkan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di hari kedua pekan paskah ketiga ini kembali kita disodorkan dengan kemartiran Stefanus dan Roti hidup untuk kehidupan kita. Dalam bacaan pertama, kita mendengar tentang kisah kemartiran Stefanus yang dengan gagah berani tanpa takut sedikitpun di hadapan para tua-tua, imam besar dan penatua serta ahli Taurat bangsa Yahudi pada sidang Mahkamah Agama Yahudi. Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus itu tampil di depan sidang Mahkamah Agama Yahudi itu dan berkata: “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatang Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.”

Mendengar kotbah Stefanus yang sangat tendensius ditujukan kepada para pemuka agama, ahli Taurat dan para imam besar bangsa Yahudi itu, membuat mereka sangat tesinggung dan tertusuk hati mereka. Situasi di Mahkamah Agama itu menjadi tak menentu karena semua orang sangat marah dan menggertakan gigi mereka lalu sambil teriak mereka menyeret Stefanus keluar dari ruang sidang itu dan membawanya ke luar kota dan melemparinya dengan batu. Dan menjadi menariknya adalah bahwa saksi-saksi itu meletakan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus yang akhirnya bertobat menjadi Paulus.

Walaupun demikian, Stefanus tetap menghadapi semuanya dengan tenang dan bahkan berdoa bagi mereka. Kisah ini memberi gambaran tentang kebenaran iman tak akan pernah kalah oleh kesombongan spiritual dan sosial yang lebih mempertahankan kekuasaan dan tradisi mereka dari pada iman yang benar akan Mesias. Karena Mesias yaitu Yesus sendiri telah hidup, berkarya, menderita, wafat dan bangkit pada hari ketiga dan mengirimkan Roh Kudus untuk menyucikan dan membaharui dunia. Dengan cara itulah, sebenarnya Yesus telah memberi diriNya menjadi Roti Hidup untuk menyelamatkan dunia.

Hal ini disampaikan oleh Yesus sendiri dalam injil yang kita renungkan hari ini. Ketika Yesus di rumah ibadat di Kapernaun, setelah mengajar, orang bertanya kepadaNya: “Tanda apakah yang Engkau peerbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepadaMu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun seperti ada tertulis: Mereka diberiNya makan roti dari Surga.” Orang-orang Yahudi yang mendengar Yesus itu bertanya kepada Yesus seperti meminta tanda dari Yesus tentang apa yang dilakukan atau perbuat sehingga mereka menjadi semakin percaya.

Mereka sebenarnya meminta bukti nyata apa yang telah dilakukan oleh Yesus. Padahal selama Yesus hidup, Dia telah melakukan banyak mujizat dan tanda-tanda bahkan pada kesempatan ini Yesus menjawabi mereka dengan menyatakan bahwa “Dialah Roti Hidup” bukan seperti manna yang diberi oleh Tuhan di padang gurun itu dan mereka masih lapar lagi tetapi tidak akan lapar dan haus lagi kalau makan Roti Hidup itu.

Karena mereka meminta supaya Tuhan memberikan mereka roti itu senantiasa agar mereka tidak lapar dan haus lagi. Yesus sebenarnya mengajarkan kepada mereka tentang Roti hidup kekal dan bukan roti hanya untuk dimakan saja. Dan mereka mempunyai kerinduan yang tinggi untuk makan roti itu. Namun kadang atau bahkan sering kerinduan kita hanya terbatas pada hal-hal yang memuaskan kebutuhan jasmani kita semata dan bukan yang rohani. Maka marilah kita belajar untuk menimba kekuatan spiritual dari Yesus sendiri.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved