Kasus DBD di Sikka
Kadis Kesehatan Ungkap Setiap Kantor di Sikka Ada Jentik Nyamuk hingga RS TC Hillers Rawat 19 Pasien
Dikatakan Pet Herlemus, jumlah kasus DBD dari tahun 2023 ke 2024 relatif menurun namun jumlah pasien DBD yang dirawat inap malah mengalami peningkatan
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, setiap kantor di Kabupaten Sikka ternyata ditemukan adanya jentik nyamuk yang terdapat di bak air.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus saat menjelaskan kondisi rabies dan DBD dalam rapat koordinasi penanganan rabies di Kantor Bupati Sikka, Rabu, 17 April 2024.
"Penyelidikan epidemiologi, setiap kantor itu ada jentiknya di bak air di kantor kita, di sekitar kita ada genangan air, sampah sehingga ini menjadi perhatian kita, minimal kita bergerak dulu di kantor dan rumah kita masing-masing sambil menghimbau masyarakat," ungkap Pet Herlemus.
Dikatakan Pet Herlemus, jumlah kasus DBD dari tahun 2023 ke 2024 relatif menurun namun jumlah pasien DBD yang dirawat inap malah mengalami peningkatan.
Baca juga: 7 Warga Sikka Jadi Korban Keganasan DBD dan Rabies
Petrus Herlemus juga menjelaskan hingga April 2024, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere mencapai 32 orang namun saat ini tersisa 19 orang.
"Yang lama tinggal satu orang yang dirawat di rumah sakit Lela tapi pendatang barunya ada 18 orang itu dirawat di Tc Hillers, dilaporkan, hari ini hampir 30 kasus DBD, jadi rata-rata perhari itu laporan ke kita dari setiap puskesmas itu trendnya 15, 20 sampai 30," ungkap Pet Herlemus, saat rapat koordinasi penanganan rabies di Kantor Bupati Sikka, Rabu, 17 April 2024.
Selain 19 pasien DBD yang dirawat di dua rumah sakit, sudah ada 3 orang meninggal dunia akibat DBD.
Disebutkan, petugas kesehatan di setiap puskesmas masif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Baca juga: BREAKING NEWS: Romo Benny Jaya Meninggal Dunia
"Mohon lintas sektor bapa-bapa camat tolong bantu, kalau kita bantu di PSN dan lintas sektor tidak bergerak saya juga tidak bisa menahan ini terus menerus karena saya sudah dapat teguran dua kali, kita berharap kita bisa tekan kasus dirawat inapnya itu dibawah 10 ya kita bisa lega, tetapi ini dia bergerak diantara 20, 21, 30, keluar masuk juga signifikan," tambah Pet Herlemus.
Pasokan kasus DBD terbesar yakni Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Nita, Beru, Waigete, Kewapante, Hewokloang dan Habibola dan bahkan menyebar di 21 kecamatan di Kabupaten Sikka.
"Kita urus rabies tapi yang ini juga menyangkut nyawa jadi mudah-mudahan kita bisa bergerak masif," tandas Pet Herlemus.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.