Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 20 April 2024, Apakah Kamu Tidak Mau Pergi Juga?

Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 20 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Apakah kamu tidak mau pergi juga?.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 20 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Apakah kamu tidak mau pergi juga? 

Oleh: Br. Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 20 April 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Apakah kamu tidak mau pergi juga?.

Renungan harian katolik disusun oleh Br. Pio Hayon, SVD.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Sabtu 20 April 2024 merupakan Hari Sabtu Pekan III Paskah, Santo Teodorus Trichinas, Martir, Santa Oda, Biarawati, Santa Agnes dari Montepulciano. O.P. Biarawati, dengan Warna Liturgi Putih.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 20 April 2024 Pekan III Paskah

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 20 April 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kis 9:31-42

Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas,

yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.

Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal.

Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.”

Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas,

dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.

Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri.

Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope,

dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-13.14-15.16-17

Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?

Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil Yoh 6:63b.68b

Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil Yoh 6:60-69

Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah,

jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.”

Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”

Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam satu relasi antar sesama, akan ada saat di mana masing-masing orang sudah merasa lelah atau capai dan kemungkinan bisa jadi menjadi bosan dalam relasi itu. Maka biasanya akan terjadi orang menjadi saling menolak satu sama lain dan bisa berakhir dengan putus hubungan. Maka pertanyaan ini: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” adalah juga sebuah pertanyaan retoris yang menuntut sebuah keputusan untuk pergi atau tetap bertahan. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari terakhir pekan paskah ketiga ini, kita kembali dihadapkan dengan kejutan yang luar biasa dari bacaan-bacaan yang kita dengar, renungkan dan refleksikan untuk kita. Dalam bacaan pertama dari Kisah Para Rasul memberi gambaran yang sangat menggembirakan karena setelah Saulus bertobat dan ikut menjadi pewarta Firman Tuhan, jumlah orang-orang beriman yang percaya kepada Kristus semakin bertambah banyak dan para rasulpun semakin luat memberitakan Injil ke segala penjuru dan tidak banyak mengalami tantangan yang berarti. Seperti Petrus yang diutus ke Yope untuk memberitakan firman Tuhan di sana dan banyak orang menjadi percaya atas pemberitaannya.

Dalam kesesakan saat Saulus masih mengejar dan menganiaya jemaat Kristen, mereka menjadi takut tetapi semangat memberitakan Injil tetap berjalan dan tak pernah lari dari penganiayaan itu. Mereka tidak pernah lari dari kenyataan situasi saat itu, malah mereka semakin berani berkarya memberi kesaksian itu. Akhirnya Saulus bertobat dan karya pemberitaan Injil pun semakin luas sampai keluar Yerusalem. Dan menjadi menarik bahwa mereka tetap setia kepada tugas yang telah diberikan kepada mereka.

Karena mereka pernah ditanya oleh Yesus kepada para muridNya ketika masih berkarya dalam pengajaranNya tentang Roti Hidup. Yesus bertanya kepada mereka: “Apakah kamu tidak pergi juga?” setelah melihat begitu banyak orang yang meninggalkan Yesus ketika Yesus berbicara tentang Roti Hidup dan menyampaikan bahwa Dia akan memberikan dagingNya untuk dimakan dan darahNya untuk diminum. Ungkapan ini pasti mengejutkan para muridNya sehingga Yesus bertanya kepada para muridNya: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Yesus pada kesempatan ini secara lugas menyampaikan hal-hal inti dari semua pengajaranNya kepada para muridNya. Dan dari perkataan dan ajaranNya ini pasti juga menggoncangkan iman para muridNya. Dan Yesus sudah tahu bahwa pasti ada banyak murid-muridNya juga tergoncang iman mereka bahkan ada yang menolak dan lebih buruk lagi mengkhianatiNya dengan menjualNya dengan 30 keping perak. Sehingga sejak saat itu banyak murid-muridNya yang mengundurkan diri mereka dan tak mau lagi bersama-sama dengan Yesus karena pengajaranNya ini sangat keras. Mereka mungkin juga menterjemahkan secara harafiah pengajaran Yesus tentang daging dan darah ini sehingga mereka lalu mengundurkan diri. Padahal yang dimaksudkan Yesus adalah agar para muridNya bersatu secara utuh kepadaNya dan menjadi satu tubuh di dalam Roh dan Kebenaran.

Karena hanya dalam daging dan darahNya Tuhan telah menyucikan dunia dan menyambutnya kembali dalam kasih karunia Allah untuk dipulihkan. Pertanyaan Yesus juga berlaku untuk kita saat sekarang ini sebagai pengikutNya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Pertanyaan ini juga menggugah kita sekaligus menggugat kita untuk semakin melihat sekuat dan sejauh mana iman kita kepadaNya apalagi dengan melihat pola hidup kita yang hanya mengandalkan pemenuhan ego diri kita sendiri dan tanpa disadari kita telah meninggalkan Tuhan atas cara tertentu. Kita meninggalkannya bukan sekedar karena ajaranNya tetapi karena kita sudah lebih fokus dengan hal-hal duniawi, harta, kekayaan, kedudukan dan kuasa lalu lupa kebenaranNya. Maka kita tetap jatuh dalam dosa. Maka marilah kita belajar untuk semakin bersatu dengan Tuhan sendiri secara khusus dalam perayaan Ekaristi saat di mana Yesus menyerahkan daging dan darahNya untuk kita santap bagi hidup kekal. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:  kita semua sudah menjadi pengikut Yesus melalui pembaptisan yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus. Kedua, menjadi murid, kita ditantang apakah masih tetap komitmen mengikutiNya atau tidak? Ketiga, kalau kita sudah ada komitmen maka kita pun berkata: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?”

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved