Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Selasa 23 April 2024, Tetapi Kamu Tidak Percaya
Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 23 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tetapi Kamu Tidak Percaya.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tdak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Bapa-ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tentang percaya dan tidak percaya adalah bagian dari sebuah keputusan setiap orang. Jika dia percaya maka konsekwensinya dia akan mengikuti apa yang dipercayai itu dan jika tidak maka dia juga tentu tidak akan mengikuti apa yang dia tidak percayai itu. Apa yang paling penting dalam sikap percaya atau tidak percaya itu? Hal yang terpenting dalam pengambilan keputusan untuk percaya atau tidak adalah niat atau kehendak setiap orang. Itu berhubungan dengan hati nurani. Maka semua itu akan kembali kepada setiap orang tanpa ada paksaan sedikit pun.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Kembali pada hari kedua pekan paskah keempat ini kita masuk pada kebenaran injil yang diwartakan. Dalam bacaan pertama digambarkan tentang kabar sukacita Injil yang semakin meluas sampai keluar Yerusalem ke tempat bukan orang-orang Yahudi tetapi juga orang-orang Yunani and kabar tentang penyebaran injil sampai kepada orang-orang yang bukan Yunani inilah membuat orang semakin bersukacita dan Barnabas diutus ke Tarsus untuk mencari Saulus dan dari situ Barnabas dan Saulus pergi ke Anthiokia. Mereka tinggal di Anthiokia sambil mengajakan injil Tuhan. Dan untuk pertama kalinya jemaat-jemaat pertama dan para murid yang telah bercaya kepada Yesus itu disebut Kristen.
Nama inilah yang akhirnya dipakai sampai dengan sekarang kepada semua yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Dan semua yang telah percaya itu hidup dalam kasih akan Allah dalam terang Roh Kudus. Keputusan untuk menjadi percaya kepada Yesus itu tergambar dari pola hidup jemaat atau murid-murid pertama Tuhan yang selalu berkumpul untuk berdoa dalam nama Yesus. Namun tidak berarti semua orang akan percaya. Dalam Injil kita mendengar bahwa Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi yang bertanya kepadaNya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?
Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Orang-orang Yahudi selalu merindukan seorang Mesias untuk datang ke tengah-tengah mereka yang bukan hanya membebaskan mereka dari hal-hal spiritual tetapi juga secara politis yakni membebaskan mereka dari penjajahan yang mereka alami dari bangsa Romawi. Pola pemikiran tentang Mesias ini membuat mereka menjadi tertutup hatinya sehingga mereka menjadi tidak percaya akan apa yang terjadi di sekitar mereka yang telah dilakukan oleh Yesus sebagai seorang Mesias.
Maka Yesus berkata kepada mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu. Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Yesus telah mengatakan semuanya dan bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan-perbuatan nyata yang telah memberi kesaksian bahwa Dia benar-benar adalah seorang Mesias. Tetapi mereka tetap tidak percaya karena di benak mereka Mesias itu bukan sekedar urusan surgawi belaka tetapi lebih dari itu harus berurusan dengan hal-hal politik praktis untuk membebaskan mereka dari penjajahan yang sedang mereka alami.
Padahal mereka adalah bangsa kepilihan Allah sejak semula dari jaman nenek moyang mereka. Dan mereka sudah mendengar tentang Mesias itu dan pemenuhannya sudah terjadi dalam diri Yesus Kristus itu, namun tetap saja mereka tidak menaruh percaya kepada Yesus. Kitapun demikian, atas cara-cara tertentu, kita pun juga seperti orang-orang Yahudi itu yang masih tidak percaya kepada Tuhan, karena kita selalu menaruh harapan yang palsu kepada Tuhan agar harus memenuhi impian atau cita-cita hati atau situasi kita yang semata untuk memenuhi keinginan ego kita sendiri. Dan kalau itu tidak terpenuhi maka kita juga tetap tidak percaya kepadaNya. Kita akan percaya kalau tunggu Tuhan memenuhi keinginan ego kita dulu, padahal Tuhan tak pernah bisa diatur sesuai dengan keinginan hati kita. Maka marilah kita belajar untuk selalu setia kepada Tuhan dan percaya kepada penyelenggaraanNya dan bukan sekedar untuk memenuhi kehendak hati kita semata.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita semua adalah pengikuti Yesus dan telah menjadi murid-muridNya. Kedua, namun masih juga di antara kita yang tetap tidak percaya pada penyelenggaraan Tuhan sendiri. Ketiga, karena kita masih mengikuti kehendak hati kita sendiri dan bukan menaruh percaya pada Tuhan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.