Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 31 Mei 2024, Melonjak Kegirangan

Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 31 Mei 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Melonjak Kegirangan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 31 Mei 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Melonjak Kegirangan. 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 31 Mei 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Melonjak Kegirangan.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Jumat 31 Mei 2024 merupakan Hari JumatPesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth, dengan Warna Liturgi Putih.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 31 Mei 2024 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Bacaan Injil Katolik hari ini Jumat 31 Mei 2024 Pesta Maria Mengunjungi Elisabeth

Bacaan Pertama Zef 3:14-18a

Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengah kamu.

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati,hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Yes 12:2-3.4bcd.5-6

Ref: Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.

Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar; sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.

Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.

Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!

Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil Luk 1:45
Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Bacaan Injil Luk 1:39-56
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria,

melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus.

Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya,

dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,

seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.

Semua orang akan merasa bahagia atau bergembira ketika mengalami sukacita di dalam hidupnya. Orang akan melampiaskan sukacita mereka dengan merayakan kegembiraan bersama dengan orang-orang yang mereka cintai.

Kegembiraan juga bisa terjadi karena satu perjumpaan yang dialami oleh orang yang saling menyanyangi satu sama lain apalagi kalau sudah lama tak pernah bertemu. Orang akan mengalami kegembiraan dan sukacita yang besar. Maka sukacita itu dialami oleh siapapun juga di atas dunia ini bahkan yang paling sederhana sekalipun.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini adalah hari terakhir di bulan Mei, Bulan Maria. Dan gereja merayakan pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet saudarinya. Ketika malekat Gabriel membawa khabar gembira kepada Maria, ia menyampaikan juga kepada Maria peristiwa ilahi perkandungan Elisabeth. Malekat Gabriel mengatakan bahwa Elisabeth sedang mengandung seorang anak laki-laki pada usia tuanya. Bayi laki-laki itu adalah Yohanes Pemandi, yang akan menjadi perintis jalan bagi Yesus, Juruselamat yang dijanjikan Allah. Maria bergegas ke pegunungan Yudea, ke kota Karem, tempat tinggal Elisabeth dan Zakarias. Maria berangkat ke sana untuk melayani Elisabeth. Sebagaimana kata Injil, pertemuan itu merupakan suatu peristiwa kegembiraan baik bagi Elisabeth maupun anak yang dikandungnya. Dari mulut Elisabeth keluarlah kata-kata pujian ini: “Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? …” Elisabeth juga menyebut Maria sebagai Yang Berbahagia karena Maria percaya akan Sabda Tuhan yang disampaikan malaekat kepadanya. Maria tidak membantah kata-kata pujian Elisabeth. Sebaliknya, dalam terang ilahi dilihatnya Tuhan mau menyelamatkan bangsa-bangsa melalui rahimnya yang kudus. Bahwa dengan perantaraannya Tuhan mau datang ke tengah-tengah umat-Nya untuk menyelamatkan mereka. Bahwa Tuhan hendak menyerahkan bangsa-bangsa di bawah perilndungan rahim.

Oleh karena itu, Maria segera menjawab kata-kata pujian Elisabeth dengan Magnificatnya: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab ia telah memperhatikan kerendahanya hamba-Nya. Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia …”. Kira-kira Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elisabeth saudaranya dan menolongnya dalam urusan rumah tangga menyongsong kelahiran anak yang dikandung Elisabeth. Setelah itu, Maria kembali ke Nazareth. Perjumpaan Maria dan Elisabet itu biasa dalam kontes sosial budaya ketika ada saudari yang sedang mengandung dan dikunjungi.

Namun itu menjadi luar biasa karena dalam diri masing-masing mereka dibawa serta dua tokoh besar dalam dunia perjanjian lama dan perjanjian baru. Dalam diri Maria itu ada Yesus Sang Sabda Allah yang menjadi tokoh Perjanjian Baru dan di dalam diri Elisabet ada Yohanes Pembaptis yang mewakili Perjanjian lama. Perjumpaan dua tokoh ini menjadikan Elisabet dan Maria menyatakan kegembiraan mereka. Dan kegembiraan Maria itu dilantunkannya Kidung sukacita yang kita sebuat sebagai Kidung Maria.

Kidung ini mewakili sukacita Maria bagi Allah yang telah melakukan banyak keajaiban bagi dirinya dan bagi bangsa Israel, bangsa pilihanNya. Setiap perjumpaan itu pada dasarnya kita tak hanya membawa diri kita semata tetapi juga sekaligus Tuhan yang telah hadir dalam diri kita. Maka pada setiap perjumpaan itu seharusnya membawa orang kepada sukacita dan kegembiraan. Namun dalam praktek hidup harian kita, perjumpaan yang kita alami, masih saja membawa kita pada perselisahan bahkan pembunuhan karakter orang lain yang kita jumpai hanya karena kita masih begitu sombong dan melihat orang lain itu sebagai musuh yang akan mengganggu kenyamanan hidup kita. Maka marilah kita belajar untuk selalu membawa sukacita dan kegembiraan bukan pertengkaran apalagi pembunuhan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita dipanggil menjadi murid-murid Tuhan. Kedua, menjadi murid berarti siap memberikan kesaksian tentang Tuhan bagi semua orang. Ketiga, maka ketika memberi kesaksian atau membawakan firman itu harus membuat orang yang menerimanya dalam perjumpaan kita akan merasa bahagia dan bersukacita dan bukan sebaliknya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved