Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juni 2024, Kami Tidak Tahu

Renungan harian Katolik Sabtu 1 Juni 2024.Tema Renungan harian Katolik yaitu Kami Tidak Tahu.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Renungan harian Katolik Sabtu 1 Juni 2024.Tema Renungan harian Katolik yaitu Kami Tidak Tahu. 

Oleh Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Renungan harian Katolik Sabtu 1 Juni 2024.

Tema Renungan harian Katolik yaitu Kami Tidak Tahu.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Sabtu 1 Juni 2024 merupakan Hari Sabtu Biasa, Peringatan Wajib Santo Yustinus, Martir, Santo Simeon, Pengaku Iman, Santo Johannes Storey, Martir, Santo Pamphilus dari Sasarea, Martir, Santo Ahmed, Martir, dengan Warna Liturgi Merah.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024 Pesta Wajib St Yustinus, Martir

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 1 Juni 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yud 1:20b-25

Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api.

Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,

Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin. ?3Yoh?, ?1?, ?

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 63:2,3-4,5-6

Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.

Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.

Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.

Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, ?

Bait Pengantar Injil Kolose 3:16a.17c
Ref. Alleluya.

Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan pengantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Bacaan Injil Markus 11:27-33

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua.

Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.

Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepada-Nya?’

Tetapi masakan kita katakan ‘Dari manusia’. Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.”

Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ketika menghadapi suatu kejadian, kita akan memiliki reaksi yang berbeda dan tiap orang akan memiliki reaksi yang berbeda satu dan yang lainnya. Dan salah satu reaksi sudah sering kita dengar adalah “kami tidak tahu”. Pernyataan ini bisa akan dapat dibaca secara berbeda. Orang memang benar-benar tidak tahu akan kejadian itu atau bisa jadi orang tak mau mengambil resiko jadi orang mencari aman dengan berkata: kami tidak tahu atau saya tidak tahu. Maka pernyataan ini selalu berhubungan dengan niat atau motivasi setiap orang atau juga kehendak.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini, kita mulai memasuki bulan Juni. Dan gereja mengawali bulan ini dengan memperingati Santo Yustinus, Martir. Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul. Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah.

Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan jaman itu, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umu, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, tertutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar.

Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman Kristen. Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau di buang ke moncong- moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh."

Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan dihadapankan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.

Apapun yang dilakukan oleh Santo Yustinus akan menjadi tanda betapa orang yang beriman kepada Allah akan selalu mendapat tantangannya. Dan biasanya, tantangan yang terbesar datang dari para penguasa dan orang yang merasa diri beragama dan paling setia melakukan ibadah agamanya. Hal ini dialami juga oleh Yesus ketika berhadapan dengan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua bangsa Yahudi yang sangat teguh pada tradisinya. Mereka mempertanyakan dengan kuasa manakah Yesus mengusir orang-orang yang berjualan di Bait Suci Yerusalem: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan Siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Pertanyaan ahli Taurat ini dapat terlihat jelas bahwa mereka memang tak mengerti sama sekali tentang apa yang dilakukan oleh Yesus dan terlebih lagi hanya sebatas inging mencoba Yesus agar mereka dapat menemukan kesalahan Yesus semata. Untuk itu Yesus pun mengajukan pertanyaan kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.

Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu: ‘Pembaptisan Yohanes itu dari Surga atau dari manusia?” Lalu setelah mereka berdiskusi mereka akhirnya hanya menjawa : “Kami tidak tahu.” Jawaban mereka ini pun menjadi bumerang bagi mereka sendiri karena Yesus menjawab mereka: “Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.” Kisah ini punya arti bahwa, itulah sifat manusia yang gampang sekali menutupi kesalahan mereka dan mencari aman agar tidak dipersalahkan atau dianggap seakan mereka bukan pembuat masalah dengan menjawab: “kami tidak tahu”. Sikap ini juga pasti ada di antara kita yang gampang sekali cari aman untuk menutupi kesalahan kita. Maka marilah kita belajar untuk berani bertanggung jawab atas apa yang harus kita lakukan bagi Tuhan dan sesama.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah murid-murid Tuhan yang dipanggil untuk menjadi pewarta sabda. Kedua, sebagai pewarta sabda itu kita akan selalu mendapat tantangan karena tugas itu. Ketiga, maka tak ada kata yang keluar dari mulut kita: “kami tidak tahu” untuk suatu kesaksian akan kebenarann Tuhan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved