Liputan Khusus Pos Kupang
LIPSUS: Tak Miliki Gedung Sendiri, SMA Negeri di Perbatasan Belu NTT Pinjam Gedung SD untuk KBM
Maria berharap Pemerintah bisa membantu dia dan teman-temannya agar bisa mendapatkan sekolah baru dengan fasilitas yang memadai.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
"Kami senang sekali bersekolah di SMAN Perbatasan, dekat rumah. Tapi kami belum punya gedung sendiri, kursi meja masih kurang, sekolahnya siang hari. Ini yang buat semangat belajar kami berkurang," Maria V Selu, Siswi SMA Perbatasan Belu.
TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA - Maria V Selu, Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Perbatasan Belu mengaku semangat belajarnya berkurang lantaran fasilitas dan sarana belajar di sekolah itu sangat kurang.
Sudah dua tahun mereka pinjam pakai Gedung Sekolah Dasar (SD) Wekakeu, dengan berbagai keterbatasan.
Hal ini dikemukakan Maria saat dikonfirmasi Pos Kupang, Selasa (4/6) terkait kondisi SMA Perbatasan Belu.
"Kami senang sekali bisa bersekolah di SMA Perbatasan, karena dekat dengan rumah. Tapi kami belum memiliki gedung sendiri dan kursi meja juga masih sangat kurang, dan sekolahnya siang hari. Ini yang membuat semangat belajar kami berkurang," ujar Maria.
Baca juga: Akses Jalan Rusak di Manggarai Barat, Warga Tandu Ibu Hamil 5 Km ke Puskesmas
Maria berharap Pemerintah bisa membantu dia dan teman-temannya agar bisa mendapatkan sekolah baru dengan fasilitas yang memadai.
Siswa lain, Juliana Soi juga menyampaikan harapan yang sama. "Kami harap Pemerintah bisa bantu kami untuk membangun gedung baru dan fasilitas pendukung lain. Apa lagi kami ini berada di garda terdepan Indonesia dan Timor Leste," ungkapnya.
Apa yang dikemukakan Maria dan Juliana itu adalah fakta yang dialami sekolah itu
Mereka terpaksa belajar dengan kondisi keterbatasan, karena hingga kini belum memiliki gedung sendiri dan mengalami kekurangan fasilitas pendukung seperti meja dan kursi.
Kondisi demikian sudah dialami sejak dua tahun lalu sejak sekolah tersebut berdiri. Bahkan para siswa juga mengaku terkadang mereka kurang bersemangat karena harus sekolah di siang hari. Belum lagi jumlah meja dan bangku yang kurang.
Wakil Kepala SMAN Perbatasan, Eduard SL, menjelaskan, pembangunan sekolah ini, dilakukan atas inisiatif masyarakat dan pemerintah desa setempat. Hal ini bermaksud untuk memudahkan siswa SMP melanjutkan pendidikan tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Sebanyak 87 siswa berasal dari beberapa desa di Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan. “Sekolah ini mengalami keterbatasan tidak hanya pada fasilitas gedung, tetapi juga pada tenaga pendidik," jelasnya.
Pinjam pakai gedung sekolah SD Wekakeu di Desa Ekin, Kecamatan Lamaknen Selatan ini sudah dialami mereka selama dua tahun.
Sebanyak 87 siswa SMA Perbatasan itu masuk sekolah siang hari mulai pukul 12.00 Wita hingga 17.00 Wita. Sebab, pagi hari gedung sekolah itu ditempati oleh murid SD Wekakeu. "Meski dengan kondisi yang serba terbatas, semangat para siswa tetap tinggi demi mengejar cita-cita mereka," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.