Longsor di Ende
Longsor di Ende, Bunyi HP Korban Beri Petunjuk Satu Keluarga Meninggal dalam Kelambu
Lurah Rewarangga Selatan, Nani Hadijah, ditemui di rumah duka berharap pihak keluarga segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk pemakaman.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
"Saat kami evakuasi, mereka ditemukan dalam satu kelambu dan sudah meninggal dunia. Anaknya yang kecil masih berada diatas perut mamanya," ujar Yohanes Mari, warga Rewarangga Selatan, Ende.
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Longsor di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, menelan empat warga. Bunyi Handphone korban member petunjuk warga dapat menemukan keluarga Bernadus Bata yang meninggal dunia pasca longsor di wilayah itu, Jumat (7/6) pukul 06.00 Wita.
Bernadus sekeluarga tinggal di sebuah rumah berukuran 3 x 4 meter yang terbuat dari gedek (belahan bambu) dan beratap seng. Sesaat sebelum kejadian, Bernadus Bata (55) dan istrinya, Henderika Oka (40) serta dua anak mereka Vika (7) dan Echa (1,5) sudah tidur. Karena itu mereka tidak tahu bahwa akan terjadi longsor yang merenggut nyawa mereka.
Saksi mata, Florentina Kedho (46). Agusti Jerianto Ratu (18), Geradus Gedo Gaja (50) dan Yohanes Mari mengaku subuh itu mereka mendengar suara gemuruh tanah longsor.
Yohanes mengatakan, saat kejadian dia sempat berteriak memanggil Bernadus agar segera keluar dari rumah. Karena rumah Bernadus berada di bukit yang terjal. Namun teriakan Yohanes tidak didengar karena Bernadus sekeluarga mungkin masih tidur.
Baca juga: Longsor, Pohon dan Tiang Listrik Tumbang, Ruas Jalan Trans Flores Wolowaru-Watuneso Lumpuh Total
"Saat longsor sempat saya juga berteriak, istri saya juga sempat berteriak tapi mereka tidak dengar. Longsor dari atas datang, saya pikir orang tidak ada, tapi ternyata ada orang di dalam. Karena kami teriak-teriak, tidak ada yang keluar," ungkap Yohanes.
Yohanes mengungkapkan, longsor yang terjadi salah satunya akibat ada sak semen yang sudah membatu yang ditimbun di rumah bagian atas roboh sekaligus bersama dengan tanah.
Bernadus menambahkan, pada Kamis (6/7) malam, dia sudah mengingatkan Bernadus untuk berhati-hati karena ada hujan. "Tadi malam sekitar pukul 22.00 Wita, saya sempat pergi beli rokok diatas saya sempat ingatkan untuk hati-hati karena hujan. Tapi mereka bilang aman,” kata Yohanes.
Menurut Yohanes, Kamis malam hingga Jumat subuh itu dia terbangun sampai tujuh kali untuk lihat-lihat ke atas. “Pas tadi pagi jam 6, longsor," ujar Yohanes.
Yohanes langsung berteriak memanggil warga yang lain dengan membunyikan gong.
Warga yang mendengar teriakan Yohanes dan bunyi gong itu kemudian berdatangan ke rumah korban dan berusaha mencari dan mengevakuasi keempat korban.
"Saat kejadian mereka masih tidur, kami teriak-teriak juga mereka tidak dengar, setelah longsor kami naik ke atas rumah sama-sama warga, satu keluarga masih tertidur didalam satu kelambu," ungkap Yohanes.
Kejadian itu kemudian dilaporkan Geradus ke Mapolsek Ende. Piket SPKT Polsek Ende kemudian meneruskan laporannya ke Kapolsek Ende yang kemudian langsung mendatangi lokasi kejadian.
Setiba di lokasi anggota Polsek Ende bersama warga melakukan encarian dan evakuasi dan menemukan Bernadus sekeluarga meninggal dunia di atas tempat tidur yang masih ditutupi kelambu.
Anak kedua, Echa yang masih berusia 1,5 tahun pun terlihat masih berada diatas perut sang ibu. "Saat kami evakuasi, mereka ditemukan dalam satu kelambu dan sudah meninggal dunia. Anaknya yang kecil masih berada diatas perut mamanya," ungkap Yohanes.
Saksi lain mengungkapkan, dalam proses evakuasi dan pencarian korban, mereka mendengar bunyi music diantara timbunan tanah longsor itu. Mereka kemudian menggali tanah itu dan bunyi musik tersebut menjadi petunjuk warga menemukan keempat korban longsor itu.
"Saat ada yang gali tadi dengar bunyi musik dari HP," ujar salah satu saksi di lokasi kejadian.
Keempat korban kemudian dibawa ke RSUD Ende guna pemeriksaan dan penanganan lanjutan. Yohanes menambahkan, keluarga Bernadus baru dua tahun menempati rumah tersebut dan menumpang di lahan milik keluarga Bernadus. Bernadus sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan sang istri berjualan sayur keliling. Anak yang pertama Vika belum bersekolah.
Camat Ende Timur, Fidelis Bofa mengatakan, pihaknya bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Rewarangga Selatan dan Lurah Rewarangga Selatan sudah meneruskan imbauan BPBD ke warga setempat untuk mengungsi. Warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor untuk segera evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.
"Kami bersama Bhabinkamtibmas sudah menghimbau kepada warga agar mereka pindah dari lokasi itu untuk sementara ke rumah-rumah tetangga atau ke tempat yang lebih aman karena rumah yang sebelah atas itu sudah tergantung," ujar Fidelis Bofu.
Baca juga: Polisi Beberkan Kronologi Pria di Mauponggo Ditemukan Tewas saat Pergi Iris Moke
Dimakamkan Hari Ini
Lurah Rewarangga Selatan, Nani Hadijah, ditemui di rumah duka berharap pihak keluarga segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk pemakaman.
"Kalau bisa keluarga berembuk dan hasil secepatnya disampaikan kepada kami supaya bisa segera diurus pemakamannya. Kasihan empat peti jenazah ini masih harus berada di luar sampai besok," kata Nani.
Hasil rembukan keluarga, memutuskan bahwa Bernadus sekeluarga akan dimakamkan hari ini, Sabtu (8/6), di Pekuburan Katolik Mautapaga, rumah duka berada di Woloweku, Kelurahan Rewarangga Selatan.
Nani menjelaskan, Bernadus yang berasal dari Dusun Mondo, Desa Ngaluroga, Kecamatan Ndona Timur sedangkan Hendrika Oka berasal dari Desa Wololele A, Kecamatan Lio Timur. Keduanya berstatus belum menikah secara administratif.
Longsor di Wolotopo Timur
Pada hari yang sama, terjadi juga longsor di Desa Wolotopo Timur, Kecamatan Ndona, Jumat (7/6). Longsor ini terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah itu sejak Kamis (6/6) malam hingga Jumat (7/6) pagi. Saat ini, cuaca di wilayah Kabupaten Ende masih mendung dan diperkirakan akan kembali turun hujan.
Longsor di Wolotopo Timur, terjadi di bekas longsoran beberapa waktu lalu. Saat terjadi longsor beberapa tahun lalu itu, ada juga korban jiwa.
Warga Segera Mengungsi
SEKRETARIS Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ende, Yulius Emanuel, membenarkan terjadinya longsor di dua wilayah di Ende. Longsor pertama di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, yang merenggut empat nyawa. Longsor kedua terjadi di Desa Wolotopo Timur, pada hari yang sama, Jumat (7/6).
Yulius mengatakan, longsor di Wolotopo Timur itu terjadi di lokasi yang sama saat terjadi longsor beberapa waktu lalu. Meski tidak ada korban jiwa di Wolotopo Timur, namun Yulius menyebut kondisi terkini Wolotopo Timur pasca longsor kedua, sangat rawan. Dikhawatirkan bakal terjadi longsor susulan, mengingat hujan diperkirakan masih terus terjadi. "Tidak ada korban jiwa tetapi beberapa rumah di lokasi bekas longsoran itu terancam roboh,” katanya
Yulius sudah berkoordinasi dengan Camat Ndona untuk mengevakuasi warga yang berada di sekitar lokasi longsor untuk ke tempat yang lebih aman. Hal ini dilakukan guna menghindari kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Warga yang tinggal di lereng bukit harus tetap waspada karena curah hujan masih tinggi sehingga kemungkinan longsor masih terjadi. Kalau cuaca tidak mendukung dan hujan deras maka sementara mengungsi dulu ke tempat yang lebih aman," imbau Yulius Emanuel.
Hal senada juga diimbau kepada warga di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, untuk segera menjauh dari lokasi longsor. Menurut Yulius, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Camat Ende Timur dan Lurah Rewarangga Selatan agar warga disana segera mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
"Kalau hujan sebaiknya mengungsi dulu jangan bertahan di rumah," Yulius Emanuel.
Yulius kembali menghimbau agar seluruh masyarakat, khususnya di daerah rawan longsor, untuk selalu waspada. Berhati-hati saat beraktifitas karena bisa saja terjadi longsor susulan. “Aparat pemerintah disana, baik RT, RW, lurah hingga camat diminta memantau wilayahnya masing-masing dan segera mengambil tindakan yang diperlukan,” kata Yulius.
Baca juga: 7 Titik Longsor di Ruas Jalan Trans Flores Maumere-Ende, Paling Parah di KM 69
PTOP
4 Bencana di Ende 2 Bulan Terakhir :
1.Tembok Penyokong Bangunan Roboh
Kejadian : 4 Mei 2024 pukul 20.00 Wita
Lokasi : Kelurahan Mautapaga
Korban :
Mariana Natalia Jole (17)
Maria Anita Dete (19)
2.Longsor di Desa Wolotopo Timur
Kejadian : 4 Mei 2024 pukul 21.15 Wita
Korban : Agnes Wara (29)
3.Turap Penahan Kapela Lokoboko Roboh
Kejadian : 22 Mei 2024 pukul 16.00 Wita
Korban : Patrianus Padi dan Philipus
4.Longsor di Rewarangga Selatan
Kejadian : Jumat 7 Juni 2024 pukul 06.00 Wita
Korban :
Bernadus Bata (55),
Henderika Oka (40),
Maria Avika Wonga (7)
Echa (1,5)
5.Longsor di Wolotopo Timur
Kejadian : 7 Juni 2024 pagi
Korban : -
Sumber : BPBD Ende diolah Pos Kupang (Sumber pos kupang cetak).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.