Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini Senin 17 Juni 2024, Tidak Boleh Balas Dendam
Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 17 Juni 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tidak Boleh Balas Dendam.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 17 Juni 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu Tidak Boleh Balas Dendam.
Renungan harian katolik disiapkan oleh Pastor John Lewar, SVD .
Senin 17 Juni 2024 merupakan Hari Senin Biasa XI, Santo Gregorius Barbarigo, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 17 Juni 2024 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Hari Ini Senin 7 Juni 2024 Pekan Biasa XI
Bacaan Pertama 1Raj. 21:1-16
Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku.
Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.”
Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan.
Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?”
Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.”
Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.”
Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.
Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.”
Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat.
Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.”
Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.”
Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.”
Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 5:2-3,5-6,7
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
Bait Pengantar Injil Mzm 119:105
Ref. Alleluya.
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
Bacaan Injil Mat. 5:38-42
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’
Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Dalam kotbahNya di bukit, Yesus menyampaikan sejumlah pesan dan
perintah, di antaranya:” Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu”. Sebuah perintah yang sama sekali berlawanan dengan
perintah:”mata ganti mata, gigi ganti gigi”, sebuah perintah baru yang
bertentangan dengan naluri kebiasaan seorang manusia. Kecenderungan
yang sangat kuat dimiliki oleh setiap kita adalah melawan kejahatan.
Pengalaman harian menunjukkan orang yang melakukan kejahatan
terhadap diri kita tidak hanya satu orang, juga tidak hanya sekali dan
bentuknya pun bermacam-macam; ada yang langsung dan tidak
langsung, ada yang terbuka atau terang-terangan dan ada yang
tersembunyi, seperti menghina, mengejek, memaki-maki, menjelekkan
nama, menyebarkan gosif-gosip buruk tentang kita atau keluarga kita.
Kita diadu domba karena kita memiliki banyak teman, difitnah karena
keberhasilan usaha kita, dipermalukan di depan orang banyak karena
sesuatu hal, dan seterusnya. Biasanya kita cenderung ingin membalas
perbuatan mereka setimpal dengan apa yang mereka lakukan, bahkan
kita ingin membalas mereka lebih dari apa yang mereka perbuat. Kita
jarang memiliki sikap lepas bebas untuk tidak membalas, apalagi
mendoakannya. Sama halnya dengan situasi masyarakat kita saat ini,
kekerasan hampir selalu dibalas dengan kekerasan.
Yesus menyadari bahwa dunia penuh dengan kekerasan. Melalui
pengajaran-Nya Yesus ingin menghancurkan prinsip “kekerasan dibalas
dengan kekerasan”, “kejahatan dibalas dengan kejahatan”. Prinsip itu
perlu dihancurkan karena memutarbalikkan dan merusak hubungan
antara manusia dengan Allah, dan hubungan manusia dengan
sesamanya. Ia menginginkan para pengikutnya untuk tidak membiarkan
dirinya dipimpin oleh kekerasan dan kejahatan agar kemungkinan
pemulihan hubungan satu sama lain dapat terwujud.
Ia menawarkan empat contoh untuk mengatasi kekerasan: memberikan
pipi kiri ditampar padahal pipi kanan sudah ditampar; memberikan
jubahnya, padahal orang lain menginginkan bajunya; berjalan dua mil
bersama orang yang mamaksanya berjalan satu mil; jika ada yang
meminta dan mau meminjam, berikan dan jangan menolak. “Aduh! Ini
adalah pengajaran yang sulit untuk diterima.
Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan malah memperkeruh masalah. Api disulut dengan api akan membuat api menjadi semakin besar. Demikian pula api kejahatan
dibalas dengan api kejahatan akan menjadikan masalah semakin parah.
Balas dendam adalah salah satu racun mematikan, bahkan menjadi motif
tertinggi tindak kejahatan. Sakit rasanya bila orang disakiti atau
dikhianati. Hati belum puas, orang menghendaki yang menyakiti
menderita, dan menderita sepanjang hidupnya.
Orang tidak ikhlas ia mati, tapi juga tidak menerima ia hidup bahagia. Bila mata ganti mata,
bukankah semua orang di dunia ini akan buta? Yesus mengajarkan untuk
tidak membalas dendam. Kejahatan apa pun tetap jahat, tetapi pelaku
tidak pernah sepenuhnya jahat. Balas dendam hanya akan melipatgandakan kejahatan. Yesus diperlakukan dengan sangat kejam, namun Ia tidak membalas bahlan di atas kayu salib, Ia masih mendoakan mereka yang berbuat jahat kepadaNya. Ia tetap mencintai. Dan kasih memang mampu mengobati luka hati dan memperbaiki perilaku orang yang sudah melukai.
Missio:
Hari ini kita berusaha untuk menahan emosi jika ada orang menyakiti hati
kita. Jangan balas dendam, nanti hati kita tambah sakit.
Doa:
Ya Tuhan mampukanlah aku memiliki hati seperti hatiMu. Hati yang tidak
mudah diperbudak oleh hawa nafsuku untuk membalas kelakuan orang
lain yang menyakitiku. Jauhkan aku dari sikap membalas dendam...
Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.